berbakti orang tua


BAB I
PENDAHULUAN
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan manusia. Tanpa orang tua, manusia tidak akan pernah ada dan tidak akan mengerti arti kehidupan. Karna orang  tua lah yang  pertama  kali  mengenalkan dan mengajarkan tentang arti kehidupan di dunia ini.
Betapa besar peran kedua orang  tua bagi kehidupan manusia didunia ini, maka sudah sepatutnya setiap manusia berbakti kepada kedua orang tua. Bentuk berbakti kepada kedua orang tua dapat berupa patuh dan taat kepada perintah yang diberikan selama perintah itu berupa kebaikan, menjaga nama baik orang tua, dan lain sebagainya.
Berbicara tentang berbakti kepada orangtua tentu tidak lepas dari berbuat baik kepada mereka. Pada zaman modern seperti sekarang ini, telah banyak perubahan adab atau perilaku, sehingga berpengaruh pada moral seorang anak terhadap kedua orang tuanya. Hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran anak-anak tentang betapa besarnya peran dan pengorbanan kedua orang tua dalam kehidupan mereka sehingga mereka tidak menghormati dan tidak berbakti kepada kedua orangtuanya. Sehingga saat ini hubungan anak dengan orang tua sudah seperti hubungan dengan teman sebaya, baik dari segi perkataan, perbuatan, maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Seakan sudah tidak mencerminkan penghormatan seorang anak kepada kedua orang tuanya. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita temukan banyak hal yang tidak sesuai dengan kaidah islamiyah, yang menjunjung tinggi rasa menghormati kepada orang tua.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan berbakti kepada kedua orang tua?
2.      Apa keutamaan berbakti kepada kedua orang tua?
3.      Bagaimana cara kita berbakti kepada orang tua?
4.      Bagaimana cara berbakti kepada orangtua seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an?

1.      Mengetahui definisi dari berbakti kepada orang tua.
2.      Mengetahui keutamaan berbakti kepada kedua orang tua.
3.      Mengetahui penjelasan Al-Qur’an tentang berbakti kepada kedua orangtua.


·         Bagi Penulis
Dengan di buatnya makalah ini di harapkan dapat menambah kaidah ilmu dan wawasan untuk penulis tetang keutamaan berbakti kepada orangtua.
·         Bagi pembaca
Dengan di buatnya makalah ini di harapkan akan menambah wawasan kepada pembaca tentang keutamaan bebakti kepada kedua orangtua.



PEMBAHASAN

A.    BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA.
Berbakti kepada kedua orang tua dalam Al-Qur’an sering disebut “Birrul Waalidain” secara etimologi mengandung dua kata yaitu “birru” yang berarti benar/kebajikan, dan “al-waalidain” yang berarti dua orang tua (Ibu-Ayah), sehingga dapat disimpulkan bahwa berbakti kepada orang tua mengandung pengertian berbuat benar, patuh dan berbuat baik kepada kedua orangtua.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu perilaku yang terpuji, dan merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak kepada orang tuanya. Setiap manusia terutama sebagai seorang muslim harus senantiasa berbakti kepada orangtuanya, sebagai bentuk memuliakan mereka, dan ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya.[1]
Menurut Ahmad Izzudin Al-Bayunni, berbakti kepada orangtua adalah berbuat baik kepada keduanya, melaksanakan hak-hak keduanya, selalu mentaati keduanya dalam hal yang bukan merupakan pendurhakaan kepada Allah SWT, menjauhi segala yang mengecewakan keduanya dan melakukan perbuatan yang diridhainya[2]. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa berbakti adalah suatu perbuatan yang menjurus kepada hal-hal yang baik dan tidak untuk dilakukan dengan pelanggaran dan keburukan. Sehingga berbakti dapat menimbulkan ketentraman pada diri seseorang.
Islam sangat menjunjung tinggi perbuatan berbakti kpada kedua orang tua. Akan tetapi , berbkti kepada orang tua ada batasnya, yakni selama perbuatan tersebut tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadits. Misalnya jika orang tua memaksa untuk berbuat syirik atau melakukan kejahatan maka perintah orang tua tersebut wajib ditentang, namun harus dengan cara yang baik agar tidak menyinggung hati mereka.
Hadits Bukhari dan Muslim meriwayatkan :

