MAKALAH AGAMA
Disusun Oleh :
1. Ahmad
Mahfud (02)
2. Dwilyan
Candra K A (10)
3. Fatihah
Sagita (13)
4. Meria
Irawati (22)
5. Muhammad
Baihaqy (23)
6. Ramdan
Nuari P M (30)
7. Rochmawati
Fattikah (32)
8. Tria
Damayanti (33)
9. Weni Marina (35)
KELAS XI-MIA 3
SMA NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah,
segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kesadaran,
karena kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah di tentukan
dan makalah ini sebagai salah satu tugas sekolah yang berjudul “Kerajaan
Safawi Persia”
Penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga penyusun mengharap kritik dan
saran dari pembaca agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam proses pembuatan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Mojokerto,
16 April 2015
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A. Sejarah
berdirinya......................................................................................
B. Raja-raja
yang berkuasa.............................................................................
C. Kemajuan
yang dicapai.............................................................................
D. Kemunduran..............................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................... iv
A. Kesimpulan................................................................................................ iv
B. Saran......................................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Serangan Mongol telah mengakibatkan runtuhnya khilafah
Abbasiyah di Baghdad. Secara drastis, Kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran, beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam serta pusat-pusat
kekuasaan Islam pun dihancurkan.
Kekuasaan politik Islam mulai mengalami kemajuan kembali
setelah munculnya tiga kerajaan besar yaitu Usmaniyah (kerajaan terbesar yang
pertama berdiri dan paling lama betahan) di Turki, dengan pusat kekuasaannya di
konstantinopel (Istambul), kerajaan Mughal di India dan Safawi di Persia
(Iran). Kerajaan Safawi merupakan kerajaan besar yang kedua dir, Kerajaan ini
berasal dari sebuah gerakan tarekat yaitu tarekat Safawiyah dengan pendirinya
Syekh Safiuddin Ishaq (650 H/1252 M- 735 H/1335 M) pada tahun 1300-an di
Ardabil.
Berawal dari Tarekat Safawiyah, maka lahirlah sebuah
kerajaan besar di Persia yaitu Kerajaan Safawi dengan pendirinya Syeh Isma’il I
pada tahun 907 H/1501 M di Tabriz, Iran. Kerajaan ini mempunyai pengaruh besar
di Persia, karena kerajaan ini sangat fanatik terhadap ajaran agama. Dengan
berdirinya kerajaan ini maka akan memudahkan mereka untuk memperluas ajaran
mereka terhadap pahamsyi’ah.
B.
Pembatasan
Masalah
Makalah ini terdiri dari beberapa pembahasan yang sesuai
dengan judul makalah yaitu Kerajaan Safawi di Persia. Pembahasan makalah ini
terdiri dari beberapa rumusan masalah yaitu:
1.
Sejarah berdirinya Kerajaan Safawi
2.
Raja-raja yang berkuasa
3.
kemajuan Kerajaan safawi : menurut
politik,pemerintahan, ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya
4.
kemunduran
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
perkembangan sejarah Islam di Persia (Iran) terutama pada masa Kerajaan
Safawi dari berdiri, berkembang dan runtuh.
BAB II
PEMBAHASAN
KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA
A.
Sejarah Kerajaan Safawi di Persia
Pada waktu keturunan Timurlenk masih berkuasa di negeri
Ardabil sebuah kota Azerbeijan, telah muncul sebuah gerakan tasawuf yang tekun
dalam ajaran agama. Tujuannya untuk memerangi orang yang ingkar dan memerangi
golongan yang dinamai dengan ahli bid’ah, serta mengislamkan orang Mongol yang
menganut agama Budha, Gerakan tasawuf tersebut adalah sebuah Tarekat
yaitu tarekat Safawiyah.
Kerajaan Safawi merupakan salah satu dari tiga kerajaan
besar yang berkembang pada abad pertengahan yaitu Usmaniyah, Safawiyah dan
Mughol. Ketika kerajaan Usmani sudah mulai mengembangkan sayapnya, kerajaan
safawi mulai berdiri, Kerajaan ini muncul di Persia pada abad ke 16-18. Dalam
perkembangannya kerajaan ini sering terjadi bentrok dengan Turki Usmani.
