pemikiran manusia dan pendekatan ilmiah



PEMIKIRAN MANUSIA

DAN PENDEKATAN ILMIAH

Bidang
IAD - ISD - IBD
login
 







Dosen Pembimbing:
BACHTIAR IRFAN M.Pd.I., M.H.I

Disusun Oleh : KELOMPOK 4
1.             RAHMATULLOH AKBAR                                                     ( D97216074 )
2.             SHINTA PRASTI PERMATADEWI                                    ( D97216081 )
3.             WENI MARINA                                                                         ( D97216090 )


TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
 


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan  rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
            Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD, ISD, IBD semester ganjil tahun ajaran 2016. Adapun topik yang dibahas di dalam  makalah ini adalah Pemikiran Manusia dan Pendekatan ilmiah.
            Kami  juga mengucapkan  terima kasih kepada kelompok kami  yang telah  membantu  menyelesaikan tugas  makalah ini terutama kepada Dosen kami Bachtiar Irfan M.Pd.I., M.H.I Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
            Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga memahami berbagai pemikiran manusia dan pendekatan ilmiah. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.






Surabaya,  07 Oktober 2016



Tim Penyusun


KELOMPOK 4

DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................        i
KATA PENGANTAR...................................................................................        1
DAFTAR ISI.................................................................................................        2
BAB I      PENDAHULUAN........................................................................        3
A.    Latar Belakang.........................................................................................        3
B.     Rumusan Masalah....................................................................................        3
C.     Tujuan                                                                                                               4
D.    Manfaat  ..................................................................................................        4
BAB II    PEMBAHASAN...........................................................................        5
A.    Manusia sebagai makhluk berakal......................................................        5  
B.     Proses lahirnya pemikiran...................................................................        6
C.     Metode ilmiah....................................................................................        7
D.    Keterbatasan metode ilmiah...............................................................        8
E.     Sikap ilmiah........................................................................................        9
F.      Ilmu pengetahuan perspektif islam.....................................................        9
G.    Kontribusi ilmuan muslim dalam sains dan teknologi........................        10
BAB III   PENUTUP....................................................................................        11
A.    Kesimpulan.........................................................................................        11
B.     Saran                                                                                                               11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................        12














BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna, berakal dan berbudi. Secara kebudayaan. Manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Karena itu manusia hidup bertetangga. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena manusia diberikan akal sehat, dikaruniai budi pekerti sehingga dapat memahami , mengerti , dan memecahkan persoalan yang ada di sekitarnya .
Metode ilmiah adalah cara yang tepat untuk mengetahui pengetahuan secara fakta bersifat sistematis, berobjek dan berlaku secara universal. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta.

B.     Rumusan Masalah
Kehidupan manusia sangat kompleks, sehingga banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan manusia sebagai makhluk berakal dan metode ilmiah. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai :
1.      Bagaimana manusia sebagai makhluk berakal?
2.      Bagaimana proses lahirnya pemikiran manusia?
3.      Apa yang dimaksud metode ilmiah?
4.      Apa saja keterbatasan metode ilmiah?
5.      Apa saja sikap ilmiah?
6.      Bagaimana ilmu pengetahuan sebagai perspektif islam?
7.      Bagaimana kontribusi ilmuan muslim dalam sains dan teknologi?

C.    Tujuan 
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat di tarik tujuan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui manusia sebagai makhluk berakal
2.      Untuk mengetahui proses lahirnya pemikiran manusia
3.      Untuk mengetahui metode ilmiah
4.      Untuk mengetahui keterbatasan metode ilmiah
5.      Untuk mengetahui sikap ilmiah
6.      Untuk mengetahui ilmu pengetahuan sebagai perspektif islam
7.      Untuk mengetahui kontribusi ilmuan muslim dalam sains dan teknologi

D.    Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut :
a.       Bagi Penulis Sebagai bahan latihan untuk menulis karya ilmiah
b.      Bagi Pembaca Sebagai bahan referensi mengenai faktor tujuan pendidikan

