Perkembangan Kognitif Peserta Didik SD / MI



PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
MI / SD



Dosen pengampu:
Husni Abdillah, M. Pd.

Kelompok 2:
1.      Jamalatul Muna                           (D07216019)
2.      Suci Firawati                               (D97216085)
3.      Uci Nur Hayati                            (D97216088)
4.      Weni Marina                                (D97216090)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan  rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
            Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dan Kesehatan semester genap tahun ajaran 2017. Adapun topik yang dibahas di dalam  makalah ini adalah PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK MI / SD.
            Kami  juga mengucapkan  terima kasih kepada kelompok kami  yang telah  membantu  menyelesaikan tugas  makalah ini terutama kepada Husni Abdillah, M. Pd. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
            Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Sehingga mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan peserta didik yang dihadapinya.





Surabaya,  28 Maret 2017



Penyusun
Kelompok 2




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C.     Tujuan Penulisan................................................................................ 5

PEMBAHASAN
A.    Mendefinisikan karakter perkembangan kognitif anak usia MI......... 6
B.     Ide dasar dan tahap-tahap kognitif dan implikasi bagi anak usia MI
(menurut Piaget dan Vygotski) ......................................................... 6
C.     Faktor mempengaruhi perkembangan aspek kognitif......................... 10
D.    Upaya mengoptimalkan kognitif anak usia MI.................................. 11
E.     Implikasi perkembangan kognitif anak usia MI................................. 12
F.      Peta konsep perkembangan kognitif anak usia MI............................. 14

PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................... 15
B.     Saran................................................................................................... 15








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Guru sebagai tenaga berpendidikan yang bertanggung jawab melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas, perlu memiliki yang mendalam tentang perkembangan kognitif peserta didiknya. Dengan bekal pemahaman tersebut, guru akan dapat memberikan layanan pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya.
      Sama halnya dengan sejumlah aspek perkembangan lainnya, kemampuan kognitif juga mengalami perkembangan tahap demi tahap menuju kesempurnaannya. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
Dengan berkembangnya kemampuan kognitif akan memudahkan anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.[1]
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas Psikologi secara lebih spesisfik lagi, yaitu pembahasan mengenai “Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi Bagi Kehidupan Manusia”.




B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat kami rumuskan sebagai berikut.
1.      Apa definisi dari karakter kognitif anak MI?
2.      Apa saja ide dasar dan tahap-tahap kognitif anak MI?
3.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kognitif anak MI?
4.      Bagaimana implikatif kognitif anak MI?
5.      Bagaimana peta konsep perkembangan kognitif anak MI?

C.    Tujuan Pembahasan
Dari rumusan masalah yang sudah kami rumuskan di atas, maka tujuan penulisan makalalah ini sebagai berikut.
1.      Mengetahui definisi dari karakter kognitif anak MI.
2.      Mengetahui ide dasar dan tahap-tahap kognitif anak MI.
3.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi kognitif anak MI.
4.      Mengetahui implikatif kognitif anak MI.
5.      Mengetahui peta konsep perkembangan kognitif anak MI.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Mendefinisikan karakter perkembangan kognitif anak usia MI
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan) yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Para ahli psikologi memahami bahwa kognitif merupakan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah dan merencanakan masa depan yang berkaitan individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungan.[2]

B.     Ide dasar dan tahap-tahap perkembangan kognitif anak MI (menurut Piaget dan Vygotsky)
Ø  Ide dasar menurut Jian Piaget
1.      Anak adalah pelajar yang aktif, anak secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan keadaan tentang realita dunia yang mereka hadapi.
2.      Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak tidak hanya mengumpulkan yang mereka pelajari. Mereka secara gradual membangun suatu pandangan bagaimana dunia bergerak. Contoh mengamati mainan yang jatuh ketika mereka lepaskan, anak mulai membangun pemahaman awal tentang gravitasi.
3.      Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru.
4.      Proses ekuilibrasi menunjukkan peningkatan ke arah bentuk pemikiran lebih komplek.

Ø  Tahap kognitif Piaget
1.      Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)
Subtahap (umur)
Tindakan-tindakan penjelajahan
Pemahaman objek
Skema refleks
(0 – 1 ½ bulan)
Respon tidak disengaja terhadap stimuli : mengisap
Tidak berupaya mencari objek yang tidak nampak
Reaksi-reaksi sirkular primer
(1 ½ - 4 bulan)
Upaya untuk mengulangi tindakan yang memberikan kesenangan di dekat tubuh : memasukkan ibu jari ke mulut
Tidak berupaya mencari objek yang tidak nampak
Reaksi-reaksi sirkular sekunder
(4-8 bulan)
Upaya untuk mengulagi tindakan yang memberikan kesenangan di lingkungan : memukul mobil mainan, mengangkat cangkir
Mulai mencari objek separuh tersembunyi
Reaksi-reaksi sirkular sekunder terkoordinasi
(8-12 bulan)
Untuk menyelesaikan masalah baru : membuka penutup, kemudian menggenggam
Mencari objek yang sepenuhnya tersembunyi namun melakukan kesalahan A bukan B
Reaksi-reaksi sirkular tersier
(12-18 bulan)
Sengaja mengubah tindakan untuk mengetahui konsekuensinya : menjatuhkan bola dari ketinggian yang berbeda
Dapat mengikuti pemindahan objek yang dilakukan dengan terlihat
Awal representasi simbolik
(18-24 bulan)
Dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan representasi : membuka dan menutup mulut
Dapat mengikuti pemindahan objek yang dilakukan dengan tanpa terlihat[3]

