pemantauan ekspor impor indonesia dengan amerika serikat



Pemantauan Ekspor 31 Kelompok Hasil Industri
Negara: Amerika Serikat
(Dalam US$)
No.
Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
Trend
1.
4.098.803.093
4.095.975.037
3.957.463.451
-1,74%
2.
2.553.221.964
2.335.602.714
1.885.764.598
-14,06%
3.
1.208.319.584
1.166.768.791
1.315.219.812
4,33%
4.
799.757.514
878.444.977
1.186.412.691
21,80%
5.
890.530.742
1.019.929.014
1.039.902.048
8,06%
6.
717.009.271
782.048.671
800.643.120
5,67%
7.
175.871.170
507.735.935
701.426.681
99,71%
8.
602.376.192
568.671.978
692.197.175
7,20%
9.
277.900.629
291.577.650
428.158.271
24,12%
10.
305.881.433
340.822.984
351.137.432
7,14%
11.
315.484.144
327.624.567
314.368.394
-0,18%
12.
246.444.373
239.145.325
278.387.441
6,28%
13.
221.932.502
237.847.280
231.875.643
2,22%
14.
220.189.393
188.873.357
214.984.158
-1,19%
15.
11.882.255
196.944.472
168.354.969
276,41%
16.
124.237.795
117.132.702
126.697.429
0,99%
17.
100.260.158
89.899.478
105.477.109
2,57%
18.
44.926.917
72.894.997
93.203.072
44,03%
19.
66.454.278
72.732.404
72.414.177
4,39%
20.
168.815.404
85.231.530
72.155.799
-34,62%
21.
64.266.797
67.540.858
51.345.257
-10,62%
22.
34.902.019
35.066.440
38.915.852
5,59%
23.
33.956.675
28.704.555
32.978.956
-1,45%
24.
17.913.882
15.846.261
12.765.291
-15,58%
25.
2.090.147
3.045.238
2.724.734
14,18%
26.
1.398.865
1.334.982
1.456.670
2,05%
27.
1.582.749
952.795
1.375.728
-6,77%
28.
200.674
1.383.824
1.112.269
135,43%
29.
6.281.930
5.216.967
1.008.208
-59,94%
30.
8.317
131.285
23.200
67,02%
31.
76.731.151
68.453.395
65.778.112
-7,41%

TOTAL
13.389.632.017
13.843.580.463
14.245.727.747
3,15%

Pemantauan Impor 31 Kelompok Hasil Industri
Negara: Amerika Serikat
(Dalam US$)
No.
Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
Trend
1.
5.818.056.020
3.048.051.253
2.232.320.034
-38,06%
2.
891.136.418
940.301.474
875.047.890
-0,91%
3.
468.187.247
568.842.323
531.823.716
6,58%
4.
388.654.430
544.891.909
520.425.839
15,72%
5.
437.940.407
480.774.024
388.131.695
-5,86%
6.
449.010.591
398.285.298
340.998.974
-12,85%
7.
241.859.372
244.992.342
300.493.942
11,46%
8.
137.640.279
167.196.215
143.077.425
1,96%
9.
203.985.791
142.283.414
110.020.708
-26,56%
10.
65.861.652
75.807.696
76.719.893
7,93%
11.
70.376.544
58.107.064
74.937.349
3,19%
12.
76.987.523
50.731.810
51.665.374
-18,08%
13.
46.329.118
51.906.938
51.587.288
5,52%
14.
80.645.832
62.468.773
48.363.888
-22,56%
15.
40.115.688
48.583.025
44.422.312
5,23%
16.
31.199.325
52.550.307
43.422.131
17,97%
17.
29.785.166
37.332.557
34.161.786
7,10%
18.
41.962.843
45.667.182
33.776.582
-10,28%
19.
33.972.002
34.689.079
25.508.896
-13,35%
20.
41.053.162
29.025.527
21.732.408
-27,24%
21.
17.673.702
20.270.348
20.385.792
7,40%
22.
16.043.140
15.224.774
16.188.344
0,45%
23.
24.183.231
12.647.808
15.564.040
-19,78%
24.
5.378.578
5.238.058
6.045.737
6,02%
25.
1.893.067
1.901.274
1.996.043
2,68%
26.
1.690.050
2.095.597
1.701.309
0,33%
27.
1.331.811
1.578.793
1.517.733
6,75%
28.
1.510.607
853.349
960.384
-20,27%
29.
188.493
254.674
157.387
-8,62%
30.
6.693
159.040
67.959
218,65%
31.
31.463.856
28.314.898
25.829.044
-9,40%

