media pembelajaran IPS SD/MI


MEDIA PEMBELAJARAN DAN PENERAPANNYA
MAKALAH PEMBELAJARAN IPS
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS



    
    
Dosen Pengampu :
Drs. Nadlir, M.Pd.I

Oleh Kelompok 7 :
1.          Niemas Izdihari R       (D97216068)
2.          Ryan Eka R.                (D97216077)
3.          Yusni Muhridah          (D97216092)



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan  rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa terkendala suatu apapun.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS semester empat tahun ajaran 2018. Adapun topik yang dibahas di dalam  makalah ini adalah “Media Pembelajaran dan Penerapannya”. Kami juga mengucapkan  terima kasih kepada Bapak Drs. Nadlir, M.Pd.I karena telah membimbing kami.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.




Surabaya, April 2018



Penyusun









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Pembelajaran IPS........................................................ 3
B.     Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran IPS MI...................................... 8
C.     Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran IPS MI................................... 11
D.    Macam-macam Media Pembelajaran IPS MI........................................... 16
E.     Penerapan Media Pembelajaran IPS MI................................................... 26
F.      Kelemahan dan Keunggulan Tiap-Tiap Media Pembelajaran IPS MI..... 26
G.    Langkah-Langkah Pembuatan Media Pembelajaran IPS MI................... 29

BAB III PENUTUP
A.    Simpulan................................................................................................... 32
B.     Saran......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 33









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
           Penggunaan suatu media dalam hal pembelajaran sangat dibutuhkan pada era modern saat ini, terlebih dalam memnuhi kebutuhan peserta didik agar mudah menerima materi yang akan diajarkan oleh guru. Alat peraga atau media pembelajaran erat kaitannya saat melakukan proses belajar mengajar baik didalam maupun diluar kelas. Meskipun dengan berbagai bentuk sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga kefektifan belajar dapat mencapai tujuan secara maksimal.
           Meskipun berbagai macam media yang ditentukan, guru harus mampu menyesuaikan karakteristik dengan materi yang kaan diajarkan sehingga kebutuhan peserta didik bias terpenuhi. Walaupun keterbatasan kreatifitas yang dimiliki oleh guru tidak sama. Untuk itu, dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu menguasai materi namun juga bagaimana pengelolaan kelas yang efektif dan menyenangkan.
           Dengan masih adanya kasus kurangnya pemahaman siswa dalam suatu materi maka, guru perlu mempelajari lebih mendalam tentang media pembeljaran dan hal-hal yang berkaitan dengan media pembelajaran agar kemampuan guru yang terampil dapat mengaktifkan proses belajar mengajar siswa di dalam kelas.
              
B.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
                            1.     Apa pengertian dari Media Pembelajaran IPS MI?
                            2.     Apa saja kriteria pemilihan media pembelajaran IPS MI?
                            3.     Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran IPS MI?
                            4.     Apa saja Macam-Macam Media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPS ?
                            5.     Bagaimana penerapan media pembelajaran IPS MI?
                            6.     Apa saja kelemahan dan keunggulan tiap-tiap media pembelajaran IPS MI?
                            7.     Apa saja langkah-langkah pembuatan media pembelajaran IPS MI?
      
