evaluasi tes bentuk uraian


RESUME TEKNIK PENILAIAN TES TERTULIS BENTUK URAIAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
EVALUASI PEMBELAJARAN


Dosen Pengampu:
Tatik Indayati, M. Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2
1.      Siti Saniatul Ulfa    (D97216083)
2.      Sri Indah                 (D97216084)
3.      Nurul Fuad             (D96216120)



Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2018



Resume Teknik Penilaian Tes Tertulis Bentuk Uraian
A.    Pengertian Tes Tertulis Bentuk Uraian
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.[1]
Berdasarkan penskorannya, tes tertulis bentuk uraian diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan non objektif. Bentuk uraian objektif menuntut sekumpulan jawaban pengertian atau konsep tertentu sehingga penskoran dilakukan secara objektif. Sementara bentuk uraian non objektif menuntut jawaban berupa pengertian atau konsep berdasarkan pendapat masing-masing peserta tes, sehingga penskorannya sulit untuk dilakukan secara objektif (dapat mengandung unsur subjektif).
Perbedaan lain tes tertulis bentuk uraian objektif dan non objektif terletak pada kapasitas penskorannya. Pada uraian objektif, kunci jawaban dan pedoman penskorannya lebih pasti, dan komponen-komponen yang diskor diuraikan secara jelas serta ditentukan besarnya skor untuk tiap komponen. Untuk uraian non objektif, skornya dinyatakan dalam bentuk “rentangan”, karena komponen yang diskor hanya diuraikan secara garis besar dan berupa kriteria tertentu.
Dibandingkan dengan bentuk pilihan, tes bentuk uraian memiliki kelebihan. Berikut adalah perbandingannya :
No.
Kriteria
Bentuk uraian
Bentuk pilihan
1.
Penulisan soal
Relatif mudah
Relatif sukar
2.
Jumlah pokok bahasan yang ditanyakan
terbatas
Lebih banyak
3.
Aspek atau kemampuan yang diukuroleh satu soal
Dapat lebih dari satu
Hanya satu
4.
Persiapan siswa
Penekanan pada kedalaman materi
Lebih menekankan pada keluasan materi atau materinya bervariasi
5.
Jawaban siswa
Mengorganisasikan jawaban
Memilih jawaban
6.
Kecenderungan menebak
Tidak ada
Ada
7.
penskoran
Sukar, lama, kurang konsisten (reliabel) dan subjektif
Mudah, cepat, sangat konsisten dan objektif


B. Kaidah Penulisan Bentuk Uraian Bebas
Pada dasarnya setiap penulis soal bentuk uraian harus selalu berpedoman pada langkah-langkah atau kaidah-kaidah penulisan soal secara umum. Seperti, sesuai dengan kisi-kisi tes yang telah dibuat serta sesuai dengan tujuan soalnya.seorang penulis juga harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan ruang lingkup jawabanyang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh siswa. Ruang  lingkup tersebut menunjukkan luas sempitnya masalah yang ditanyakan, sehingga harus jelas tergambar pada rumusan soalnya. Ruang lingkup itu juga memudahkan guru untuk membuat kriteria atau pedoman penskoran.
Adapun kaidah lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan bentuk uraian adalah aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Yang mana pada aspek materi :
1.      Soal harus sesuai dengan indikator.
2.       Ruang lingkup pertanyaan dan jawaban harus jelas.
3.      Isi materi harus sesuai dengan petunjuk pengukuran.
4.      Isi materi yang ditanyakan harus sesuai jenjang atau tingkat kelas.
Berdasarkan aspek konstruksi :
1.      Rumusan pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya dan perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah.
2.      Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3.      Buatlah pedoman penskoran sesegera mungkin setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai, besarnya skor atau rentagan skor.
4.      Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, grafik, gambar, peta, atau yang lain harus jelas, seingga tidak menimbulkan penafsiran lain.
Berdasarkan bahasa :
1.      Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang sederhana atau komunikatif sehingga mudah dipahami.
2.      Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan siswa atau kelompok tertentu.
3.      Rumusan soal tidak menggunakan kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
4.      Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.