Kerajaan ini dapat dihubungkan dengan Syekh Ishaq Safiuddin
yang merupakan pendiri dari Tarekat Safawiyah di Persia Barat Laut. Syekh Ishaq
Safiuddin tidak hanya sebagai guru tarekat saja, tetapi Ia juga seorang
pedagang dan politisi. Ia sendiri adalah orang sunni, kekuasaannya tidak hanya
terbatas di Ardabil saja, tetapi juga terbentang dari wilayah Oxus sampai
Persia. Gerakan yang berusaha memerangi orang yang Ingkar dan ahli Bid’ah ini
semakin lama semakin besar dan meluas serta pengikutnya semakin banyak.
Semakin berkembangnya zaman murid-murid tarekat safawiyah
berubah dan beralih menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaannya
dan menentang siapa saja yang tidak mengikuti kepercayaannya, semakin lama
mereka semakin mengatur kekuasaan dan disiplin, sehingga menimbulkan kecurigaan
di pihak kerajaan yang berkuasa. Akibatnya menimbulkan keinginan ingin berkuasa
dikalangan para pengikutnya.
Berkat pengaruh kuat tarekat safawiyah dan setelah berjuang
mengalahkan berbagai suku bangsa yang berada di Persia terutama suku mongol
yaitu Kara Koyunlu dab Aga Koyunlu, Syaikh Isma’il Memproklamasikan dirinya
sebagai raja yang pertama pada tahun 1501 dan menetapkan mazhab Syi’ah sebagai
mazhab tetap kerajaannya. Kerajaan ini berusaha untuk memperluas paham Syi’ah
di Iran dengan membentuk sebuah dinasti, mengkonsolidasikan paham Syi’ah dua
belas dan mendatangkan kedua belas ulama syiah yang berasal dari Syiria,
Bahrain, Arabia Utara dan Iraq bahkan mendirikan madrasah Syi’ah pertama di
Iran.
B. Penguasa-penguasa Kerajaan Safawi
1.
Syah Isma’il I (1501-1524 M). merupakan tokoh
yang memprakarsai atau pendiri kerajaan Safawi dan berkuasa selama 23 tahun.
2.
Tahmasp I (1524-1576 M). yang merupakan raja kedua
kerajaan Safawi, beliau cukup lama memerintah yaitu selama 52 tahun dan
meninggal pada tanggal 14 Mei 1976.
3.
Isma’il II (1576-1577 M), merupakan putera Tahmasp yang
kedua, Ia pernah memimpin peperangan melawan bangsa Turki Usmani.
4.
Muhammad Khudabanda (1577-1587 M), merupakan putera
tertua dari Tahmasp. Pada awal pemerintahannya, Ia menangkap Ratu Peri Khan
Hanim yang dianggapnya mush besarnya yang menghalang-halangi kenaikan tahtanya.
5.
Abbas I (1587-1628 M) , pada usianya yang ke-17 tahun,
Ia naik tahta kerajaan dan diberi gelar Abbas Syah yang agung. Pada saat
kepemimpiannya, Ia selalu mendaptkan serangan dari orang-orang Turki.
6.
Safi Mirza (1628-1642 M) merupakan Syah yang lemah
dalam pemerintahan, namun sangat kejam kepada musuh besarnya dan sangat
pencemburu
7.
Abbas II (1642-1667 M), Ia naik tahta pada usia 10
tahun. Pada masa pemerintahannya kerajaan Iran kembali makmur dan bahagia.
8.
Sulaiman (1667-1694 M), Syeh Sulaiman ini tidak
mempunyai perhatian terhadap masalah pemerintahan dan gemar minum Khamer dan
wanita.
9.
Husein I (1694-1722 M), merupakan seorang Raja yang
baik hati, lemah lembut dan religius.
10.
Tahmasp II (1722-1732 M)
11.
Abbas III (1732-1736 M)
C.
Kemajuan Kerajaan Safawi
Ada beberapa kemajuan kerajaan safawi, baik dalam bidang
politik, ilmu pengetahuan, ekonomi dan dalam bidang industri.
·
Kemajuan dalam bidang politik
Para penguasa kerajaan safawi berhasil menyatukan
wilayah-wilayah Persia, karena sebelumnya wilayah-wilayah Persia terpecah dalam
berbagai dinasti kecil yang bertebaran dimana-dimana sehingga keberhasilan ini
merupakan kebangkitan nasionalisme persia.
