A. Pengertian
Tari Secara Umum
Tari
merupakan gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu
tertentu untuk mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang
disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang
ingin disampaikan. Untuk lebih spesifik lagi, berikut beberapa pendapat tentang
pengertian seni tari dari beberapa ahli, baik ahli dalam negeri maupun luar
negeri:
a.
Kamaladevi
Chattopadhiyaya: “Tari adalah gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama
kelamaan nampak mengarah kepada bentuk-bentuk tertentu”.
b.
Corrie
Hartong: “Tari merupakan desakan perasaan manusia yang ada dalam diri, yang
mendorongnya untuk mencari sebuah ungkapan yang berbentuk gerak-gerak yang
ritmis”.
c.
Dr.
Soedarsono: “Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang
indah”.
Setelah
definisi-definisi atau batasan tari diatas telaah secara seksama, permulaanya
kita dapat menarik kesimpulan bahwa subtansi atau bahan baku dari tari adalah
gerak. Kemudian pengertian gerak disini tentu saja tentu bukanlah gerak-gerak
keseharian yang kita alami sehari-hari. Akan tetapi gerak disini mengandung
arti bahwa, gerak-gerak yenag telah mengalami proses tertentu atau gerak-gerak
yang sudah mendapat perubahan-perubahan dari bentuk yang semula/alami.
B. Unsur-Unsur
Seni Tari
Agar tercipta suatu gerak ritmis yang indah,
terdapat beberapa unsur yang
membangunnya. Unsur-unsur tersebut dibagi menjadi dua jenis, yakni unsur utama
dan unsure pendukung.
1.
Unsur utama seni tari
Sebuah gerakan ritmis dikatakan sebagai tarian apabila sudah
mencangkup 3 unsur utama seni tari. Jika salah tidak ada semua atau salah satu
unsure tersebut, maka tidak bias disebut tari.
a.
Wiraga (raga). Sebuah seni tari
harus menonjolkan gerakan badan, baik dalam posisi berdiri atau pun duduk.
b.
Wirama (irama). Sebuah seni tari
harus memiliki gerakan ritmis yang sesuai dengan irama pengiringnya, baik dari
tempo maupun iramanya.
c.
Wirasa (rasa). Sebuah seni tari
harus mampu menyampaikan pesan perasaan melalui gerakan sebuah tarian dan
ekspresi penarinya.
2.
Unsur pendukung seni tari
a.
GERAK
Gerak, pada dasarnya
adalah proses perpindahan atau peralihan dari satu pose menuju pose yang
lainnya. Dalam pengertian ini berarti gerak juga merupakan sebuah pergeseran
dari satu tepat menuju tempat yang lainnya. Bila dilihat secara seksama, maka
ada beberapa macam gerak dalam kehidupan ini, yakni:
1)
Gerak Keseharian, adalah gerak yang dilakukan manusia
untuk melakukan aktivitas kebutuhan sehari-hari, misalnya: berjalan, berkerja,
makan/minum, dan sebagainya.
2)
Gerak Reflek, adalah geraknya yang dilakukan
seseorang atas reaksi seketika akibat terkena sesuatu dari luar dirinya. Gerak
ini sifatnya spontan atau tiba-tiba dan tidak terpikirkan lebih dahulu sehingga
bentuknya tidak terkontrol. Contonya ketika seseorang terkena sengatan aliran
listrik, tersetuh barang panas, terkejut ketika secara mendadak dicolek atau
ditepuk bahunya oleh orang lain, dan sebagainya
3)
Gerak Kesegaran Jasmani, adalah gerak yang dilakukan seseorang
untuk tujuan kesegaran jasmani atau terapi fisik, misalnya senam, yoga, atau
gerak-gerak terapi fisik lainya yang dilakukan seorang tutor dalam penyembuhan
sakit.
4)
Gerak stilisasi, adalah gerak yang bertujuan untuk
mengekspreskan perasaan seseorang yang ingin dikomunikasikan kepada orang lain.
Gerak ini telah mengalami stilisasi dari gerak wantah, atau dapat pula
merupakan hasil dari penyimbolan seseorang terhadap suatu peristiwa. Jadi yang
dimaksud gerak stilisasi disini adalah gerak yang sering kita saksikan dalam
seni pertunjukan, yaitu gerak untuk tujuan ungkapan estetik.