C. Penyusunan Pedoman Penskoran Penilaian Bentuk Uraian
Pedoman penskoran menjelaskan tentang batasan atau konsep untuk melakuakn penskoran, kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diharapkan, dan kriteria jawaban yang digunakan untuk penskoran. Agar hasil penskoran soal uraian konsisten (reliabel), maka perlu digunakan kriteria penyekoran untuk menentukan batasan dan ruang lingkup jawaban. Batasan jawaban yang digunakan disebut rubrik penyekoran. Yangmana rubrik tersebut diklasifikasikan ke dalam analitik dan holistik.
Rubrik penyekoran analitik mengidentifikasi jawaban dari berbagai aspek yang berbeda. Skor untuk masing-masing aspek diletakkan secara terpisah. Pada rubrik penyekoran holistik, guru memberikan suatu skor tunggal berdasarkan pada keseluruhan jawaban peserta tes. Rubrik penyekoran holistik sering kali kurang detail dibandingkan dengan rubrik analitik, namun lebih mudah dikembangkan dan proses penyekorannya juga lebih cepat.[2]
Contoh soal:
Deskripsikan dan bandingkan antara paragraf deduktif dan induktif. Berikan pula contoh perbedaan keduanya!
Contoh rubrik penyekoran analitik :
No.
Deskripsi
Kurang
(skor 1)
Cukup
(skor 2)
Baik
(skor 3)
Sangat baik
(skor 4)
1.
Siswa menunjukkan pemahaman tentang paragraf deduktif




2.
Siswa menunjukkan pemahaman tentang paragraf induktif.




3.
Siswa dapat membandingkan kedua paragraf.




4.
Siswa dapat menyajikan contoh perbedaan kedua paragraf.




5.
Jawaban yang diberikan jelas, terorganisir dengan baik, dan menggambarkan pemahamannya terhadap materi.










Contoh rubrik penyekoran holistik :
No.
Klasifikasi
Deskripsi
Nilai
1.
Sangat baik
Siswa menunjukkan pemahaman kedua paragraf dan dapat mendeskripsikan perpedaannya dengan baik serta mampu memberikan contoh. Ini merupakan jawaban yang bagus sekali.
4
2.
Baik
Siswa menunjukkan pemahaman yang bagus tentang kedua paragraf dan dapat mendeskripsikan perpedaannya serta mampu memberikan contoh.
3
3.
Cukup
Siswa menunjukkan pemahaman yang cukup tentang kedua paragraf dan dapat mendeskripsikan beberapa perpedaannya. Pemahamannya terbatas.
2
4.
Kurang
Siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas tentang kedua paragraf dan dapat mendeskripsikan perpedaannya secara kabur, beberapa informasi jelas tidak akurat serta contoh yang diberikan tidak relevan.
1

D. Beberapa Contoh
1.      Uraian objektif
Indikator    : “menjelaskan perbedaan keanekaragaman hayati antara di padang pasir dan hutan tropis.”
Soal            : “jelaskan keanekaragaman hayati mana yang lebih besar antara di padang pasir atau di hutan tropis? Jelaskan jawabanmu!”
Pedoman penskoran :
No.
Uraian
Skor
1.
Keanekaragaman hayati di hutan tropis lebih besar disbanding di padang pasir.
3
2.
Faktor abiotik di hutan tropis (sinar matahari, kelembaban, suhu) lebih stabil seanjang tahun dibandingkan di padang pasir. Hal tersebut mempegaruhi makhluk hidup didalamnya.
7
Skor total
10

2.      Uraian non objektif
Indikator : “membuat karangan berdasarkan kaidah bahasa _ndonesia yang benar.”
Soal : “buatlah karangan dengan tema “meningkatkan minat baca anak”, sebanyak kurang lebih 150 kata. Perhatikan ejaan, tanda baca, strutur kalimat, dan hubungan atau koherensi antar kalimat”





