pengaruh larutan terhadap sari buah



I.       PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang         
Jeruk adalah salah satu tanaman buah-buahan yang penyebarannya meluas hampir di setiap wilayah di dunia ini. Rasa asam manis serta menyegarkan membuat tanaman ini banyak dikembangkan dan dikonsumsi buahnya oleh masyarakat dunia. Vitamin C yang terkandung pada buah jeruk sangatlah tinggi dan berfungsi untuk daya tahan tubuh. Selain vitamin C, jeruk juga banyak mengandung zat-zat bermanfaat bagi tubuh, sehingga tanaman ini bisa digolongkan ke dalam salah satu tanaman obat. Jeruk adalah salah satu buah yang paling sering dibuat menjadi minuman seperti sirup dan sari buah.
Sari buah adalah cairan yang dihasilkan dari pemerasan atau penghancuran buah segar yang telah masak. Sari buah memiliki rasa yang alami dan sedikit asam yang dihasilkan dari ekstrak buah. Ekstrak buah ini berupa cairan yang juga disebut dengan sari buah. Sari buah sangat baik untuk dikonsumsi karena terdapat kandungan-kandungan gizi. Kandungan gizi sari buah tersebut tergantung pada buah buah yang di ekstrak. Misalnya pada sari buah jeruk memiliki kandungan vitamin C. Proses pembuatan sari buah terkadang menyebabkan hilangnya kadar vitamin C pada sari buah. Pemanasan adalah salah satu penyebab hilangnya vitamin C pada sari buah.
Berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada sari buah terhadap tingkat kehilangan vitamin C, mengamati efek beberapa jenis asam yang ditambahkan terhadap kualitas sari buah dan efek dari proses penjernihan dan penambahan antioksidan terhadap kualitas sari buah dialkukanlah praktikum ini.

                      




I.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengaruh larutan terhadap mutu sari buah berdasarkan tingkat asam atau basa.
2.      Untuk mengetahui warna, aroma dan kejernihan terhadap mutu sari buah.
3.      Untuk mengetahui faktor penyebab kekeruhan pada mutu sari buah.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui bagaimana pengaruh dari larutan terhadap mutu sari buah, efek dari jenis asam terhadap kualitas sari buah dan efek dari penambahan dan penjernihan terhadap kualitas sari buah.











II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1  Jeruk
Jeruk/limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga citrus berbentuk pohondengan buah yang berdaging dengan rasa manis/masa dan segar Jeruk sangatlh beragamdan beberapa spesies dapat saling bersilangan. Asal jeruk adalah asia timur dan asiatenggara , jeruk manis dan sitrun/lemon berasal dari asia timur, buah jeuk adalah sumber vitamin C dan daunnya juga digunakan sebagai rempah.
2  Jambu biji
Jambu dapat diperbanyak dengan biji, namun perbanyakan ini tidak disukai karena tumbuhnya lama dan merubah sifat dari induknya. Daun jambu bigi dikenal sebagai bahanobat tradisional untuk batuk dan diare, juga berkhasiat untuk penyembuhan demam. Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat sehingga sangat cocok dikonumsi untuk menjaga kesehatan warna daging jambu yang merah banyak mengandung vitamin Auntuk kesehatan mata dan antioksidan.
 3  Nanas
 Nanas adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari brasil dan Paraguay, tumbuhan initermasuk familia nanas-nanasnya perawakan kabitus, tumbuhnya rendah, herba(menahun) dengan lebih 30 daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk voset mengelilingi batang yang tebal.
4  Apel
Apel adalah jenis buah-buahan, apel memiliki berbagai jenis biasanya berwarna merah bila masak,hijau,kuning, kulit buahnya agak lembek, daging buahnya keras, dan memiliki beberapa biji. Apel banyak dijumpai di daerah dingin, kebanyaan apel dimakan mentahdanjuga dibuat pasta, dan saus apel juga sebagai minuman sari buah apel.
5  Aquades
Tidak menyebabkan iritasi mata dan kulit apabila kontak, apabila tertelan tidak berbahaya, apabila terhisap tidak menyebabkan irtasi paru- paru.