Pada masa Ismail I yang merupakan pendiri kerajaan Safawi,
Ismail beserta pasukannya menyiapkan pasukan dan kekuatan yang bermarkas di
Gilan. Pasukan itu disebut Qizilbash (baret merah). Pada tahun 1501 M, pasukan
ini menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu (domba putih) di sharur dekat
Nakh Chivan dibawah pimpinan Ismail. Qizilbash berhasil menaklukkan dan
menduduki Tabriz yang merupakan ibu kota AK Koyunlu. Dan di kota inilah Ismail
memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama kerajaan Safawi. Ia disebut juga
Ismail I yang berkuasa kurang lebih 23 tahun antara 1501-1524 M. Pada
sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan
menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai
propinsi Kaspia di Nazandaran, Baghdad dan daerah Barat daya Persia (1508 M),
Sirwan (1509 M) dan Khurasan. Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah
kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur
(Fertile Crescent) . Ismail I berhasil mempertahankan eksistensi kerajaannya
dan wafat pada tahun 1524 M/930 H.
Dua raja yang memerintah kerajaan Safawi berikutnya adalah
Syah Isma’il II dan Syah Muhammad Khudabandah, tetapi kedua raja tersebut
kurang mampu mengatasi perselisihan antar kelompok dalam barisannya, sehingga
kerajaan Safawi agak mundur dan kekuasaannya berkurang
Selain Isma’il, ada juga sultan-sultan besar yaitu Tahmasp I
dan Syah Abbas yang juga berjasa dalam membawa kerajaan Safawi menuju puncak
kemajuan dan kejayaan. Syah Abaas memimndahkan Ibu kota kerajaan Qizwan ke
Isfahan. Setelah Syeh Abbas tidak ada lagi raja-raja Safawi yang kuat, sehingga
terjadinya perebutan kekuasaan dan kerajaan menjadi lemah.
·
Kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Persia terkenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan
berjasa dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan, tidak heran jika pada masa
kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini terus berkembang. Ada beberapa ilmuan yang
selalu hadir di Istana yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi generalis ilmu
pengetahuan, Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad adalah seorang yang pernah
melakukan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah, dan berkembangnya filsafat
ketuhanan (al-hikmah al-ilahiyyah) merupakan kemajuan dalam bidang tasawuf, ini
dapat terlihat dengan tokoh terbesarnya yaitu Mulla Sadra dengan sebutan
filasafat pencerahan.
·
Kemajuan dalam bidang Ekonomi
Setelah kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun dikuasai dan
diubah menjadi bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini, maka salah satu
jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang diperebutkan oleh Belanda,
Inggris dan Perancis sekarang sepenuhnya menjadi milik kerajaan dan di daerah
bulan sabit subur sektor pertanian mengalami kemajuan.
·
Kemajuan dalam bidang Industri
Dalam bidang industri berhasil membangun proyek-proyek
mencusuar seperti Istana, Masjid, jembatan besar, taman, dan lain-lain. Selain
itu juga telah berhasil memajukan industri permadani, brokad (kain sutera),
porselein, seni lukis, dekorasi dan seni arsitektur.
·
Bidang
Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan
Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut
berdiri bangunan- bangunan besar lagi indah seperti masjid- masjid,rumah- rumah
sakit, sekolah- sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana Chihil
Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan taman- taman wisata yang ditata
secara apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi,
1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Di bidang seni, kemajuan Nampak begitu kentara dalam gaya
arsitektur bangunan- bangunannya, seperti terlihat pada masjid Shah yang di
bangun tahun 1611M dan masjid Syaikh Lutf Allah yang di bangun tahun 1603M.
Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan, keramik,
karpet, permadani, pakaian, dan tenunan, mode, tembikar, dan benda seni
lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail I pada
tahun 1522M membawa seorang pelukis timur ke Tabriz. Pelukis itu bernama
Bizhad. kemudian pada masa abbas I berkembanglah kebudayaan,kemajuan,dan
keagungan pikiran mengenai seni lukis,pahat syair dan
sebagainya,di antara pujangga yang terkenal pada masa itu,ialah muhamad baqir
ibn muhamad yang juga ahli fisafah dan ilmu pasti.
