evaluasi tes lisan


TES LISAN
Diajukan Untuk Mata Kuliah:
Evaluasi Pembelajaran



 


Dosen Pengampu:
Tatik Indayati, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 3
1.      Nina Rohmatul Fauziyah              (D97216069)
2.      Rahmania                                      (D97216073)
3.      Santri Purnamasari                        (D97216079)
4.      Weni Marina                                 (D97216090)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
TES LISAN

A.      Pengertian Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pertanyaan yang diajukan guru bersifat lisan (oral) yang dimana dijawab oleh siswa secara lisan pula. Jawaban yang diberikan kepada guru dapat berupa kata, frase, kalimat, ataupun paragraf yang diucapkan. Pada prinsipnya, tes lisan hampir sama dengan tes tulis bentuk uraian. Perbedaan yang terjadi pada keduanya adalah cara pelaksanaannya, tes lisan dikomunikasikan secara langsung antara guru dan murid.[1]
Tes lisan dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual maupun kelompok. Tes lisan dapat digunakan dalam tes harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, dan ujian sekolah.[2]

B.       Prinsip-Prinsip Pemakaian Tes Lisan:
Berikut prinsip yang harus dilakukan dalam pemakaian tes lisan antara lain :
1.    Pelaksanaan tes lisan yang trampil perlu mencapai pengukuran yang baik. Siswa-siswa harus mendengar dan mengerti pertanyaan jika mereka diharapkan dapat memberi respon dengan baik. Oleh sebab itu guru harus membacakan pertanyaan dengan pelan-pelan dan dengan suara yang kuat dan jelas serta mengucapkan dengan hati-hati. Jika tes lisan dipakai untuk tujuan pengajaran atau review, tidak ada atau sedikit saja nilai yang diberikan pada ujian tersebut. Tes lisan yang dipakai untuk ujian merupakan alat yang baik untuk mendorong belajar, mereview topik yang baru diajarkan dan memberikan kepada guru kesan bagaimana baiknya siswa-siswa menguasai konsep-konsep, ide-ide, dan fakta-fakta yang telah diajarkan.
2.    Jika hanya satu pertanyaan diberikan kepada seorang individu, guru harus hati-hati menjaga agar tingkat kesukaran pertanyaan itu sama, atau setidaknya menyesuaikan kesukaran tes kepada kemampuan siswa. Pertanyaan tes lisan ditujukan kepada tiap orang siswa tidak mengandung reabilitas, sebab sampel tidak cukup tajam dan reabilitas sering dikurangi oleh variasi kesukaran tes yang tiba-tiba berubah-rubah. Batas waktu yang harus diperhatikan dan kondisi tes individual harus dipelihara pada tingkat standar jika hasilnya diharapkan dapat dipertanggung jawabkan.
3.    Walaupun penilaian tes lisan sering subyektif, guru harus berusaha menghindarkan faktor-faktor luar yang tidak perlu seperti favoritisme. Pemakaian daftar cek atau skala penilaian di mana mungkin akan menambah reabilitas penilaian, dan jawaban yang sebelumnya sudah ditulis akan menyajikan kriteria untuk menilai ke komprehensifan jawaban siswa.

C.  Merencanakan dan melaksanakan tes lisan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan tes lisan diantaranya :
1.      Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai dinilai melalui tes lisan.
2.      Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi pengetahuan yang di nilai melalui tes lisan.
3.      Menetukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator hasil belajar pada kompotensi pengetahuan.
4.      Menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan masalah, mengungkap hubungan sebab akibat, dan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang di kemukakan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan yang diajukan (memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya) serta harus di siapkan pedoman jawaban betul dan peskoran).
5.      Menyiapkan rubrik penilaian, berupa format yang akan digunakan untuk mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan.[3]
Dalam penggunaan tes lisan di lapangan, ada bebrapa hal yang harus diperhatikan, seperti :
1.      Menyusun hasil pertanyaan sebagai acuan dalam pelaksanaan tes lisan
2.      Menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang jelas dan dapat dipahami peseta didik
3.      Menyeimbangkan alokasi waktu antara siswa yang satu dengan yang lain (jangan sampai ada yang terlalu lama atau sebaliknya)
4.      Menghindari penggunaan kalimat-kalimat tertentu yang sifatnya menolong siswa atau memberi petunjuk yang mengarahkan pada kunci jawaban
5.      Memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk memikirkan jawaban
6.      Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi siswa. Hal yang dimaksudkan agar siswa tidak ketakutan menghadapi ujian dalam bentuk lisan.
7.      Membandingkan jawaban siswa dengan rubrik
8.      Mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan yang diajukan
9.      Memberikan skor bagi setiap jawaban yang dikemukakan siswa. Pemberian skor setelah selesai pelaksanaan tes lisan merupakan hal yang kurang efektif, karena di khawatirkan akan terpengaruh pada jawaban yang terakhir.[4]

D.      Macam-Macam Tes Lisan
Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua:
1.      Tes lisan bebas
Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis.
2.      Tes lisan berpedoman
Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik.
Tes lisan berpedoman yaitu pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik. Tes ini lebih mudah dalam memeriksanya karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban yang benar.