II.2  Sari Buah
Sari buah jeruk adalah sari buah yang diperoleh dengan memeras atau menekan isi buah jeruk. Diminum di banyak tempat di dunia, sari buah jeruk biasanya menjadi bagian makan pagi atau sarapan. Sari buah jeruk segar
memiliki rasa buah alami dan sedikit asam, dan mengandung banyak
vitamin C (Anonim, 2009).
 Buah yang cocok digunakan dalam pembuatan sari buah jernih, tentunya buah yang mengandung kadar pektin rendah. Adanya kandungan pektin
yang tinggi pada buah akan menyebabkan viskositas sari buah
menjadi lebih viscous. Untuk itu dalam pembuatan sari buah diperlukan
tahap penjernihan atau filtrasi, agar produk sari buah menjadi lebih
jernih (Nugraha, 2008).
Kotoran yang melekat pada kulit buah dihilangkan dengan cara mencuci buah menggunakan air bersih yang mengalir. Bila perlu buah dicuci dalam larutan yang mengandung chlorine 0,1%. Fungsi chlorine di sini
untuk membunuh mikroba yang mungkin menempel pada permukaan kulit

buah (Satuhu, 2004).
Sari buah yang dijual dipanaskan mengandung vitamin yang tinggi yang berasal dari ekstrak buah, namun ada pula sari buah yang memiliki kandungan vitamin C yang sedikit diakibatkan oleh proses pengolahan. Pemanasan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengolahan vitamin khususnya vitamin C karena vitamin C mempunyai sifat yang mudah teroksidasi oleh panas (Ishak, 2009).
Menurut Nugraha (2008), jenis-jenis sari buah yang beredar di pasar adalah :
1.   Sari buah segar kemasan. Umumnya hanya boleh disimpan 7 hingga 10 hari karena tidak terdapat bahan tambahan dan pengawet. Produk ini jarang terdapat di pasar.
2.   Sari buah murni. Kebanyakan adalah sari buah murni yang kental dan dilarutkan dengan air. Setelah melalui proses steril dengan cara pemanasan, akan hilang sebagian vitaminnya dan rasanya juga berubah sedikit.
3.   Konsentrat sari buah. Sari buah semacam ini mengandung banyak zat gula dan bahan tambahan. Rasanya dapat diatur menurut selera peminumnya.
4.   Minuman sari buah. Ada yang mengandung dan yang tidak mengandung gas, kadar sari buahnya juga berlainan.
Menurut Sudarmatoso (2012), bahwa Faktor penentu aspek kualitas dari produk sari buah yang akan dibuat adalah :
1.      Sortasi dan pengupasan. Sortasi dilakukan sebagai pemilihan ulang agar dapat hasil yang seragam. Serta dilakukan pengupasan dengan tujuan untuk bagian-bagian yang tidak dikehendaki maupun bagian yang tidak bisa dimanfaatkan.
2.      Pemotongan dan pencucian. Pemotongan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh potongan-potongan buah, sehingga pada saat diekstrak cairan yang ada di dalam buah dapat secara optimum terekstrak. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran atau noda debu yang tidak dikehendaki.
3.   Ekstaksi. Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan komponen-komponen dari suatu sistem campuran, baik berupa campuran padat-padatan, padatan cairan, maupun cairan-cairan. Produk utama yang dikehendaki daei ekstraksi adalah ekstraknya. Sedangkan ampas atau residunya merupakan hasil samping.
Sari buah keruh (tidak jernih) disebabkan oleh Adanya kandungan pektin yang tinggi pada buah akan menyebabkan viskositas sari buah menjadi lebih viscous, sehingga kenampakan sari buah menjadi lebih keruh. Untuk itu, dalam pembuatan sari buah diperlukan tahap penjernihan atau filtrasi agar produk sari buah menjadi jernih. Senyawa pektin merupakan senyawa yang terdapat di seluruh jaringan tanaman, terutama sebagai komponen lamella tengah yang berperan sebagai perekat antar dinding sel; bercampur dengan sellulosa dan hemisellulosa. Pada jaringan yang masih relatif muda dan segar, pada buah mentah, senyawa pektin tersebut tidak larut dalam air atau cairan jaringan sehingga fungsi sebagai perekat sangat kuat. Pada buah yang matang (ripening), senyawa pektin mulai larut sehingga daya perekatan antar sel lemah dan tekstur melunak. Pektin juga dikenal karena lemampuannya membentuk gel (Rosaeka, 2008).
Menurut SNI 01-6019-1999, sari buah jeruk jeruk adalah produk minuman yang diperoleh secara mekanis dari buah jeruk ( Citrus sinensis L. Osbeck, Citrus reticulate Blanco atau varietas lainnya) matang atau dari pengenceran
 konsentrat sari buah jeruk, tanpa fermentasi, diawetkan, dan dengan atau tanpa penambahan tambahan makanan yang diizinkan. Kualitas minuman sari buah jeruk menurut Badan Standarisasi Nasional (1995) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Syarat mutu minuman sari buah jeruk (SNI 01-6019-1999)
No
Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1.
Keadaan :
1.1  Warna
1.2  Bau
1.3  Rasa
  