          













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Manusia sebagai makhluk berakal
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan Allah SWT yang memiliki karakter yang khas. Manusia masih dapat hidup meskipun akalnya hilang. Seperti orang gila, atau anak kecil yang akalnya belum sempurna. Namun akal merupakan kelebihan yang diberikan kepada manusia, [[1]] dengan akal yang dimilikinya telah mengangkat kedudukan manusia sekaligus menjadikannya makhluk paling utama. [[2]]
Manusia yang diciptakan dengan bentuk yang sempurna, sesuai dengan Firman Allah SWT
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (التين : 4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Al - Tiin : 4)
Akal berasal dari bahasa arab, yaitu al-aqlu. Akal merupakan kemampuan yang diberi oleh Allah SWT kepada manusia yang melekat dengan fungsi otak. Sebab otak manusia memiliki keistimewaan untuk mengkaitkan fakta yang diindera dengan informasi. Berbeda dengan otak hewan, dimana otak hewan tidak memiliki kemampuan mengkaitkan fakta yang diindera dengan informasi. [[3]] Akal merupakan kekuatan menghasilkan kesimpulan tentang sesuatu. Kekuatan tersebut merupakan kerja satu organ tubuh manusia seperti otak. [[4]] Akal terletak di qalbu (jantung) dan qalbu terletak di dada. Maka, otak dan akal sangat berbeda tetapi mempunyai kesetaraan. [[5]]
Otak merupakan organ tubuh makhluk hidup berfungsi sebagai penyimpan data atau informasi. Sedangkan akal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk mengolah segala informasi di otaknya dan menghasilkan gagasan. [[6]]

B.     Proses lahirnya pemikiran manusia
a. Rasa ingin tahu manusia
Lahirnya pemikiran manusia berawal dari rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut dapat mendorong manusia untuk melakukan sesuatu demi menemukan jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.
b.Tahapan pemikiran manusia menurut Comte
1.      Tahap teologis, merupakan tahap kekanak-kanakan yaitu manusia tidak mempunyai daya kritis sama sekali
2.      Tahap metafisik, merupakan tahap peralihan yaitu manusia sudah menanyakan tentang fenomena yang ada di sekitar dirinya.
3.      Tahap positif, merupakan tahap pamungkas yaitu berusaha untuk menemukan segala sesuatu dengan berbagai eksperimen yang akhirnya menghasilkan fakta ilmiah, terbukti dan dapat dipertanggung jawabkan. [[7]]
c. Tingkatan berpikir pada manusia
1.      Pemikiran dangkal (al fikru al sathhy) yaitu melihat sesuatu kemudian menilainya tanpa adanya pemahaman.
Contoh : apabila seseorang bertanya,” mengapa anda beragama islam?” dan di jawab,” Karena saya lahir dari keluarga Islam”
2.      Pemikiran mendalam (al fikru al ‘amiq) yaitu melihat sesuatu kemudian memahaminya, setelah itu baru menilai.
Contoh : jawaban pertanyaan di atas,” Beragama merupakan fitrah manusia. Sekiranya tidak beragama maka akan terjadi kegersangan atau suatu ‘kehilangan’ dalam diri seseorang, karena faktanya manusia membutuhkan kepada sesuatu yang mempunyai kekuasaan melebihi manusia itu sendiri. Dan, dalam agama ada konsep yang menjelaskan tentang ‘sesuatu’ yang lebih berkuasa daripada manusia yaitu tuhan. Dan karena orang tua islam, maka saya pun beragama islam.”
3.      Pemikiran cemerlang (al fikru al mustanir) yaitu melihat sesuatu, lalu memahaminya dan memahami segala hal yang terkait dengannya, kemudian baru menilai.
Contoh : menjawab pertanyaan di atas,” Adanya manusia, alam semesta dan kehidupan ini pasti ada yang menciptakan. Dia adalah sang khalik. Konsepsi sang khalik dalam Islam dinamakan dengan Allah swt. Konsepsi ini lebih logis dibandingkan dengan konsepsi yang lain. Islam memandang bahwa Tuhan ada tanpa ada yang menciptakannya, ia bersifat azali, tidak berawal dan berakhir. Apabila tuhan ada karena diciptakan maka dia adalah makhluk. Dan apabila tuhan ada awalnya ataupun akahirnya, itupun membuktikan ia terbatas. Sesuatu yang terbatas adalah makhluk, dan Sang Khalik, Tuhan tidak layak mempunyai sifat terbatas. Dan inilah konsepsi islam.” [[8]]