E.  Pelaksanaan Tes Lisan
Ada beberapa hal yang harus diperhatian dalam pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut:
1.    Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap menyadari tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi belajar yang ingin dicapai oleh murid-murid.
2.    Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang sangat “tolol”.
3.    Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang tes dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluasi karena kita bertindak tidak adil terhadap murid yang lain.
4.    Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan sampai terkecoh oleh jawaban yang ngelantur dari murid-murid.
5.    Laksanakanlah scoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh murid.[5]
Selain itu juga terdapat tata cara pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
1.    Langsung kepada individu.
2.    Menyebar kepada semua siswa.
3.    Retorik, guru bertanya, siswa diberi waktu untuk menjawab, tetapi guru yang menjawab.
4.    Balikan, pertanyaan siswa dijawab guru selanjutnya guru bertanya lagi kepada siswa yang bertanya.
5.    Terusan, pertanyaan peserta dibalikan untuk dijawab oleh peserta lainnya.

F.   Kriteria Tes Lisan
Setiap penilaian baik tes lisan, tes tulis dan penugasan selalu mempunyai kriteria dalam pelaksanaannya. Sama halnya dengan tes lisan, berikut beberapa kriteria dalam melaksanakan tes lisan antara lain sebagai berikut:
1.    Derajat kesukaran, muatan ilmu, jumlah waktu yang disediakan dan angka maksimum yang mungkin dapat dicapai oleh setiap peserta tes hendaknya diperkirakan sama.
2.    Jika peserta tes tetap tidak dapat memberikan jawaban hingga waktu yang disediakan habis hendaknya pindah ke nomor tes berikutnya.
3.    Dalam membacakan tes penguji boleh menggunakan kata-kata penguji sendiri asal intinya sama.
4.    Penguji dilarang memberondong ataupun memerosokkan dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang ternyata tidak tertulis dalam lembaran tes .
5.    Berilah angka semata-mata hanya berdasarkan mutu jawaban peserta tes.
6.    Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.
7.    Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
8.    Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.
9.    Disusun dari  pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. [6]

G. Kelemahan Kelebihan Tes Lisan
Kelebihan tes lisan adalah bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukaan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan materi siswa secara tepat. Dapat mengevaluasi kemampuan berbahasa lisan, dapat melakukan pendalaman materi, tidak mungkin terjadi penyontekan, serta bahan ujian dapat luas dan mendalam.
Kelemahan tes lisan adalah membutuhkan waktu yang relatif lama, dan subjektifitas tinggi, jika siswa memiliki sifat gugup dapat mengganggu kelancaran menjawab dan kurang reliabel.

KISI-KISI PENILAIAN
TES LISAN

Kelas/Semester       : 4 (empat) / 2
Mata Pelajaran        : Sejarah Kebudayaan Islam
Materi Pokok          : Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib
Alokasi Waktu       : 1 x 25 menit
Jumlah Soal            : 4 butir soal
Teknik Penilaian     : Tes Lisan
Bentuk Instrumen  : Daftar Pertanyaan

KOMPETENSI DASAR (KD)
3.5. Mengidentifikasi sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib

INDIKATOR:
3.5.1.  Menyebutkan sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib
3.5.2.  Menjelaskan Isi Baiat Aqabah Pertama
3.5.3.   Menjelaskan Isi Baiat Aqabah Kubra
3.5.4.  Menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib 

TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.      Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib dengan tepat dan benar.
2.      Melalui membaca, siswa dapat menjelaskan Isi Baiat Aqabah Pertama dan Isi Baiat Aqabah Kubra dengan benar.
3.      Melalui membaca, siswa dapat menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib dengan tepat dan benar.