Pedoman penskoran :
No.
Kriteria jawaban
skor
1.
Kesesuaian antara judul dan isi cerita
·         Judul  sesuai dengan isi cerita
·         Judul agak sesuai dengan isi cerita
·         Judul tidak sesuai dengan isi cerita
0-2
2
1
0
2.
Ketepatan penulisan ejaan
·         Tidak ada kesalahan ejaan
·         Bila ada kesalahan ejaan 1-5 kata.
·         Bila ada kesalahan ejaan 6-10 kata.
·         Bila ada kesalahan ejaan lebih dari 10 kata.
0-3
3
2
1
0
3.
Ketepatan penulisan tanda baca
·         Tidak ada kesalahan tanda baca
·         Bila ada kesalahan tanda baca 1-5.
·         Bila ada kesalahan tanda baca 6-10.
·         Bila ada kesalahan tanda baca lebih dari 10.
0-3
3
2
1
0
4.
Ketepatan struktur kalimat
·         Semua kalimat memiliki struktur yang tepat.
·         Ada 1 kalimat yang strukturnya tidak tepat.
·         Ada 2 kalimat yang strukturnya tidak tepat.
·         Lebih dari 2 kalimat yang strukturnya tidak tepat.
0-3
3
2
1
0
5.
Kepaduan antar kalimat
·         Semua kalimat padu
·         Ada 1 kalimat yang tidak padu
·         Ada 2 kalimat yang tidak padu
·         Lebih dari 2 kalimat yang strukturnya tidak padu
0-3
3
2
1
0
Skor total
14

F. Soal Tes Bentuk Isian
Soal isian adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase, angka atau simbol. Jenis soal isian meliputi melengkapi dan asosiasi. Soal bentuk ini memiliki keunggulan dapat mencakup lingkup materi yang banyak dan dapat diskor drngan mudah, cepat dan objektif, serta mudah menyusunnya. Namun keterbatasan bentuk soal isian adalahcenderung mengukur kemampuan mengingat.




G. Kaidah Penulisan Soal Isian
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis soal isisan adalah :
1.      Soal harus sesuia indikator
2.      Soal harus menggunakan kata yang baik dan bena, serta kalimat yang singkat dan jelas
3.      Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti, yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau waktu
4.      Soal bukan merupakan kalimat yang langsung mengutip dari buku
5.      Soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban
6.      Bagian kalimat harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam rasio butir soal, dan paling banyak dua bagian, supaya tidak membingungkan siswa
H. Contoh
1.      Melengkapi
Gunung kerinci terletak di provinsi …. .
Kunci jawaban : Jambi
2.      Asosiasi
Pada titik-titik disebelah kanan dari setiap lagu daerah, tuliskan asal (daerah) lagu tersebut!
Lagu daerah
Daerah asal
1.      Keroncong kemayoran
2.      Ayam den lapeh

3.      Manuk dadali

4.      Tanduk majeng

5.      Suwe ora jamu

Kunci jawaban :
1.      Jakarta
2.      Sumatera barat
3.      Jawa barat
4.      Madura
5.      Jawa tengah
I. Soal Uraian Bentuk Jawaban Singkat
Soal uraian bentuk jawaban singkat adalah soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pernyataan. Kelebihan soal ini adalah dapat mencakup lingkup materi yang banyak, dan dapat diskor dengan mudah, cepat dan objektif, serta mudah menyusunnya. Adapun keterbatasannya adalah cenderung mengukur kemampuan mengingat.

J. Kaidah Penulisan Soal Uraian Jawaban Singkat
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis soal isisan adalah :
1.      Soal menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah
2.      Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban yang singkat
3.      Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab pada semua soal diusahakan relatif sama
4.      Soal harus menggunakan kata yang baik dan bena, serta kalimat yang singkat dan jelas
5.      Soal bukan merupakan kalimat yang langsung mengutip dari buku
6.      Soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban
Contoh :
Kalimat pertanyaan : “Siapakah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi?”
Kalimat perintah : “Sebutkan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi!”