-
-
-                       

Normal
Normal, khas jeruk
Normal, khas jeruk
2.
Ph
-
Maks.4
3.
Padatan terlarut
b/b,%
Min. 10.0/11.0
4.
Gula (Sukrosa)
b/b,%
Maks. 5
5.
Etanol
b/b,%
Maks. 0.3
6.
Minyak atsiri
ml/kg
Maks. 0.4
7.
Asam yang mudah menguap ( sebagai asam asetat)
b/v,%
Trace
8.
Sulfur dioksida (SO2)
mg/kg
Maks. 10
9.
Bahan tambahan makanan
9.1 Pengawet

9.2 Pewarna makanan

-

-

Sesuai SNI 01-0222-1995
Sesuai SNI 01-0222-1995
10.
Cemaran Logam
10.1 Timbal (Pb)
10.2 Tembaga (Cu)
10.3 Seng (Zn)
10.4 Timah (Sn)
10.5 Besi (Fe)
10.6 Jumlah Cu, Zn, dan Fe

mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg

Maks. 0.3
Maks. 5.0
Maks. 5.0
Maks. 40.0/250 **
Maks. 15.0
Maks. 15.0
11.
Cemaran Arsen (As)
mg/kg
Maks. 0.2
12.
Cemaran mikroba
12.1 Angka Lempeng Total
12.2 Bakteri bentuk Coli
12.3 E.coli
12.4 Kapang
12.5 Khamir

Koloni/ml
APM/ml
APM/ml
Koloni/ml
Koloni/ml

Maks. 2.102
Maks. 20
< 3
Maks. 50
Maks. 50
Sumber: Badan Standar Nasional Indonesia, 1999

II.3 Vitamin C
Vitamin yang tergolong larut dalam air adalah vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara revesibel menjadi asam L-dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asaL-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai (Winarno, 2004).
Keasaman atau pH vitamin C tergolong asam. Vitamin C sangat sensitif terhadap pemanasan, bahkan pemanasan yang tergolong ringan (sedikit diatas suhu kamar). Vitamin C juga sensitif terhadap sinar, senyawa oksidator
(seperti : iodium, Hydrogen Peroksida dll) dan logamserta pemanasan yang tinggi dapat mempercepat laju oksidasi pada vitamin C yang menyebabkan kerusakan pada sari buah. Vitamin C teroksidasi dalam larutan oleh oksigen, dengan memberikan 2 elektron pada senyawa oksidator (Anonim, 2011).
Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodin. Hal ini berdasarkan bahwa vitamin dapat bereaksi dengan iodin. Indikator yang dipakai adalah amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap
1 ml 0.01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam   askorbat. Vitamin C  dengan  iod   akan membentuk  ikatan dengan atom C  nomor  2 dan 3 sehingga  ikatan  rangkap hilang (Anonim, 2010).
Jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk
 kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam  antarvarietas, tetapi berkisar antara 27-49 mg/100 g daging  buah. Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C  per  100 ml tergantung pada jenisnya. Makin tua kandungan  vitamin C-nya, tetapi semakin manis rasanya.  Vitamin   C terdapat  pada  sari  buah,  daging,  dan   kulit. Seperempat bagian dari total kandungan vitamin C buah Jeruk terdapat di dalam sari buahnya. Vitamin C dalam buah-buahan, termasuk jeruk,  secara ilmiah telah terbukti mampu melindungi tubuh terhadap serangan kanker (Anonim, 2010).
Buah jeruk paling ideal dalam bentuk jus. Komposisi gizi jeruk manis
per 100 gram adalah: energi 45 kkal, protein 0,9 g, lemak 0,2 g,
karbohidrat 11,2 g, fosfor 23 mg, kalsium 33 mg; besi 0,4 mg, vitamin A 190 IU, vitamin B1 0,08 mg, vitamin C 49 mg, serta air 87,2 g. Kandungan air  buah jeruk tergantung pada lokasi penanamannya, sinar matahari, temperatur, kelembaban, dan lain- lain. Tanaman jeruk yang ditanam di daerah yang cukup air, daging buah dan kulitnya akan lebih banyak mengandung air dan mineral dibandingkan dengan yang ditanam di daerah kering (Anonim, 2010).
Secara kimiawi sifat vitamin C adalah: MW=176.1; mp=193°C. Gugus hidroksil pada atom C no. 3 memiliki nilai pKa =4,2 dan gugus hidroksil pada atom C no. 3 memiliki nilai pKa =11,6. Namun demikian pH atau keasaman vitamin C tergolong asam. Vitamin C sangat sensitif terhadap pemanasan, bahkan pemanasan yang tergolong ringan (sedikit diatas suhu kamar). Vitamin C juga sensitif terhadap sinar, senyawa oksidator seperti: yodium, hidrogen peroksida, dll, dan logam (besi, dan lain-lain). Vitamin C mudah teroksidasi, terutama bila terlarut dalam suatu pelarut (air misalnya). Vitamin C teroksidasi dalam larutan oleh oksigen, dengan memberikan 2 elektron pada senyawa oksidator (Anonim, 2009).
                 