Gerak Dalam
Pertunjukan Tari sangatlah berbeda dengan gerak pada umumya. Dalam tari gerak
sudah mengalami stilisasi atau bahkan distorsi, dan terpola dalam tatanan
ritmis. Walau demikian gerak dalam pertunjukan tari masih dapat dibedakan atas
lima macam, yakni:
1)
Gerak terpola, yakni gerak yang memiliki terpola baik
bentuk, teknik, dan ritmenya. Gerak semacam ini biasanya dalam tari disebut
ragam, motif, atau kalimat. Berdasarkan pada kualitas gerak, maka dapat dibedakan
atas kualitas yang bergetar, mengayun, patah-patah, atau mengalun.
2)
Gerak spontan, gerak ini sering terjadi atau sering
kita saksikan dalam seni pertunjukan tradisi kita. Merupakan gerak yang
dilakukan oleh seorang penari secara tiba-tiba dan biasanya sesaat, sehingga
bentuknya semacam gerak reflek. Hadir karena secara spontan menanggapi atau
merespon kajadian sesaat dalam sebuah adegan. Misalnya dalam adegan lawakan,
seorang pelawak membuat kejutan terhadap kawan bermainnya dan secara tiba-tiba
kawan bermain tersebut membuat gerak spontan, atau dalam adegan perang biasanya
gerak ini sering muncul. Karakter gerak ini biasanya tidak terpola baik bentuk,
teknik, maupun ritmenya.
3)
Gerak improvisasi, yakni gerak yang dilakukan oleh
seorang penari secara tiba-tiba atas upaya kreatifnya menanggapi situasi atau
suasana adegan saat di atas panggung. Walaupun dilakukan oleh seorang penari
secara tiba-tiba, namun gerakan ini masih memiliki kontrol terhadap bentuk,
teknik, dan ritmenya.
4)
Gerak maknawi, adalah gerak yang memiliki makna atau
gerak yang mengandung arti. Dalam jenis ini, gerakan seorang penari di atas
panggung merupakan gerak yang menggambarkan atau bahkan menyimbolkan sesuatu
yang ingin disampaikan kepada penonton. Kalau kita memilihat pertunjukan tari
yang jenis dramatari, maka gerak-gerak manakwi ini akan sering mucul. Hal ini
disebabkan oleh karakter dramatari yang selalu ingin memperjelas pesan atau isi
yang dibawakan dalam tarian. Gerak maknawi ini adalah gerak yang diciptakan
dari usaha stilisasi atau bahkan distorsi dari gerak keseharian atau gerak
wantah. Bentuk-bentuk stilisasi misalnya dalam bentuk gerak tradisi kita adalah
gerak ulap-ulap, wedi kengser, usap rawis, lumaksana, dan sebagainya. Lebih
jauh dari sebuah upaya stilisasi yaitu distorsi dapat melahirkan gerak simbolis
yang terkadang tidak dapat lagi diketahui asal atau maksud penyimbolannya.
5)
Gerak murni, adalah gerak yang diciptakan atas dasar pertimbangan
gerak semata tanpa memikirkan tema atau makna yang terlahir dari gerak tersebut.
Gerakan ini sering kita saksikan dalam komposisi tari yang memiliki bentuk
gerak dan lagu. Seringkali gerak yang muncul semata hanya penggabungan antara
gerak dan ritme musik dengan tanpa memikirkan kepentingan isi yang terkandung
dalam tarian.
b.
MUSIK
Musik dalam tari
adalah suatu pola ritmis yang dapat memberikan makna, struktur, dinamika, serta
kekuatan gerak tari. Gerak tanpa musik rasanya belum lengkap, walau musik yang
dihadirkan adalah unsurnya saja; misalnya ada gerak tari yang tidak menggunakan
musik secara fisik sebagai pengiring, namun unsur musik yang dinamakan ritme
harus selalu dipertimbangkan kalau gerak tersebut ingin bermakna, memiliki
struktur, dinamika, serta kekuatan. Dalam tari musik dapat hadir dengan bentuk
yang eksternal ataupun internal. Dalam bentuk eksternal musik hadir dari luar
diri penari, sedangkan nternal musik datang dari tubuh penari misalnya dengan
tepukan, vokal dan sebagainya.
Untuk iringan
tari, musik dapat dibedakan dalam tiga jenis yakni:
1)
Musik sebagai pengiring tari, bila hadirnya musik hanya diperankan untuk
mengiringi sebuah tarian.
2)
Musik sebagai illustrasi, bila hadirnya musik sekedar berperan sebagai
bentuk ilustrasi dari sebuah tarian.