2.      Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Dengan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis. [4]

Fungsi simbolik
(2 – 4 tahun)
Kemampuan untuk mengandaikan suatu objek menjadi objek yang lain, contoh : sebuah balok lego digunakan sebagai sikat rambut, jari sebagai sikat gigi.
Berpikir intuitif
(4– 7 tahun)

Anak tidak perlu menggunakan suatu objek untuk menyimbolkan objek lain, mereka dapat berimajinasi, contoh : mengandaikan sedang sikat gigi. [5]



3.      Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Kemampuan mereka untuk mengonservasi dan menjawab dengan benar. Dapat memberikan alasan logis. Anak dapat menalar dan memahami hubungan sebab akibat.
4.      Tahap operasional formal (11 tahun ke atas)
Kemampuan untuk penalaran meningkat. Pemikiran remaja dapat melakukan penalaran hipotesis, dan meningkatkanya kemampuan remaja untuk memahami ilmiah secara komplek.[6]

Ø  Tahap kognitif menurut Vygotsky
Vygotsky meyakini bahwa perkembangan kognitif di dasarkan pada interaksi sosial. Vygotsky menemukan ide ZPD (Zone of Proximal Development) yaitu seorang guru mengacu pada zona ini:
1.       Prinsip pertama menurut Vygotsky siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran.
2.       Prinsip kedua menurut Vygotsky dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten.
3.       Prinsip ketiga menurut Vygotsky adalah pemagangan kognitif, yaitu suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya.
4.       Prinsip keempat menurut Vygotsky adalah perancahan atau scaffolding, perancahan berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri.[7]

C.                Faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
1.      Kematangan
Kematangan perkembangan sistem saraf pusat, otak, koordinasi motorik, perubahan fisiologis dan anatomis sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seorang anak.
2.      Pengalaman fisik
Bila seorang anak berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak tersebut akan memperoleh pengalaman fisik. Pengalaman fisik ini memungkinkan anak mengembangkan aktivitas dan gaya otak. Pengalaman fisik dapat berasal dari kegiatan seperti meraba, memegang, melihat, mendengar, sehingga berkembang menjadi kegiatan berbicara, membaca, dan berhitung.
3.      Pengalaman sosial
Interaksi sosial bisa dalam bentuk bertukar gagasan atau pendapat dengan orang lain, percakapan dengan teman sebaya, perintah yang diberikan orang yang lebih tua atau dewasa, membaca, atau bentuk kegiatan lainnya. Melalui diskusi dengan orang lain, anak akan memperoleh pengalaman mental yang bagus.
4.                  Keseimbangan
Sebuah keseimbangan akan dapat mereka capai melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses yang berkaitan dengan pemerolehan informasi dari lingkungan. Sedangkan proses akomodasi berkaitan untuk menerima informasi baru.
5.                  Adaptasi
Anak, sebagai hasil adaptasi dengan lingkungannya, akan secara progresif menunjukkan interaksi dengan lingkungan secara lebih rasional. [8]

D.    Upaya untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anak MI
1.      Memahami Anak
Keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua dalam hal memahami anak, dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki potensi yang berbeda.
2.      Dunia Bermain
Dunia mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh menyenangkan. Sesuatu akan dilakukan oleh anak dengan penuh semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan. Namun sebaliknya akan dibenci dan dijauhi oleh anak apabila suasananya tidak menyenangkan. Contoh seorang anak akan rajin belajar, melakukan pekerjaan rumahnya apabila suasana belajar adalah suasana yang menyenangkan dan menumbuhkan tantangan.
3.      Senang Meniru
Anak-anak pada dasarnya senang meniru, karena salah satu proses pembentukan tingkah laku mereka adalah diperoleh dengan cara meniru. Anak-anak yang gemar membaca umumnya adalah anak-anak yang mempunyai lingkungan dimana orang-orang di sekelilingnya adalah juga gemar membaca.
4.      Kreatif
Anak-anak pada dasarnya adalah kreatif. Misalnya : rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi risiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal yang baru, dan sebagainya. [9]