عَبْدُ الله بن مَسْعُودٍ قال سَاَ لْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ايُّ الْعَمَلِ اَحَبُّ الى الله قال: الصَّلَاةُ على وَقْتِهَا قال: ثم اي قال:ثُمَّ بِرُّ الْوَالْدَيْنِ قال: ثم اي قال: الجِهَادُ فى سَبِيْلِ الله 
“Abdulah bin mas’ud RA bertanya kepada Rasulullah,  Bahwa ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. “ Perbuatan apa yang paling disukai Allah?”.Nabi menjawab: “Shalat pada awal waktu.” “Kemudian apa lagi ya Rasulullah?” Nabi menjawab : “ Berbakti kepada orang tua.” “Kemudian apa lagi?” Nabi menjawab: “ Berjihad di jalan Allah”.
Dari hadist di atas menjelaskan bahwa barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya dengan sebaik-baiknya, maka jelas surga ada di hadapannya. Mengapa demikian? Lihatlah, hadist ini menunjukkan berbakti kepada kedua orang tua lebih utama nilainya daripada jihad fii sabilillah (berjihad/berperang di jalan Allah). Sementara yang kita ketahui, jihad fii sabilillah adalah jalan pintas menuju surga-Nya. Maka tentu saja berbakti kepada kedua orang tua akan mendapat balasan surga yang lebih baik. Perlu kita ketahui pula, kemuliaan untuk orang yang berbakti kepada orang tuanya tidak hanya saja diberikan kelak di akhirat, namun juga sudah ditampakkan sejak di dunia.
Selain itu keutamaan berbakti kepada orang tua terdapat dalam Ridho keduanya. Dimana ridho Allah juga merupakan ridho orang tua. Dalam suatu hadits Khalid bin Harits telah meriwayatkan hadits dari Syu’bah, dari Yu’la bin Atha’, dari ayahandanya, dari Abdullah bin Amru bin Ash RA. Yang berkata bahwa  Rosulullah SAW bersabda :
رِضَا الرَّبِّ فِى رِضَا الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِى سَخَطِ الْوَالِدِ
“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi).[3]
  Sebagai seorang anak, sudah seharusnya kita selalu mengharap keridhoan dari kedua orang tua dan memenuhi perintah-perintahnya, selama perintah yang diberikan tidak untuk berbuat maksiat. Juga sebagai seorang anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan keinginan-keinginan kedua orang tua dari pada kepentingan dan keinginan pribadi .
Dalam pendapat ulama lain juga disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua juga dapat memperpanjang umur dan menambah rejeki. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Anas bib Malik RA. Berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda “barang siapa yang ingin sekali diperpanjang umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung silaturrahmi”[4]
Berbakti kepada orang tua memang menjadi kewajiban bagi setiap anak, terutama berbakti pada ibu, karena ibu adalah sosok yang banyak berkorban bagi kehidupan kita mulai dari mengandung hingga melahirkan. Sampai dalam sebuah hadis nabi berkata bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu. Bahkan dalam sebuah kisah ketika seorang sahabat nabi ingin berperang bersama nabi, lantas nabi bertanya pada sahabat tersebut, apakah dia masih mempunyai ibu. Dan kemudian rasulullah menyuruh sahabat tersebut untuk kembali menemani ibunya karena surga berada dibawah telapak kaki ibu.
Dalam pendapat lainnya bahwa berbakti kepada orangtua adalah bentuk syukur kepada Allah. Oleh karena itu jika seorang anak telah berbakti kepada orang tua berarti telah bersyukur pada keduanya, dan barang siapa yang bersyukur kepada keduanya, maka telah bersyukur kepada Allah. Berkenaan dengan ini Allah SWT juga telah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya sebagai berikut : “....jika kalian bersyukur, niscaya aku akan menambah nikmat kalian....
Ayat tersebut menjelaskan bahwa dengan senang hati, Allah akan menambah nikmat-Nya untuk siapapun yang bersyukur, baik dalam hal rizeki maupun nikmat yang lain. Seperti yang telah dijelaskan di berbagai ayat Al-Qur’an , bahwa menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah kewajiban, dan bahwasanya termasuk dosa besar apabila seorang anak mendurhakai orang tua. apabila kita tidak berbakti dan durhaka kepada kedua orang tua, baik itu menyakiti hati mereka, mengucapkan kata-kata yantg tak pantas kepada mereka ataupun tidak menghormati mereka sebagai orang yang telah melahirkan, mengurus, membimbing hingga kelak kasih dan sayang mereka tak akan pernah hilang atau pun berkurang kepada kita.
Diantara salah satu contoh bentuk kedurhakaan seorang anak kepada orang tua adalah malu atau tidak mau mengakui orang tuanya sendiri, baik karena status sosialnya maupun karena dianggap tidak mengurusnya semasa kecil. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista, terlebih jika seorang anak terus mengungkit-ungkit kesalahan orang tua yang telah wafat.
Dalam suatu hadis dijelaskan bahwa dosa orang yang tidak berbakti atau dosa durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar. Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
أَلاَ أُنَبِّئُكُم بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ ثَلاَثًا قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ : أَلأِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ: أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ، وَشَهَادَةُ الزُّوُرِ، فَمَازَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ
Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’, Nabi bersabda. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam” ?.[HR. Bukhari].
            Dari hadits diatas dijelaskan bahwa durhaka kepada kedua orang tua merupakan dosa yang sangat besar. Maka seharusnya kita tidak diperbolehkan untuk bersikap durhaka kepada orang tua. Karena orang tua yang telah banyak berjasa terhadap kita.
            Berbakti kepada kedua orang tua juga sama halnya dengan menjaga silaturahmi yaitu dapat memperpanjang umur dan memperlancar rezeki, seperti yang dijelaskan dalam hadits :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِى عُمْرِهِ وَيُزَادَ لَهُ فِى رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad).
Tatacara berbakti kepada orangtua sangatlah beragam, kita bisa mengelompokkan kedalam dua bagian yaitu berbakti kepada kedua orangtua yang masih hidup, dan berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal. Menurut Abdullah Nashi ‘Ulwan dalam bukunya “Tarbiyatul Aulaad fil Islam” beliau menyebutkan tatacara berbakti kepada orang tua yang masih hidup seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadist, sebagai berikut.
1.      Mentaati semua perintah orang tua selama perintah itu tidak bertentangan dengan syariat Allah SWT.
2.      Berbicara kepada keduanya dengan lemah lembut dan penuh kesopanan.
3.      Berdiri untuk menunjukkan rasa hormat kita kepada mereka saat kita ada bersama mereka.
4.      Mencium tangan kedua orang tua saat moment-moment tertentu untuk menunjukkan rasa hormat.
5.      Memuliakan kedua orang tua, dan memberikan apa yang mereka minta semampu kita.
6.      Memelihara kemuliaan dan menjaga kehormatan orangtua kita, serta memenuhi hak-hak mereka.
7.      Bermusyawarah dengan kedua orang tua dalam menyelesaikan permasalahan keluarga yang menyangkut / melibatkan mereka.
8.      Memperbanyak doa dan memohon ampunan untuk mereka kepada allah SWT agar dosa mereka diampuni dan selalu diberikan kesehatan dan kebaikan lainnya.
Dan masih banyak lagi cara-cara yang bisa dilakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua yang masih hidup. Kemudian untuk berbakti kepada kedua orang tua yang sudah wafat ada beberapa cara diantaranya.
1.      Mengurus dan mensholatkan jenazah orang tua dan merawat sebagaimana mestinya serta mengantarkan mereka sampai ke kubur
2.      Memohonkan maaf kepada orang lain, dan memohonkan ampunan bagi orangtua kepada Allah SWT.
3.      Memenuhi janji dan melunasi hutang kedua orangtua.
4.      Memuliakan sahabat orangtua dan menjaga silaturrahmi.
5.      Mendoakan kedua orangtua dengan doa yang baik, agar keduanya diterima disisi Allah SWT.
Itulah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua kita, baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Karena baik masih hidup ataupun sudah meninggal maka tetap menjadi kewajiban bagi setiap manusia untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua.
Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua juga banyak terdapat dalam Al-Qur’an. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan perintah utama dalam ajaran Islam. Allah SWT sampai mengulang-ulang perintah ini di dalam Al Quran Surah An-Nisa ayat 36.
وَاعْبُدُوْا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئاً وَّ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْساَناً
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada  kedua orang tua”. 
Pada ayat yang lain Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran Surah Al-Isra’ ayat 23:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلآّ َتَعْبُدُوْا إِلآّ َإِيّاَهُ وَ بِالْوآَلِدَيْنِ إِحْساَناً . إِمّاَ يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ اْلكِبَرَ أَحَدُ هُماَ فَلاَ تَقُلْ لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُماَ وَقُلْ لَّهُماَ قَوْلاً كَرِيْماً