D.
Pemerintahan Kerajaan Safawi
Struktur organisasi
pemerintahan kerajaan safawi secara administratife dapat dibagi menjadi dua
yaitu vertikal dan horizontal. Secara horizontal yaitu pembagian organisasi
pemerintahan berdasarkan garis kesukuan/kedaerahan. Sedangkan secara vertikal
terdiri dari dua jenis yaitu istana (dargah) dan secretariat Negara (divan atau
mamalik). Dari segi kesukuan, Qizilbasy telah menjelma sebagai kelompok
bangsawan dalam pemerintahan militer Kerajaan Safawi. Qizilbasy merupakan suku
keturunana turki yang dijadikan sebagai tulang punggung Kerajaan Safawi di
Persia.
Struktur pemerintahan
Kerajaan Safawi terdiri dari tiga fase perkembangan yaitu:
1.
Periode peralihan yaitu terjadinya banyak perubahan dan penyesuaian struktur
administrasi pemerintahan ini terjadi pada masa kekuasaan Syeh Isma’il sampai
akhir kekuasaan Muhammad Khudabanda (907 H/1501 M-996 H/1588 M). fase ini
ditandai dengan menonjolnya pertentangan kesukuan antara keturunan turki dan
keturunan Persia. Pada masa ini juga dibentuklah jabatan yang disebut dengan vakil-I
nafs-I nafis humayu yaitu jabatan wakil Syah baik sebagai pemimpin politik (padishah),
maupun sebagai pemimpin spiritual (mursyid-i kamil).
2.
Kekuasaan Syeh Abbas I (996 H/1588 M-1038 H/1629 M) dengan melakukan penataan
kembali sistem administrasi Safawi, seperti melakukan pemusatan kekuasaan
dengan pengambilan keputusan yang berada dibawah kekuasaanya.
3.
Masa kemunduran pada masa pemerintahan Syeh Safi yang mengakibatkan jatuhnya
kerajaaan Safawi ketangan orang-orang Afghan (1038 H/1629 M-1135 H/1722 M), ini
dikarenakan tidak efektifnya system politik dan ekonomi. Pada fase ini jabatan
tertinggi disebut dengan mulla-basyi (ketua dewan/majelis ulama) dan wewenan
social politik keagamaan yang disebut dengan Sadr (sadarat) sudah berkurang dan
hanya mengurusi wakaf dan membantu hakim dalam pengadilan.
E.
Sebab-sebab Runtuhnya Kerajaan Safawi
Pada masa kepemimpinan Syah
Syafi’i di kerajaan Safawi menggantikan kakeknya Syah Abbas I yang tidak mampu
lagi melanjutkan kerajaan Safawi, dengan sikapnya yang kasar dan otoriter,
membawa kerajaan safawi dalam kehancuran.
Pada saat turki usmani
berhasil menjatuhkan Baghdad dan merebut Qandahar, Delhi dan Georgis
memberontak untuk melepaskan diri. Dan syah Abbas II berusaha untuk
mengembalikan kerajaan safawi dengan memerintah secara adil dan berusaha
membenahi militer, namun dampak negatif yang diahasilkan oleh ayahnya tidak
dapat diatasi.
Pada tahun 1667, Syah Abbas
digantikan oleh Syah Sulaiman. Tetapi Syah Sulaiman pun tidak mampu membawa
kembali kejayaan kerajaan Safawi. Dan digantikan oleh Syah Husain, namun dengan
kelemahan Syah Husain, kerajaan Safawi dapat ditaklukkan oleh pemberontak
Afghanistan yang dipimpin oleh Mir Mahmud dan akhirnya kerajaan Safawi lumpuh
dan berakhirlah kerajaan Safawi.
Adapun sebab-sebab
runtuhnya kerajaan safawi diantaanya yaitu:
1.
Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, yang dikarenakan
perbedaan paham yang dipegang oleh kerajaan ini.
2.
Kurangnya perhatiannya raja terhadap persoalan social kemasyarakatan dan
kenegaraan.
3.
Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan
Safawi
4.
Pasukan ghulam (budak-budak) tidak memiliki semangat perjuangan yang
tinggi, karena lemahnya system pemerintahan dinasti Safawi yang diciptakan oleh
Syeh Abbas.
5.