E.     Implikasi Perkembangan Kognitif bagi pendidikan anak usia MI
Mengacu pada teori kognitif  Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar (MI) masuk dalam tahap pemikiran konkret-Operasional (Concrete operational thougth), yaitu masa di amna aktifitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau berbagai kejadian yang pernah dialaminya.
Ini berarti anak usia sekolah dasar (MI) sudah memiliki kemampuan untuk berpikir melalui urutan sebab-akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang bisa ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Anak usia ini juga dapat mempertimbangkan secara logis hasil dari sebuah kondisi serta tahu beberapa aturan atau strategi berpikir, seperti penjumlahan, pengurangan, penggandaan, mengurutkan sesuatu secara berseri dan mampu memahami operasi.
Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindra, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan antara yang bersifat sementara dengan yang bersifat tetap. Misalnya, mereka akan tahu bahwa air dalam gelas besar pendek dipindahkan ke dalam gelas yang kecil tinggi, jumlahnya akan tetap sama karena tidak satu tetes pun yang tumpah. Hal ini adalah karena mereka tidak lagi mengandalkan presepsi penglihatannya, melainkan sudah mampu menggunakan logikanya. Mereka dapat mengukur, menimbang, dan menghitung jumlahnya.
Berikut ini, akan dikemukakan beberapa strategi yang dapat digunakan guru dalam membantu peserta didik mengembangkan proses-proses kognitifnya.
1.      Ajak peserta didik untuk memfokuskan perhatian dan meminimalkan gangguan. Kemukakan juga kepada peserta didik betapa pentingnya memfokuskan perhatian ketika ia harus mengingat sesuatu. Beri mereka latihan memfokuskan perhatian tanpa adanya gangguan.
2.      Gunakan isyarat, gerakan dan perubahan nada suara yang menunjukan bahwa ada sesuatu yang penting. Caranya bisa dengan memperkeras suara, mengulangi sesuatu dengan penekanan, berjalan keliling ruangan, menunjuk, dan sebagainya.
3.      Buat pembelajaran menjadi menarik. Caranya mungkin dengan menghubungkan suatu gagasan dengan minat siswa sehingga meningkatkan perhatian mereka, seringkali beri latihan yang tidak biasa dan menarik. Bangkitkan rasa ingin tahu mereka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyyan seperti: “Apa yang akan terjadi jika ... ?” dan pertanyaan-pertanyaan dramatis lain untuk memperkenalkan berbagai topik yang akan diajarkan.
4.      Gunakan media dan teknologi secara efektif sebagian dari pengajaran di kelas.
5.      Fokuskan pada pemebelajaran aktif, menyenangkan, mengurangi kejenuhan dan meningkatkan perhatian.
6.      Ubah lingkungan fisik dengan mengubah tata ruang, model tempat duduk.
7.      Hindari perilaku yang membingunkan, seperti mengayun-ayunkan pensil atau menyentuh rambut kepala.
8.      Dorong peserta didik untuk mengingat materi pembelajaran secara lebih mendalam, bukan mengingat sepintas lalu. Beri peserta didik konsep dan ide untuk diingat, dan kemudian tanyakan kepada mereka bagaimana mereka dapat menghubungkan konsep dan ide tersebut dengan pengalaman personal dan makna personalnya.
9.      Bantu peserta didik mengingat kembali informasi yang disajikan sebelumnya.
10.  Latih peserta didik menggunakan strategi mnemonik. Mnemonik adalah salah satu startegi memori dengan cara menghafal (seni menghafal). Tujuan mnemonik adalah untuk menghubungkan materi baru yang diajarkan dengan informasi lama yang sudah dikenal baik.[10]


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kognitif merupakan kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat, memecahkan masalah, dan menggabungkan beberapa ide gagasan.
Piaget menyebutkan bahwa kognitif didasarkan individu terhadap lingkungan  sedangkan  Vygotski meyakini bahwa perkembangan kognitif didasarkan pada interaksi sosial.

B.     Saran
Sebagai seorang guru atau orang tua harus pandai memantau perkembangan anak sejak lahir hingga dewasa. Agar perkembangan yang dilalui berdasarkan usia akan semakin baik.

















DAFTAR PUSTAKA
Desmita, 2014. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA.
Faiq, Muhammad, 21 Agustus 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru,  (online), (http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id) , diakses 24 Maret 2017.
Mitaelmi, 21 Desember 2012, Aspek Perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar, (online), ( https://mitaelmi.wordpress.com), diakses 24 Maret 2017.
Upton,  Penney, 2012. Psikologi perkembangan, Jakarta, penerbit : Erlangga.



[1] Desmita, 2014, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, hlm 96
[2] Desmita, 2014, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, hlm 96
[3] Penney Upton, 2012, Psikologi perkembangan, Jakarta, penerbit : Erlangga, hlm 152
[4] Desmita, 2014, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, hlm 101
[5] Penney Upton, 2012, Psikologi perkembangan, Jakarta, penerbit : Erlangga, hlm 155
[6] Penney Upton, 2012, Psikologi perkembangan, Jakarta, penerbit : Erlangga, hlm 160

[7] Massofa, Sumbangan Teori Belajar Kognitif pada Pembelajaran Kooperatif, Diakses dari https://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/

[8] Muhammad Faiq, 21 Agustus 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru,  diakses http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

[9] Mitaelmi, 21 Desember 2012, Aspek Perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar diakses https://mitaelmi.wordpress.com/2012/12/21/aspek-perkembangan-kognitif-anak-usia-sekolah-dasar/

[10] Desmita, 2014, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, hlm 127-130

Komentar