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al-Isra : 23).
Dari kedua ayat di atas, dapat kita pahami bahwa birrul walidain (berbakti kepada ibu dan bapak) adalah perkara utama wajib hukumnya bagi seorang anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Berbakti kepada kedua orang tua bisa diwujudkan dengan cara senantiasa mengasihi, menyayangi, mendoakan, taat, dan patuh. Melakukan hal-hal yang membahagiakan hati serta menjauhi hal-hal yang tidak disukai oleh mereka. Maka inilah yang dapat dimaksud dengan biruul walidain.[5]
Dalam suatu kisah sahabat nabi yang ingin berjihad di jalan Allah, Suatu ketika datang seorang lalu berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya ingin ikut berjihad, tapi saya tidak mampu! Rasulullah bertanya , “ Apakah orang tuamu masih hidup?” orang itu menjawab, “ Ibu saya masih hidup”. Maka Rasulullah ahallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan : “Temuilah Allah dengan berbakti kepada kedua orang tuamu (birrul walidain). Jika kamu sekalian melakukannya maka samalah dengan engkau berhaji, berumrah, dan berjihad.” (HR. Thabrani).
Dan pada ayat lain dijelaskan :
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً 
            Dan (ingatlah) ketika Kami Mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (Q.S Al-Baqarah 83).
Dalam ayat diatas dengan jelas menerangkan bahwa kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orangtua. Perintah tersebut berkali-kali dalam Al-Qur’an agar kita sebagai manusia benar-benar memperhatikan perintah tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan manusia. Tanpa orang tua, manusia tidak akan pernah ada dan tidak akan mengerti arti kehidupan. Karna orang tua lah yang pertama kali mengenalkan dan mengajarkan  tentang arti kehidupan di dunia ini.
Berbakti kepada orang tua adalah berbuat benar, patuh dan berbuat baik kepada kedua orangtua. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu perilaku yang terpuji, dan merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak kepada orang tuanya. berbakti adalah suatu perbuatan yang menjurus kepada hal-hal yang baik dan tidak untuk dilakukan dengan pelanggaran dan keburukan.Sebagai seorang anak, sudah seharusnya kita selalu mengharap keridhoan dari kedua orang tua dan memenuhi perintah-perintahnya, selama perintah yang diberikan tidak untuk berbuat maksiat. Juga sebagai seorang anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan keinginan-keinginan kedua orang tua dari pada kepentingan dan keinginan pribadi.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi perbuatan berbakti kepada kedua orang tua. Akan tetapi , berbkti kepada orang tua juga ada batasnya, yakni selama perbuatan tersebut tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadits. Selain perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua trdapat juga larangan untuk durhaka kepada kedua orang tua karena durhaka merupakan dosa yang sangat besar. Maka seharusnya kita tidak diperbolehkan untuk bersikap durhaka kepada orang tua. Karena orang tualah yang telah banyak berjasa terhadap kita.