3)
Musik sebagai patner gerak, bila hadirnya musik dalam tari bukan semata mengiringi,
atau menjadi latar, namun lebih memiliki karakter untuk dapat bersama-sama
mengekspresikan maksud dari tarian.
c.
TATA RIAS DAN BUSANA
Adalah segala macam
benda yang melekat pada tubuh penari, selain berfungsi sebagai penutup tubuh,
juga memperindah seseorang dalam tampilannya. Tata rias dan busana dalam seni
tradisi kita masih memiliki fungsi yang sangat penting. Kehadirannya dalam
sebuah pertunjukan tari, keduanya apakah tatarias atau tatabusana secara umum
dapat memperkuat ekspresi, penokohan, serta keindahan. Selain itu ia juga dapat
memberikan menggabarkan peristiwa di atas panggung tentang siapa,kapan, dan
dimana peristiwa yang digambarkan dalam pertunjukan itu terjadi.
d.
PROPERTI
Merupakan alat atau apapun yang dimainkan oleh penari di atas panggung
(arena pentas). Kehadiran properti biasanya digunakan untuk membantu
memperjelas karakter, peristiwa, ruang, atau bahkan memamerkan ketrampilan
teknik dari para penari di atas panggung. Misalnya: keris, gada, payung,
sampur, bangku, dan sebagainya.
e.
SETTING
Adalah suatu penataan
benda-benda (skeneri) di atas panggung. Setting ini biasanya berfungsi untuk
membantu memperjelas peristiwa atau kejadian yang sedang digambarkan dalam
tarian. Ada yang bentuknya dua demensi, ada pula yang tiga demensi. Bentuk dua
demensi biasanya terbuat dari kain bisa diberi lukisan dan dipasang sebagai
border atau teaser. Adapun yang tiga demensi biasanya tiruan benda sesungguhnya
ditata dalam arena panggung. Bentuk-bentuk setting semacam ini sering kita
saksikan dalam seni pertunjukan tradisi kita.
f.
LIGTHING
Adalah suatu penataan
cahaya di arena pentas. Sumber cahaya dapat dibedakan atas sumber cahaya dari
tenaga surya (matahari), api (obor, lilin, dan sejenisnya), dan tenaga listrik
(lampu). Dari sumber cahaya yang berbeda akan membawa efek yang berbeda pula.
Dalam pertunjukan yang menggunakan waktu siang hari dan dilaksanakan di tanah
lapang biasanya sumber cahaya menggunakan matahari. Sedangkan pertunjukan yang
dilakukan dalam gedung tertutup, bisa menggunakan sumber cahaya api atau
listrik (lampu). Walaupun sumber cahaya api dapat digunakan dalam gedung
tertutup, namun hal ini sangat kurang aman, asapnya pun kadang sangat
mengganggu penonton apabila berlebihan.
Dilihat dari fungsi atau tujuan penataan cahaya dalam arena pentas ini
dapat dibedakan atas dua fungsi, yakni fungsi penerangan dan fungsi penyinaran.
Fungsi penerangan, bila cahaya yang dihadirkan semata-mata hanya menerangi
arena untuk menghapus kegelapan. Penggunaan cahaya yang semacam ini sering
disebut dengan general illumination. Adapun fungsi penyinaran
adalah bila cahaya yang dihadirkan bertujuan untuk membangun situasi dramatik
dari sebuah pertunjukan, tata cahaya yang semacam ini sering disebut
dengan specific illumination.
g.
ARENA PENTAS
Arena pentas adalah arena tempat penari bermain atau menarikan sebuah
tarian. Pada dasarnya ada tiga jenis arena pentas yang paling banyak dikenal di
Indonesia, yakni:
1)
Pangung Prosenium
Pangung prosenium
adalah panggung yang berbingkai, di sisi samping terdapat wing dan di bagian
atas ada teaser. Bentuk panggung ini dulunya dibawa orang-orang Belanda ketika
hendah mementaskan tonil di Indonesia. Jenis panggung ini sampai kini banyak
dimiliki oleh lembaga-lembaga kesenian, atau bahkan seni pertunjukan tradisi
kita yang menggunakannya. Misalnya, seni pertunjukan Janger/Damarwulan, Wayang
Orang, Ludrug, dan sebagainya.
2)
Pendapa
Arena ini Sudah lama
menjadi arena pertunjukan di Jawa khususnya. Pendapa ini asalnya digunakan
untuk seni pertunjukan di istana Jawa. Ciri bentuk yang sangat khas adalah
adanya tiang penyangga bangunan yang sering disebut saka. Pendapa
ini banyak dimiliki oleh lembaga-lembaga pemerintah di Jawa dari Lurah hingga
Gubernur.