III.  METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1  Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Aplikasi Perubahan Kimia Pangan dengan  judul Evaluasi Mutu Sari Buah, dilaksanakan pada hari  Selasa, 30 September 2014 pukul 09.50-13.00 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi  Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2  Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
-  erlenmeyer                                          -  kain saring 
-  pipet volume                                        -  pisau                        
-  hot plate                                               -  wadah/ baskom
-  gelas kimia                                          -  alat peras jeruk
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
-  jeruk 1 kg                                           
-  aluminium foil               
-  kertas label                                       
-  aquadest                   
-  tissue roll
III.3  Prosedur Praktikum
Prosedur kerja dalam praktikum evaluasi mutu sari buah adalah sebagai    berikut
1.      Membuat Sari Buah
·         Dikupas kulit buah jeruk, lalu diambil sarinya dengan cara disaring ke dalam gelas jar sebanyak 500 ml.
·         Dibagi ke dalam 5 erlenmeyer, volume 60 ml.
·         Dipanaskan di hot plate pada suhu 50o C selama 15 menit.
·         Dipanaskan,lalu diambil 10 ml kemudian diencerkan 100 ml.
·         Diencerkan,lalu diambil 25 ml untuk dititrasi.
·         Diamati organoleptiknya, berupa warna, aroma, rasa, kenampakan. 
2.      Titrasi Vitamin C
·         Diambil 10 ml sari buah dan disimpan dalam labu takar 100 ml. Kemudian diencerkan hingga batas tera.
·         Dipipet sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer.
·         Ditetesi dengan indikator pati 3 tetes.
·         Dititrasi dengan iod 0,1 N hingga berubah menjadi warna biru.
·         Dihitung persentase vitamin C.
III.4   Perlakuan 
Perlakuan pada praktikum Evaluasi Mutu Sari Buah adalah :
A0 = tanpa perlakuan
A1 = dipanaskan selama 5 menit
A2 = dipanaskan selama 10 menit
A3 = dipanaskan selama 15 menit
A4 = dipanaskan selama 20 menit








IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1  Hasil
               Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 06. Hasil Uji Organoleptik Sari Buah Jeruk
Perlakuan
Vitamin %
Aroma
Warna
kejernihan
Sebelum
Sesudah
A0
0.05
-
Khas jeruk
Kuning cerah
keruh
A1
0.05
0.07
Khas jeruk
Kuning cerah
Keruh
A2
0.05
0.046
Khas jeruk
Kuning cerah
Keruh
A3
0.05
0.045
Khas jeruk
Kuning cerah
Keruh
A4
0.05
0.042
Khas jeruk
Kuning cerah
Keruh
Sumber : Data Primer Praktikum Aplikasi Perubahan Kimia Pangan, 2014
IV.2  Pembahasan
Aroma Jeruk pada perlakuan A3 sebelum dan sesudah pemanasan adalah tetap aroma khas. Sebelum pemanasan sari buah jeruk, aroma khas jeruk masih sangat kuat tapi setelah pemanasan aroma khas jeruk menjadi berkurang. Hal ini sesuai  dengan Anonim (2010) bahwa aroma sari buah akan mengalami perubahan akibat pemanasan yang lama yaitu penurunan atau kerusakan karena oksidasi dan proses penguapan saat pemanasan.
Warna sari buah jeruk pada perlakuan A3, sebelum pemanasan adalah kuning cerah. Setelah pemanasan selama 15 menit pada
warna orange pada jeruk tetap kuning cerah tapi kadar kecerahannya berkurang. Hal ini disebabkan karena sari buah mudah terdegradasi oleh pengaruh panas sehingga pigmen karotenoid menjadi rusak selama proses pemanasan. Hal ini sesuai dengan Anonim (2010) yang menyatakan bahwa pigmen-pigmen sari buah dapat berubah oleh pengolahan. Sari buah mudah terdegradasi oleh pengaruh panas, asam, alkali atau enzim. Karotenoid mudah rusak oleh pemanasan kering dan oksidasi.
       Hasil pratikum mutu sari buah terhadap kejernihan dengan
perlakuan A3 yang telah dipanaskan selama 15 menit yaitu keruh (tidak jernih) disebabkan oleh adanya kandungan pektin yang tinggi pada buah akan menyebabkan viskositas sari buah menjadi lebih viscous, sehingga kenampakan sari buah menjadi lebih keruh. Hal ini sesuai dengan atkinz (1951) yang menyatakan bahwa pektin yang terdapat pada sari buah mempunyai daya tahan yang relatif kurang terhadap pemanasan sehingga dibutuhkan enzim pektinase untuk menurunkan kandungan pektinnya.
Hasil uji total vitamin C pada mutu sari buah jeruk pada perlakuan A3 sebelum pemanasan adalah 0.05 %. Setelah pemanasan total vitamin C nya
adalah
0.045 %. Kandungan vitamin  C yang terdapat pada sari buah mengalami pernurunan. Hal ini dikarenakan karena sifat vitamin C yang mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam. Perlakuan pemanasan maupun pengeringan akan merusak ataupun menurunkan kandungan vitamin C dalam bahan. Hal ini sesuai  dengan Anonim (2010) yang menyatakan bahwa vitamin C yang terdapat dalam sari buah akan lebih mudah larut dengan pemanasan, tanpa pemanasan sebagian dari vitamin masih tertinggal dalam ampas. Kandungan vitamin C yang sedikit kemudian dilakukan pemanasan maka kadar vitamin C yang dihasilkan akan semakin kecil..







V.  KESIMPULAN DAN SARAN
V.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah:
1.      Pemanasan terhadap sari buah dapat menurunkan vitamin C di tiap tingkat pemanasan karena vitamin C dan vitamin lainnya mudah rusak karena pemanasan.
2.      Pemanasan terhadap sari buah menyebabkan penurunan mutu sari buah  secara organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa, dan kenampakan sari buah tiap tingkat pemanasan.
3.      Faktor penyebab kekeruhan pada mutu sari buah karna adanya kandungan pektin yang tinggi pada buah akan menyebabkan viskositas sari buah menjadi lebih viscous, sehingga kenampakan sari buah menjadi lebih keruh
V.2  Saran
Saran untuk praktikum Evaluasi Mutu Sari Buah adalah praktikan harus lebih teliti sehingga kesalahan-kesalahan dalam praktikum seperti kesalahan titrasi iod bisa diminimalisir sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.










Daftar Pustaka


Anonim, 2009Sari Buah.http://id.wikipedia.org/wiki/sari_buah.
Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014, Makassar.

Anonim, 2010. Sari Buah.http://ui.vlsm.org/b ebas/v12/artikel/pangan/IPB/Sari %20buah.pdf.Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014.Makassar.

Anonim, 2011. Sari Buah.http://id.wikipedia.org/wiki/sari_buah. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014, Makassar.

Anonim, 2014. Jeruk Manis (Citrus sinensis L) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31702/4/Chapter%20I.pdf. Diakses 1 Oktober 2014, Makassar.
Kamarasta, 2012. Klasifikasi Jeruk Manis. http://cyber.kamarasta. web.id/files/8pJezZa7/jeruk.pdf. Diakses 1 Oktober2014, Makassar.

Nugraha, Aditya Putra. 2008. Penyiapan Sirup/Larutan Gula untuk  Medium Pengisi dalam Pengalengan Buah dengan Target  Kadar Gula SirupFinal Setelah Sterilisasi.http://sudarmantososastro.wordpress.com/category/buah-sayur/. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2014, Makassar

Rosaeka, 2008. Sari Buah Jernih (Clear Fruit Juice). http://sudarmantosastro.wordpress.com/2008/03/30/sari-buah-jernih-clear-fruit-juice/. Diakses pada tanggal 30 September 2014.

Satuhu, 1996Penanganan dan Pengolahan Pangan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudarmatoso, sastro.2012. Sari Buah  Jernih . http://sudarmantosastro.wordpress.com/2008/03/30/sari-buah-jernih-clear-fruit-juice.pdf. Diakses Pada tanggal 03 Oktober 2013, Makassar




                           

Komentar