B.     Saran
Sesuai dengan banyak pendapat yang telah dijelaskan oleh beberapa ulama, sudah selayaknya kita sebagai seorang anak harus berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua, sesuai dengan arti surat Al-Isra’ ayat 23 yang berbunyi hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”. Karena berbakti kepada kedua orangtua adalah sebuah kewajiban bagi kita. Dan akan menjadi amal tersendiri bagi kita karena berbakti kepada orang tua merupakan perbuatan yang terpuji.

DAFTAR PUSTAKA


Al-‘Adawi,Mushthafa. 2015. Fiqh Pergaulan Anak Terhadap Orang Tua. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Al-Bayanni,A.I, 1987. Pendidikan Anak Menurut Islam. Jakarta : Pustaka Aman
Aliyudin,M dan Enjang. 2012. Mempercepat Datangnya Rizqi dengan Ibadah Ringan. Bandung: RuangKata Imprint kawan pustaka.
Khalifah,Muhammad Khiliq, dan Shalih.Nidham M., 2009, Berbakti Orang Tua Berbuah Surga, Solo: Ziyad Visi Media.
Rasyid,H. Dan El-sutha,Saiful,H. 2016.  Panduan Muslim sehari-hari dari Lahir sampai Mati. Jakarta:WahyuQolbu.
Rochman.F. 2010. Berbakti kepada Orang Tua Menurut Penafsiran Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dan Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir An-Nur(Study Comparatif). IAIN Semarang: Skripsi.




[1]Rasyid,H. Dan Saiful,H El-Sutha. 2016. Panduan Muslim sehari-hari dari Lahir sampai Mati. (Jakarta : WahyuQolbu.) hlm. 987.
[2] Ahmad Izzuddin al-Bayanni, Pendidikan Anak Menurut Islam, ( Jakarta : Pustaka Amani, 1987), hlm. 92
[3] Muhammad Khiliq Khalifah, dan Nidham M. Shalih, 2009, Berbakti Orang Tua Berbuah Surga, Solo: Ziyad Visi Media.
[4] HR. Ahmad, Majma’u az-Zawaid, jilid VIII, hlm.136; HR. Baihaqi dengan sanad sahih. Untuk lengkapnya, silahkan lihat kedua kitab “Ash-Shahih” karya Bukhari dan Muslim dengan ringkas, bab: al-Birru.
[5] Binongko, Bara Fereggaso. 2011. Blog. http://baranakbinongko.blogspot.com diakses pada tanggal 03 Maret 2018. Pukul 21:00 WIB.

Komentar