3)
Arena Terbuka
Adalah panggung atau
arena pertunjukan yang bentuknya terbuka tanpa diberi atap. Jenis arena ini
memiliki bentuk yang beragam, bisa merupa tanah lapang, amphi teater, halaman
pura di Bali, panggung yang dibuat terbuka berada di tengah lapang, dan
sebagainya.
Dari ketujuh elemen
tari ini tidak selalu hadir bersamaan dalam sebuah tarian, kadang ada tarian
yang tidak menggunakan properti atau yang lainnya. Ketujuh hal ini setidaknya
sering kita temui dalam berbagai tari. Oleh karenanya penulis merinci ketujuh
hal ini merupakan unsur yang terdapat dalam tarian.
3.
Nilai Yang Terkandung Dalam
Seni
Tari
Nilai adalah alat dasar yang menimbang dan memilih alternatif dalam
mengambil keputusan. Nilai juga memuat elemen pertimbangan yang membawa ide ide
seorang mengenai hal hal yang benar, baik, atau diinginkan.
1.)
Nilai Estetika
Nilai Estetika termasuk nilai keindahan yang
penarinya mempunyai kekompakan keselarasan antara lagu dan gerakan yang
terlihat sangat ritmis meskipun tanpa alat musik apapun. Dalam nilai estetika
ada 4 unsur yang ada:
a.
Wiraga
b.
Wirama
c.
Wirasa
d.
Wirupa
2.)
Nilai Religius
Nilai yang mengandung suatu ritual atau
pemujaan yang dilakukan yang bersifat keagamaan. Biasanya, digunakan untuk
mengiringi upacara-upacara keagamaan.
3.)
Nilai Moral
Dalam nilai ini seseorang bisa mempelajari
moral dari seni tari yaitu suatu tuntutan perilaku yang baik yang dimiliki
individu sebagai moralitas, yang tercemin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku.
4. Fungsi Seni Tari
Secara umum, fungsi seni tari
adalah sebagai hiburan, media pergaulan, media pendidikan dan pertunjukan. Seni
tari mempunyai fungsi yang berbeda-beda tergantung jenisnya. Seni tari terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukan.
1.
Sarana upacara – Jenis tari ini banyak
macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam
kehidupan manusia.
2.
Sarana Hiburan – jenis ini menggunkan
tema-tema yang sederhana tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan
mengasyikkan. Kostum dari tata panggungnya dipersiapkan dengan cara menarik.
3.
Sarana Penyaluran Terapi – ditujukan untuk
penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara
langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna
rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental.
4.
Sarana Pendidikan – Contohnya seperti
mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang
menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah
perasaan seseorang.
5.
Sarana Pergaulan – Seni tari adalah
kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu,
kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan.
6.
Sarana Pertunjukan – Tari yang dipentaskan,
lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang
mantap, mengandung ide-ide, interpretasi, konsepsional, dan memiliki tema serta
tujuan. Jenis tari ini bisa sengaja dibuat untuk pertunjukan.
7.
Sarana Katarsis – Katarsis berarti
pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah dilaksanakan
oleh orang telah mencapai taraf atas dalam penghayatan seni. Oleh karena itu,
biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun, seorang
gurupun bisa melakukannya.
5.
TARI TRADISIONAL
1.
Pengertian
suatu tarian yang berasal dari masyarakat suatu daerah yang
sudah turun-temurun dan telah menjadi budaya masyarakat setempat. Tari
tradisional memiliki nilai historis yang tinggi, dan berpijak pada adat
istiadat lingkungan sekitar tempat tumbuhnya.
2. Ciri-ciri tari tradisional
- Dikembangkan secara turun menurun.
- Diiringi dengan menggunakan musik tradisional.
- Berkembang dikalangan masyarakat biasa/ rakyat jelata.dll
3. Contoh tari tradisional:
- Tari Saman dari Aceh
- Tari Baluse dari Sumatera Utara
- Tari Piring dari Sumatera Barat
- Tari Makan Sirih dari Riau
- Tari Jaipong dari Jawa Barat
4. Jenis tari tradisional :
a. Tari Rakyat (Tari Folklasik)
1)
Pengertian Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan
masyarakat lokal, hidup dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan
secara turun-temurun sampai sekarang.