No
Indikator
Butir Soal
Tingkat Kesukaran
Skor
Max
Keterangan
1
3.5.1.      Menyebutkan sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib
1
C1
4

2
3.5.2.      Menjelaskan Isi Baiat Aqabah Pertama
2
C1
4

3
3.5.3.      Menjelaskan Isi Baiat Aqabah Kubra
2
C1
4

4
3.5.4.      Menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib
2
C1
4



SKOR PENILAIAN
No Butir Soal
Skor
Keterangan
1
4
·      Jika menjawab 6 faktor sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib dengan tepat dan benar.
3
·      Jika menjawab 3-4 faktor sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib dengan tepat dan benar.
2
·      Jika menjawab 1-2 faktor sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib dengan tepat dan benar.
1
·      Jika menjawab 1-2 faktor sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yasrib dengan tepat dan benar.
2
4
·      Jika menjawab 7 isi baiat Aqabah Pertama dengan tepat dan benar.
3
·      Jika menjawab 5-6 isi baiat Aqabah Pertama dengan tepat dan benar.
2
·      Jika menjawab 3-4 isi baiat Aqabah Pertama dengan tepat dan benar.
1
·      Jika menjawab 1-2 isi baiat Aqabah Pertama dengan tepat dan benar.
3
4
·      Jika menjawab 4-5 isi baiat Aqabah Kubro dengan tepat dan benar.
3
·         Jika menjawab 3 isi baiat Aqabah Kubro dengan tepat dan benar.
2
·         Jika menjawab 2 isi baiat Aqabah Kubro dengan tepat dan benar.
1
·         Jika menjawab 1 isi baiat Aqabah Kubro dengan tepat dan benar.
4
4
·         Menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib dengan benar, lancar, makhroj jelas.
3
·         Menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib dengan benar, lancar.
2
·         Menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib dengan benar.
1
·         Tidak dapat menyebutkan ayat perintah Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Yasrib.

Skor Penilaian:
Skor yang diperoleh
                                  X 100 =
Skor maksimal (16)


Keterangan:
4
= sangat baik
(jika ketiga/semua aspek yang dinilai terpenuhi)
3
 = baik
(jika ada dua aspek yang dinilai terpenuhi)                       
2
 = cukup
(jika hanya satu aspek yang dinilai terpenuhi)
1
 = kurang
(jika semua aspek yang dinilai tidak terpenuhi)

Kriteria Nilai:
Sangat Baik     : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                 : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup             : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang            : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33


BUTIR SOAL

1.    Sebutkan apa saja penyebab nabi Muhammad SAW hijrah ke Yasrib !
2.    Jelaskan isi baiat aqobah pertama!
3.    Jelaskan si baiat aqobah kubro!
4.    Sebutukan ayat perintah Allah SWT untuk nabi Muhammad SAW hijrah ke Yasrib!


KUNCI JAWABAN
1.  Sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Yatsrib adalah:
  1. Semakin beratnya tekanan dan penindasan kafir Quraisy kepada
  2. Kaum Muslimin.
  3. Penduduk Yatsrib menyambut baik dakwah Rasulullah Saw.
  4. Adanya jaminan keamanan dari penduduk Yatsrib.
  5. Adanya permintaan penduduk Yatsrib agar Rasulullah Saw. hijrah ke
  6. Yatsrib.
  7. Adanya usaha pembunuhan kafir Quraisy kepada Rasulullah Saw.
h.      Perintah Allah Swt. untuk berhijrah.
2.  Isi Baiat Aqabah Pertama
  1. Tidak mempersekutukan Allah.
  2. Tidak berdusta.
  3. Tidak mencuri.
  4. Tidak membunuh anak-anak perempuan.
  5. Tidak memfitnah.
  6. Tidak melakukan hal-hal tercela.
g.       Akan tetap setia kepada Allah dan Rasul-Nya.
3.  Isi Baiat Aqabah Kubra
  1. Berjanji untuk taat dan setia kepada Rasulullah Saw. Baik dalam keadaan senggang maupun sibuk.
  2. Berjanji untuk tetap berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit.
  3. Berjanji untuk tetap melakukan kebaikan dan mencegahkemungkaran.
  4. Berjanji untuk tetap teguh membela kebenaran karena Allah Swt. Tanpa rasa takut dicela.
  5. Berjanji untuk tetap membantu dan membela Rasulullah sebagaimana membela diri sendiri dan keluarganya.

4.  QS. Al-Anfal ayat 30




















DAFTAR PUSTAKA

Nurkancana, Wayan dan P.P.N. Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Kusaeri. 2014. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
Haryanto, N. 2002. Statistik Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.



[1] Kusaeri,. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014), H. 196.
[2] Ibid., 197.
[3] Kusaeri,. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014), H. 197-198.
[4] Kusaeri, Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014), H. 197-198.
[5] Nurkancana, Wayan dan P.P.N, Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), H. 60.
[6] Haryanto, N, Statistik Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2002), H. 48.

Komentar