K. Cara Memberi Skor Untuk Tes Uraian
            Dalam bentuk uraian biasanya skor mentah dicari dengan menggunakan sistem bobot. Sistem bobot ada dua cara, yaitu:
            Pertama, bobot dinyatakan dalam skor maksimum sesuai dengan tingkat kesukarannya. Misalnya, untuk soal yang mudah skor maksimumnya adalah 6, untuk soal sedang skor maksimumnya adalah 7, dan untuk soal sukar skor maksimumnya adalah 10. Cara ini tidak memungkinkan peserta didik mendapat skor maksimum sepuluh. Kedua, bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan tingkat kesukaran soal. misalnya, soal yang mudah diberi bobot 3, soal sedang diberi bobot 4, dan soal sukar diberi bobot 5. Cara ini memungkinkan peserta didik mendapat skor sepuluh.
Contoh 1 :
            Seorang peserta didik diberi tiga soal dalam bentuk uraian. Setiap soal diberi skor ( X ) maksimum dalam rentang 1 – 10 sesuai dengan kualitas jawaban peserta didik.
Perhitungan Skor dengan Bobot Pertama
No Soal
Tingkat
Kesukaran
Jawaban
Skor
(X)
1
Mudah
Betul
6
2
Sedang
Betul
7
3
Sukar
Betul
8

Jumlah

23

Rumus : Skor = ΣX
                     Σs
Keterangan :
ΣX = jumlah skor
 s = jumlah soal
Jadi, skor peserta didik A = 23= 7,67
                                              3
Contoh 2 :
            Seorang peserta didik dites dengan 3 soal dalam bentuk uraian. Masing-masing soal diberi bobot sesuai dengan tingkat kesukarannya, yaitu bobot 5 untuk soal yang sukar, 4 untuk soal sedang, 3 untuk soal yang mudah. Tiap-tiap soal diberikan skor (X) yang dicapai oleh setiap peserta didik dikalikan dengan bobot setiap soal. [3]
Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
Perhitungan Skor dengan Sistem Bobot Kedua
No
Soal
Tingkat
Kesukaran
Jawaban
Skor
(X)
Skor
(B)
XB
1
Mudah
Betul
10
3
30
2
Sedang
Betul
10
4
40
3
Sukar
Betul
10
5
50
Jumlah

12
120

Rumus : Skor = ΣXB
                      ΣB
Keterangan :
TK       = Tingkat kesukaran
X         = skor setiap soal
   B       = bobot sesuai dengan tingkat kesukaran soal
ΣXB   = jumlah hasil perkalian X dengan B

Jadi, skor yang diperoleh peserta didik : 120= 10
                                                                  12




L. Mempersiapkan Tes Uraian
Untuk menyusun soal-soal uraian sebagai indikator-indikator dari pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari, beberapa ketentuan perlu diperhatikan.[4] Khusus mengenai penyusunan tes uraian, perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.    Tentukan bahwa siswa tidak akan menjawab terlalu banyak atau terlalu panjang sehingga waktu tidak cukup.
Soal-soal uraian yang baik menuntut agar siswa menganalisis soal itu dengan teliti, menentukan apa yang dituntut dan apa yang tidak dituntut (oleh soal) dalam jawaban, memikirkan tentang cara mengorganisasi jawaban yang paling cocok, kemudian menuliskan jawaban tersebut. Proses ini memakan waktu, makin kompleks suatu pertanyaan atau soal, makin membutuhkan waktu yang lebih lama.
2.    Jika beberapa soal uraian akan diberikan, usahakan agar ada rentangan kesukaran dan kompleksitasnya.
Kebanyakan tes yang dibuat guru bertujuan untuk membedakan tingkat penguasaan dan pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan. Jika semua soal uraian sukar dan kompleks, beberapa orang siswa yang kurang kemampuannya tidak akan dapat menghasilkan jawaban yang akseptabel terhadap satu pun dari soal tersebut. Akan tetapi, jika soal-soal itu semuanya mudah dan sederhana, kita akan memperoleh pengukuran yang memadai dari apa yang sebenarnya dapat dilakukan oleh siswa yang lebih pandai. Dengan memberikan variasi terhadap kesulitan dan kompleksitas soal-soal itu, guru dapat memperoleh informasi tentang siswa, baik kurang pandai maupun yang pandai.
3.    Kebanyakan tes yang diberikan dikelas menuntut semua siswa untuk menjawab soal-soal yang sama.
Jika suatu tes uraian digunakan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan suatu program umum dari pengajaran, tiap siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama. Memberikan suatu pilihan soal atau pertanyaan akan mengurangi dasar umum, yang terhadapnya individu-individu yang berbeda dapat dibandingkan.