2) Ciri-ciri khas tari rakyat:
·
Kental dengan nuansa sosial
·
Merujuk pada adat dan kebiasaan
masyarakat
·
Memiliki gerak, rias, dan kostum
yang sederhana.
3)
Contoh tari rakyat antara lain tari Lengger, Tayub, Orek-Orek, tari
Piring, Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk, dan tari Rodat.
Perlu diketahui bahwa tari rakyat umumnya juga sarat dengan nilai magis.
b.
Tari Klasik
1)
Pengertian tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton,
hidup dan berkembang sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun temurun di
kalangan bangsawan.
2)
Ciri khas tari klasik:
·
Berpedoman pada pakem tertentu (ada
standardisasi)
·
Mempunyai nilai estetis yang tinggi
dan makna yang dalam
·
Disajikan dalam penampilan yang
serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dikenakan.
3)
Contoh tari klasik antara lain tari bedaya, srimpi, lawung ageng, lawung
alit, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-palgunadi, Retna
Tinanding, dan tari Srikandi Bisma.
c. Tari Kreasi Baru
1)
Pengertian tari kreasi baru
Tari kreasi baru adalah tari klasik
yang mengalami aransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun
tetap mempertahankan nilai-nilai yang dimiliki di dalamnya. Tari kreasi baru
biasanya diciptakan oleh para pakar tari.
2)
Ciri dari tari kreasi baru:
·
Terbentuk dari jenis tari tradisional
dengan inovasi
· Terdapat inovasi gerakan, tata rias, alat pengiring dan lagu
pengiring
· Properti yang digunakan lebih modern
3)
Contoh tari kreasi baru
Misalnya Tari Kupu-Kupu (BALI), Tari
Merak (JAWA BARAT) Tari Roro Ngigel
(Yogyakarta),Tari Manipuri(jawa tengah)
6. Tari Modern
1. Pengertian Tari Modern
Suatu bentuk
tarian yang terbentuk dan berkembang sejak dari awal abad 20. Dilihat dari
latar belakang sejarah, tari modern ini sebenarnya dipelopori oleh
penari-penari dari Amerika Serikat dan dari beberapa negara dari Eropa Barat.
Tarian ini keluar dari batasan-batasan yang kaku seperti tari Balet Klasik.
Gerakan tari modern dipelopori oleh Isadora Duncan.
2. Ciri-Ciri Tari Modern
Ø
Penggarapan
yang kreatif.
Ø
Tuntutan
keasyikan.
Ø
Kepuasan
batin.
Ø
Kekokohan
solidaritas.
Ø
Popularitas
yang tidak menentu.
Ø
Berbobot
kreatif.
3. Ciri Khas yang dimiliki Tari Modern
Ø
Ciri khas
gerak tari Modern
Ragam gerak tari yang didukung oleh
para pekerja atau buruh biasanya berirama cepat, dinamis, dan romantis karena
dilakukan di tempat terbuka.
Ø
Ciri khas
iringan, tata rias, dan tata busana tari Modern
Bentuk musik pengiring tari mancanegara,
biasanya berupa alat-alat tradisional khas negara tempat tarian itu lahir atau
pun alat musik modern untuk jenis-jenis tarian yang lebih baru. Tata rias dan
busananya pun disesuaikan dengan ciri khas negaranya masing-masing.
4. Jenis Gaya Tari Modern
Ø
Balet
Balet berakar dari
acara pertemuan ningrat Italia di masa pencerahan. Balet dikembangkan dalam
bentuk ballet decour.
Ø
Tari Tango
Merupakan tari
pergaulan asal Amerika dan birama iramanya 2/4 atau 4/4, sedangkan temponya
sedang.
Ø
Tari
Flamenco
Termasuk tari pergaulan asal Andalusia Spanyol
Selatan. Tarian ini diiringi gitar, tepukan tangan, hentakan kaki, dan seruan
penonton.
Ø
Tari Salsa
Adalah tarian berpasangan yang
berasal dari Spanyol yang menggunakan irama delapan ketukan.
Ø
Tari Disko
Adalah tarian pergaulan yang berasal
dari Amerika Serikat pada tahun 1950-an.
Ø
Tari Waltz
tari weller (tarian
petani Jerman) dan tari Leander(tarian Austria).
Ø
Break Dance
Termasuk tari tunggal yang berasal dari kelompok pekerja
Negro Amerika. Bentuk tariannya berupa gerakan patah-patah atau stakato dan
bersifat akrobatik.