TOTAL
9.696.122.638
7.171.026.823
6.039.051.902
-21,08%

1.    Dari tabel di atas dari tahun 2012 hingga 2014 dapat dilihat bahwa ekspor komoditi Indonesia dengan Amerika Serikat. Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat antara lain berupa tekstil, pengolahan Karet elektronikan makanan dan minuman, besi, dan sawit, Produk hasil hutan, udang, ikan produk perikanan, dll. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan barang-barang kimia dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih akan mendominasi ekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Kebutuhan yang besar terhadap kedua komoditas tersebut menyebabkan permintaan importir Amerika Serikat masih akan tinggi.

2.    Kebijakan Ekspor

Ekspor suatu negara harus lebih besar daripada impor agar tidak terjadi defisit dalam neraca pembayaran.Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha mendorong ekspor melalui kebijakan ekspor dengan cara berikut :
1)   Diversifikasi Ekspor/Menambah Keragaman Barang Ekspor
Diversifikasi ekspor merupakan penganekaragaman barang ekspor dengan memperbanyak macam dan jenis barang yang diekspor. Misalnya Indonesia awalnya hanya mengekspor tektil dan karet, kemudian menambah komoditas ekspor seperti kayu lapis, gas LNG, rumput laut dan sebagainya. Diversifikasi ekspor dengan menambah macam barang yang diekspor ini dinamakan diversifikasi horizontal. Sedangkan divesisifikasi ekspor dengan menambah variasi barang yang diekspor seperti karet diolah dahulu menjadi berbagai macam ban mobil dan motor atau kapas diolah dulu menjadi kain lalu diproses menjadi pakaian. Diversifikasi yang demikian ini disebut diversifikasi vertikal.
2)   Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir dalam bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam mengurus ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang rendah.
3)   Premi Ekspor
Untuk lebih menggiatkan dan mendorong para produsen dan eksportir, pemerintah dapat memberikan premi atau insentif, misalnya penghargaan atas kualitas barang yang diekspor. Pemberian bantuan keuangan dari pemerintah kepada pengusaha kecil dan menengah yang orientasi usahanya ekspor.
4)   Devaluasi
Devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Dengan kebijakan devaluasi akan mengakibatkan harga barang ekspor di luar negeri lebih murah bila diukur dengan mata uang asing (dollar), sehingga dapat meningkatkan ekspor dan bisa bersaing di pasar internasional.
5)   Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri
Pemasaran suatu produk dapat ditingkatkan dengan mempromosikan produk yang akan dijual. Untuk meningkatkan ekposr ke luar negeri maka pemerintah dapat berusaha dengan melakukan promosi dagang ke luar negeri, misalnya dengan dengan mengadakan pameran dagang di luar negeri agar produk dalam negeri lebih dapat dikenal.
6)   Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kestabilan nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing sangat dibutuhkan oleh para importir dan pengusaha yang menggunakan peroduk luar negeri untuk kelangsungan usaha dan kepastian usahanya. Bila nilai kurs mata uang asing terlalu tinggi membuat para pengusaha yang bahan baku produksinya dari luar negeri akan mengalami kesulitan karena harus menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai pembelian barang dari luar negeri. Akibatnya harga barang yang diproduksi oleh pengusaha tersebut menjadi mahal. Hal ini dapat menurunkan omzet penjualan dan menurunkan laba usaha, yang akhirnya akan mengganggu kelangsungan hidup usahanya.
7)   Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional
Melakukan perjanjian kerja sama ekonomi baik bilateral, regional maupun multilateral akan dapat membuka dan memperluas pasar bagi produk dalam negeri di luar negeri. serta dapat menghasilkan kontrak pembelian produk dalam negeri oleh negara lain. Misalnya perjanjian kontrak pembelin LNG (Liquid Natural Gas) Indonesia yang dilakukan oleh Jepang dan Korea Selatan


Komentar