4.    Tulislah seperangkat petunjuk umum bagi tes tersebut.
Petunjuk yang baik bagi suatu tes uraian hendaknya mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
a.       Rencana umum yang harus digunakan siswa dalam mengerjakan tes itu.
b.      Bagaimana bentuk jawaban tes itu harus ditulis.
c.       Kriteria umum yang akan digunakan dalam menilai jawaban-jawaban tersebut.
d.      Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes tersebut.
5.    Specify the point for each question on the test.
Jika lebih dari satu soal essay digunakan pada suatu tes, atau jika soal essay dikombinasikan dengan seperangkat soal objektif, guru harus menjelaskan kepada siswa titik berat soal-soal itu.
M. Cara Menyusun Soal-soal Uraian
Untuk menyusun soal-soal uraian yang lebih efektif, perlu kiranya guru atas pembuat tes memperhatikan saran-saran seperti berikut :
1.      Sebelum memulai menulis soal yang dimaksud, hendaknya jelas dalam pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari murid untuk menjawab soal tersebut.
2.      Gunakanlah bahan-bahan atau himpunan bahan-bahan dalam menyusun soal-soal uraian tersebut.
3.      Mulailah pertanyaan atau soal uraian dengan kata-kata seperti : “Bandingkan”, “Berilah alasan”, “Berilah contoh-contoh yang sesuai”, “Jelaskan bagaimana pendapat anda”.
4.      Tulislah pertanyaan atau soal uraian itu sedemikian rupa sehingga tugas apa yang harus dilakukan siswa jelas dan tidak mempunyai arti ganda bagi setiap murid.
5.      Soal essay berhubungan dengan hal-hal yang merupakan “conversial issue” dalam masyarakat.
6.      Usahakan agas soal essay yang kita susun itu benar-benar dapat menimbulkan perilaku (behavior) yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa.
7.      Sesuaikan panjang-pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat kematangan siswa.


Instrumen Penilaian Bentuk Uraian

            Mata pelajaran             : PPKn
            Materi                          : Keberagaman karakteristik individu
            Kelas/ Semester           : 4/II
            Alokasi Waktu             : 35 menit
            Jumlah Soal                 : 4 soal

            Kompetensi Inti
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptahan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian
3.3 Menjelaskan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
3.3.1 Menjelaskan keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
3.3.2 Menentukan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
3.3.3 Membandingkan keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari

Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa dapat menjelaskan keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari-hari  melalui penjelasan guru dengan baik.
2.      Siswa dapat menentukan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari melalui menulis hasil pengamatan dengan baik.
3.      Siswa dapat membandingkan keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari melalui diskusi kelompok dengan baik.

Kisi-kisi Penilaian
No
Indikator
Bentuk penilaian
Butir Soal
Tingkat Kesukaran
Skor
1
3.3.1 Menjelaskan keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
Tes uraian
1 dan 2
C2
20
2
3.3.2 Menentukan manfaat keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
Tes uraian
3
C3
25
3
3.3.3 Mengidentifikasi keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan sehari- hari
Tes uraian
4
C5
35

Skor Maksimal : 100
Skor Total : Skor Perolehan   X 100
Skor Maksimal

Soal :
1.      Jelaskan pengertian keberagaman karakteristik Individu?
2.      Sebutkan keberagaman karakteristik Individu dalam kehidupan sehari-hari! Beserta contohnya!
3.      Sebutkan manfaat keberagaman karakteristik Individu dalam kehidupan sehari-hari?
4.      Bandingkan keragaman karakteristik orang-orang yang ada disekitarmu?