Ø
Tari
Kontemporer
Tari kontemporer kembangan dikenal karena
adanya pengaruh dampak modernisasi. Tarian ini digunakan sebagai istilah umum
sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni
yang dibuat sejak Perang Dunia II.
5. Fungsi dan Peran Tari Modern
Ø
Tari sebagai
media pergaulan, artinya adalah bahwa kegiatan ini sebagai interaksi antar
pencipta seni.
Ø
Tari sebagai
hiburan, pada dasarnya tari ini tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi tarian
ini untuk kepuasan penarinya. Keindahan tidak dipentingkan, melainkan lebih
mementingkan untuk kepuasan individual, sehingga tampak bersifat spontanitas.
Ø
Tari sebagai
pertunjukkan (theatrical dance), tari jenis ini adalah tari yang disusun
sengaja untuk dipertontonkan, maka dalam penyajiannya mengutamakan segi
artistiknya, penggarapan koreografi yang baik serta tema dan tujuan jelas.
Ø
Tari sebagai
pertunjukkan bila ditinjau dari penggarapannya dan kadar tontonannya ada dua
macam, yaitu :
Ø
concert
dance,
Ø
show dance,
show dance biasanya dipentaskan dengan tujuan hanya sekedar untuk memeriahkan
resepsi atau acara tertentu.
6. Tari Modern mempunyai banyak fungsi
tetapi ada 2 yang terpenting:
1. Tari
sebagai hiburan, pada dasarnya tari ini tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi
tarian ini untuk kepuasan penarinya. Keindahan tidak dipentingkan, melainkan
lebih mementingkan untuk kepuasan individual, sehingga tampak bersifat
spontanitas.
2. Tari
sebagai pertunjukkan (theatrical dance), tari jenis ini adalah tari yang
disusun sengaja untuk dipertontonkan, maka dalam penyajiannya mengutamakan segi
artistiknya, penggarapan koreografi yang baik serta tema dan tujuan jelas.
7.
Penerapan Seni Tari pada
pembelajaran SD/MI
1.
Pembelajaran
Seni Budaya
Mata pelajaran Seni dan Budaya di Sekolah Dasar (SD)
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami
konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, 2) Menampilkan sikap
apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan, 3) Menampilkan kreativitas
melalui seni budaya dan keterampilan, 4) Menampilkan peran serta dalam seni
budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global
(Depdiknas,2006:56)
Pembelajaran seni tari di SD adalah membentuk sikap
kreatif, sensitif, dan menumbuhkan sikap apresiatif anak melalui pengalaman
berekspresi dan mengkomunikasikan unsur gerak, ruang waktu, dan tenaga dengan
mengamati dan berkarya secara langsung sesuai dengan tingkat perkembangan
pikiran dan rasa anak. Isi pembelajaran meliputi:
(a) gerak dan ekspresi,
(b)
mengekplorasi unsur-unsur gerak tari,
(c) membuat ragam gerak,
(d) komposisi gerak,
(e) membuat gerak dasar dengan iringan lagu
(Depdiknas,2005:36)
Fokus Pembelajaran tari di Sekolah Dasar untuk
mengembangkan beberapa potensi sebagai berikut:
a.
Apresiasi
Memberikan kebebasan kepada anak agar mampu dan berani
mencurahkan dalam mengungkapkan pendapat, menganalisis dan membandingkan karya
seni tari. Kegiatan ini anak perlu diberi pengalaman dalam mengamati, menghayati,
menganalisis, membandingkan suatu bentuk karya seni tari.
b.
Sensitivitas
Memberikan kesempatan kepada anak secara luas
melakukan pengamatan dan penghayatan terhadap lingkungan yang ada sentuhan
seni, sosial, dan budaya. Selanjutnya diadakan latihan yang memberikan
kesempatan kepada anak agar mempunyai sentuhan terhadap karya seni.
c.
Kreativitas
Melatih, mendidik daya kreatif seseorang untuk
diungkapkan dalam gerak. Sasaran utamanya memberikan kesempatan bagi anak untuk
dapat melakukan kegiatan yang sifatnya melatih anak agar bereksperimen untuk
mencoba menciptakannya, menyusun,dan mengubah. Untuk kegiatan ini anak perlu
diberi pengalaman menyusun sebuah tarian (Depdiknas,2000:24)
Dari beberapa pendapat
tentang pembelajaran seni budaya maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
pembelajaran seni tari mencakup tentang tiga aspek yaitu sensitivitas,
apresiasi, dan kreativitas.
Komentar
Posting Komentar