C.    Metode ilmiah
Metode merupakan prosedur atau cara dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti. [[9]]
Proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. [[10]]

D.    Keterbatasan metode ilmiah
Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan pengetahuan yang ilmiah. Kita telah mengetahui bahwa data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan.
Kita melakukan pengamatan dengan panca indra yang juga mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta. Jadi kemungkinan keliru dari penangkapan panca indra tetap ada, sehingga dengan demikian kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah juga tetap ada.
Oleh karena itu, semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pengetahuan alam (IPA), bersifat tentatif. Artinya, sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu, maka kesimpulan itu dianggap benar.
Sebaliknya, kesimpulan ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu maka kesimpulan tersebut menjadi kebenaran baru, sehingga tidak mustahil suatu kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. [[11]]

E.     Sikap ilmiah
Ilmu pengetahuan memiliki cirri khas yaitu obyektif, metodik, dan sistematis serta berlaku umum. Sehingga terkondisi memiliki sikap ilmiah :
1.      Mencintai kebenaran yang obyektif, bersikap adil
2.      Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolute
3.      Tidak percaya pada tahayul
4.      Ingin tahu lebih banyak
5.      Tidak berpikir secara prasangka
6.      Tidak mudah percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa bukti nyang nyata
7.      Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut ilmiahnya benar [[12]]

F.     Ilmu pengetahuan sebagai perspektif islam
Islam mengajarkan bagaimana cara hidup, cara berinteraksi , dan hal lainnya. Di zaman yang serba modern dan serba canggih kita harus menyesuaikan diri pada jaman ini, dan saling berkompetisi terhadap kompetitor lain yang sama sama hidup pada waktu yang sama. Jika tidak menyesuaikan diri dan tidak berusaha untuk berkompetisi maka akan menjadi manusia yang terseleksi oleh alam dan akan menjadi orang yang tertinggal.  Ilmu Pengetahuan menjadi akar pokok permasalahan dan pondasi bagi hidup seseorang di dunia.  Maka islam memerintahkan kita untuk senantiasa hidup berdampingan dengan Ilmu Pengathuan.
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.
Salah satu untuk cara atau metode untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan membaca , sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Alaq 1-5
1.      bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.      yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [[13]]

G.    Kontribusi ilmuan muslim dalam sains dan teknologi
Teknologi adalah ilmu yang menggali berbagai pengetahuan terapan. Teknologi juga sering dipakai untuk menyebut berbagai jenis peralatan yang mempermudah hidup manusia. Berikut konstribusi ilmuwan muslim dalam sains dan teknologi :
1.      Al Khazani, meneliti benda jatuh ke bumi (teori gravitasi).
2.      Nashirudin at-Thusi, ilmuwan pertama mengukur jarak angka
3.      Abu Said al Asmai dan Abu Khair, ilmuwan yang mempelajari ilmu botani
4.      Syarif al-Idrisi, ilmuwan  mempelajari bumi dan membuat globe (bola dunia)
5.      Ibnu Amajur 885-933 M, ilmuwan yang mencatat perjalanan bulan dengan sangat teliti, dapat menunjukkan kesalahan teori mengenai garis lintang bulan yang diungkapkan Hipparchus abad 2 sebelum masehi
6.      Taqiuddin, insinyur muslim pertama membuat jam bermesin
7.      Ibnu Yunus, ilmuwan muslim yang ahli di bidang fisika dan astronomi [[14]]





PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia diciptakan di dunia ini bersama perangkat akal dan budi yang merupakan pembeda hakikat manusia dengan makhluk lainnya. Dari contoh permasalahan pun bisa terlihat bahwa manusia memiliki cita, rasa dan karsa yang menginovasi segala hal agar dapat tercapai kesejahteraan hidup, baik yang bersifat rohani maupun jasmani. Proses inilah maka lahir apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup yang merupakan salah satu faktor pendukung terwujudnya impian seseorang.
Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Pengetahuan agama adalah pengetahuan tentang Al-qur'an serta semua pengetahuan tentang isinya yang biasa dikembangkan dalam tradisi islam.

B.     Saran
Setelah kita mengetahui tentang manusia sebagai makhluk berakal, metode ilmiah dan ilmu pengetahuan menurut islam alangkah indahnya  jika kita merenungi islam yang sesungguhnya, karena islam adalah agama kedamaian yang selalu membawa ketenangan bagi pengikutnya. Dan pahala yang besar jika kita mengaplikasikan ilmu alam, dasar, dan budaya dalam kehidupan sehari-hari serta berharap bisa meneruskan dakwah Rasulullah. Demikianlah makalah yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.


DAFTAR PUSTAKA
Tasmuji, Cholil, RA Vidia Gati, Abd Aziz, “Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD)”, Surabaya, Penerbit UIN Sunan Ampel Press, 2016
https://fadhlihsan.wordpress.com/2012/01/05/di-mana-letak-akal-qalbu-atau-otak/
http://khadawi31-001.blogspot.co.id/2015/04/akal-dan-otak-apa-bedanya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_ilmiah
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://blog.umy.ac.id/cahaya/sem3/filsafat-ilmu/ilmu-pengetahuan-dalam-prespektif-islam/




[1]  Tasmuji, Cholil, RA Vidia Gati, Abd Aziz, “Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD)”, Surabaya, Penerbit UIN Sunan Ampel Press, 2016, hlm 7
[2]  Ibid, hlm 11
[3]  Ibid
[4]  Tasmuji, Cholil, RA Vidia Gati, Abd Aziz, “Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD)”, Surabaya, Penerbit UIN Sunan Ampel Press, 2016, hlm 13
[5]   Fadhli Ihsan, dimana letak akal, qalbu atau otak? diambil dari https://fadhlihsan.wordpress.com/2012/01/05/di-mana-letak-akal-qalbu-atau-otak/
[6]  Khadawai Shonadji, akal dan otak apa bedanya? Diambil dari http://khadawi31-001.blogspot.co.id/2015/04/akal-dan-otak-apa-bedanya.html
[7]  Awis, tahap pemikiran manusia diambil dari http://awisbermimpi.blogspot.co.id/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
[8]  Afkar, macam-macam pemikiran , diambil dari https://mtaufiknt.wordpress.com/2010/11/14/macam-macam-pemikiran/
[9]   Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_ilmiah
[10]  Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
[11]  Hade Soetjipto, metode ilmiah diambil dari http://hadisoecipto.blogspot.co.id/2013/07/metode-ilmiah-iad.html
[12]  Tasmuji, Cholil, RA Vidia Gati, Abd Aziz, “Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD)”, Surabaya, Penerbit UIN Sunan Ampel Press, 2016, hlm 25

[13]  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, ilmu pengetahuan sebagai perspektif islam Diambil dari http://blog.umy.ac.id/cahaya/sem3/filsafat-ilmu/ilmu-pengetahuan-dalam-prespektif-islam/
[14]   Tasmuji, Cholil, RA Vidia Gati, Abd Aziz, “Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD)”, Surabaya, Penerbit UIN Sunan Ampel Press, 2016, hlm 26

Komentar