Terjadinya konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
istana.
Selain hal tersebut di
atas,pada abad 17 beberapa kalangan Ulama Syiah tidak lagi mau mengakui bahwa
Safawiyah telah mewakili pemerintahan sang imam tersembunyi. Pertama, ulama
mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun temurun tersebut
sebagai penanggung jawab pertama atas ajaran islam Syiah. Kedua, selaras dengan
keyakinan Syi’ah, bahkan semenjak masa keghaiban besar tahun 941 sang imam
tersembunyi tidak lagi terwakili di muka bumi oleh Ulama.Selanjutnya Ulama
menegaskan bahwasannya Mujtahid menduduki otoritas keagamaan yang tertinggi.
Kehancuran rezim ini juga
di sebabkan sejumlah perubahan yang luar biasa dalam hal hubungan negara dan
agama. Safawiyah semula merupakan sebuah gerakan, tetapi setelah berkuasa rezim
ini justru menekan bentuk bentuk Islam sufi yang cenderung kepada pembentukan
lembaga ulama negara.
Krisis abad 18 mengantarkan
kepada berakhirnya sejarah Iran pramodern. Hampir diseluruh wilayah muslim,
periode pramodern yang berakhir dengan Interfensi, penaklukan bangsa eropa, dan
dengan pembentukan beberapa razim kolonial, maka dalam hal ini konsolidasi
ekonomi dan pengaruh politik bangsa eropa telah didahului dengan kehancuran
Inperium Safawiyah dan dengan liberalisasi ulama. Demikianlah, Rezim safawiyah
telah meninggalkan warisan kepada Iran modern berupa tradisi persia perihal
sistem kerajaan yang agung, yakni sebuah rezim yang dibangun berdasarkan
kekuatan unsur kesukuan yang utama, dan mewariskan sebuah kewenangan keagamaan
syiah yang kohesif, monolitik dan mandiri.
BAB III
PENUTUP
Dalam pembahasan-pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa pada mulanya kerajaan Safawi ini berasal dari
gerakan Tarekat Safawiyah, dinamakan Safawiyah karena pendirinya yang bernama
Syekh Ishaq Safiuddin. Awalnya tarekat ini didirikan untuk mengislamkan orang-orang
mongaol yang beragama Budha, dengan semakin berkembangnya tarekat ini, maka
timbullah keinginan para pengikutnya untuk menjadi penguasa, dan akhirnya
mereka menjadi tentara yang teratur dan menentang mazhab yang bukan Syi’ah.
Kerajaan Safawi mulai
mengalami fase peralihan pada masa Isma’il I yang merupakan pendiri pertama
kerajaan Safawi dan berhasil mempersatukan kembali wilyah-wilayah Persia yang
terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil. Tidak hanya kemajuan dalam bidang
politik saja, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan dengan berkembangnya
filsafat ketuhanan Mulla Sadra, dalam bidang ekonomi dengan dikuasainya
pelabuhan Gumrun dan mengubahnya menjadi Bandar Abbas, dalam bidang Industri
dan seni dibangunnya proyek mencusuar dan seni lukis. Dengan para penguasanya
yaitu Isma’il I, Thamasp, Ismail II, Muhammad Khudabanda, Abbas II, Safi dll.
Struktur pemerintahan
kerajaan Safawi terdiri dari tiga fase yaitu fase peralihan, fase pemusatan
kekuasaan dan fase kemunduran. Adapun kemunduran kerajaan ini terdiri dari
beberapa sebab diantaranya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani,
dekandensi moral para penguasa Kerajaan Safawi, pasukan budak-budak yang tidak
memiliki semangat perjuangan dan terjadinya konflik intern dalam memperebutkan kekuasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam (Khilafah). Jakarta PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, tt.
Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, cet. 4. 1997.
Hamka, Sejarah Umat
Islam Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
lapidus, Ira M Sejarah
Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Grapindo Persada, 1999.
Nasution, Harun. Ensiklopedi
Islam Indonesia. cet. 2, ed. Revisi. Jakarta: Djambatan. 2002
Saefudin, Didin. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, cet. 1, 2007.
Sunanto, Musyrifah. Sejarah
Islam Klasik Perkembanagan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kencana, 2007.
Yatim, Badri. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2008.
Komentar
Posting Komentar