Pedoman penskoran :
Nomor Soal
Uraian
Skor
1.

Keragaman adalah perbedaan setiap manusia yang berarti manusia itu bermacam-macam.
10
Perbedaan itu karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
10
2.
Sifat atau watak, umur, jenis kelamin, rasa tau suku, pengetahuan, agama atau kepercayaan .
10
Sombong atau baik hati, perempuan atau laki-laki, batak atau jawa, pintar matematika atau olahraga, islam atau kristen. Atau yang lain yang menunjukkan contoh dari keberagaman individu.
10
3.
a.  dengan perbedaan umur kita belajar dari yang lebih tua serta menghormatinya dan menghargai yang lebih muda untuk menjadi inspirasinya (hanya menyebutkan 1 manfaat)
10
b. dengan perbedaan suku kita bisa belajar bahasa serta mempelajari budayanya sehingga wawasan kita tentang nusantara bertambah.
c.  dengan perbedaan pengetahuan kita bisa belajar cara atau strategi agar bisa seperti orang berpendidika tinggi dengan berbagi motivasi dan juga ilmu. (menyebutkan lebih dari satu manfaat)
15
4.
Pendapat siswa masing-masing, missal :
            Si A adalah seorang perempuan yang memiliki sifat yang pemalu.
            Sia B adalah seorang laki-laki yang memiliki sifat pemberani. (hanya menyebutkan 2 perbandingan)
15
            Si A adalah seorang perempuan yang memiliki sifat yang pemalu,  dia berumur 10 tahun. Dia asli Madura dan beragama islam. Dia sangat jago matematika.
            Sia B adalah seorang laki-laki yang memiliki sifat pemberani, dia berumur 11 tahun. Dia asli jawa timur dan beragama islam. Dia sangat gemar bermain sepak bola.
(menyebutkan lebih dari dua perbandingan)
20
Skor total
100

Kunci jawaban :
1.       Keragaman adalah perbedaan setiap manusia yang berarti manusia itu bermacam-macam. perbedaan itu karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
2.       Sifat atau watak, umur, jenis kelamin, rasa tau suku, pengetahuan, agama atau kepercayaan . Sombong atau baik hati, perempuan atau laki-laki, batak atau jawa, pintar matematika atau olahraga, islam atau kristen. Atau yang lain yang menunjukkan contoh dari keberagaman individu.
3.       a.  dengan perbedaan umur kita belajar dari yang lebih tua serta menghormatinya dan menghargai yang lebih muda untuk menjadi inspirasinya
b. dengan perbedaan suku kita bisa belajar bahasa serta mempelajari budayanya sehingga wawasan kita tentang nusantara bertambah.
c.  dengan perbedaan pengetahuan kita bisa belajar cara atau strategi agar bisa seperti orang berpendidika tinggi dengan berbagi motivasi dan juga ilmu.
4.        Pendapat dari siswa masing-masing, misal
           Si A adalah seorang perempuan yang memiliki sifat yang pemalu,  dia berumur 10 tahun. Dia asli Madura dan beragama islam. Dia sangat jago matematika.
           Sia B adalah seorang laki-laki yang memiliki sifat pemberani, dia berumur 11 tahun. Dia asli jawa timur dan beragama islam. Dia sangat gemar bermain sepak bola.





















DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam.
Kusaeri. 2013. Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum. Yogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Purwanto, M. Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.  Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.
Suprananto, Kusaeri. 2011. Penilaian dan Pengukuran Pendidikan. Yogjakarta : UNY Press.




[1] Kusaeri, Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013, ( Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014 ), hlm. 89- 99.
[2] Kusaeri Suprananto, Penilaian dan Pengukuran Pendidikan, (Yogjakarta : UNY Press, 2011), hlm. 85.
[3] Mohammad Ali, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam, 2009), hlm. 223-226.
[4] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran,  (Bandung : PT. Remaja RosdaKarya, 2012), Hlm. 59.

Komentar