C.    TUJUAN
           Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai berikut:
1.        Mengetahui pengertian dari media pembelajaran IPS.
2.        Mengetahui kriteria pemilihan media pembelajaran IPS MI.
3.        Mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran IPS MI.
4.        Mengetahui Macam-Macam media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPS.
5.        Mengetahui penerapan media pembelajaran IPS MI.
6.        Mengetahui kelemahan dan keunggulan tiap-tiap media pembelajaran IPS MI.
7.        Mengetahui langkah-langkah pembuatan media pembelajaran IPS MI.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Pada dasarnya siswa memiliki minat (sense of interest) dan dorongan ingin melihat kenyataan (sense of reality). Mengingat materi pembelajaran IPS lebih banyak memuat informasi maka upaya mengembangkan  kedua potensi siswa tersebut, guru dituntut memiliki kreativitas dalam mengaktualisasikan kompetensinya terutama untuk mengidentifikasi, menyeleksi dan menentukan sumber pembelajaran yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
Media sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan baik. Memilih dan menggunakan media harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan yang lebih utama dapat memperlancar pencapaian tujuan serta menarik minat siswa. Sebagai mediator, guru pun menjadi perantara siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sehingga guru pun dituntut untuk memiliki keterampilan tentang komunikasi dan berinteraksi. Sehingga siswa dikembangkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.[1]
Menurut Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar.[2]
Briggs (1977) mendefenisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar.[3] 
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendifinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehinga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[4]
Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya identik dengan keperagaan. Pengertian keperagaan berasal dari kata “raga” yang berarti sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui indera kita. (Husein Achmad. 1981:102).[5]
Menurut Ibrahim, dkk. (2004), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh : gambar, bagan, model, film, video, computer, dan sebagainya.[6]
Dalam kaitan ini, Danim (2002: 184) dengan mengutip hasil laporan Ernes L. Boyer, Presiden Yayasan Carnige Foundation For The Advancement of Teaching, menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada tiga era isu krusial pada profesi guru yang perlu dimiliki dan ditingkatkan, yaitu: 1) pengetahuan tentang cara mengelola kelas; 2) pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan bahan ajar; dan 3) pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal siswa. Ketiga isu tersebut dipandang perlu dikuasai oleh guru, mengingat perkembangan zaman yang begitu cepat dan mengglobal ini tidak dapat dihindari lagi harus disikapi dengan selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki guru.
Sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diperlukan alat bantu pembelajaran yakni di antaranya media belajar yang tepat dan efektif yang dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendorong keberhasilan proses belajar mengajar. Media belajar merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dengan menggunakan media belajar, proses belajar mengajar akan lebih efektif karena suasana belajar akan menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Menurut Bahri (2002:137) media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyatan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya  untuk membantu pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan kompleks. Dengan pemanfaatan media, maka ada balikan dari guru dan siswa untuk berinteraksi, di mana di dalam proses belajar mengajar guru dan siswa sudah dapat berkomunikasi begitu pula dengan siswa dan siswa. Selain itu, pemanfaatan media ini, adanya interaksi optimal antara guru dengan siswa dan di antara siswa dengan siswa yang lainnya, di mana hal tersebut dapat dikatakan bahwa di dalam proses belajar mengajar di kelas terjalin interaksi yang baik antara guru, siswa, dan siswa dengan siswa lainnya.
Media adalah segala sesuatu yang dapat diindera yang berfungsi sebagai perantara atau sarana/alat untuk proses komunikasi dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi belajar mengajar disebut media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu yang akan membantu kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses belajar sebagaimna yang diharapkan. Media yang dibuat oleh guru, dapat berupa media elektronik, media cetak, bagan (chart), peta/globa, slide atau transparan yang diproyeksikan dengan menggunakan OHP, penampilan, demonstrasi, permainan (games), cerita, LKS, miniatur dan masih banyak lagi jenis-jenis yang dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran.
Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1.    Pesan; di dalamnya mencakup kurikulum (GPBB) dan mata pelajaran.
2.    Orang; di dalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3.    Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (Over Head Transparency), program slide, alat peraga, dan sebagainya (biasa disebut software).
4.    Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (peranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
5.    Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), da sebagainya.
6.    Latar (setting) atau lingkungan; termasuk di dalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, sebagainya.

Alasan mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.[7]
Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran Ilmu Bumi, pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengongkretan dari konsep geografis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud jelas dan nyata. Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.[8]




B.    KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Arsyad mengemukakan bahwa ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut.
1.    Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional dalam pembelajaran yang telah ditetapkan, yang secara umum mengacu kepada salah satu ranah atau dua maupun gabungan ketiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik).
2.    Tepat untuk mendukung isi materi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa-siswi.
3.    Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik.
4.    Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran, sebab nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh yang mengoperasikannya.
5.    Pengelompokkan sasaran. Media digunakan secara efektif berdasarkan kelompok sasaran. Ada media yang tepat digunakan untik kelompok besar belum tentu efektif digunakan untuk kelompok kecil demikian pula sebaliknya.
6.    Mutu teknis. Pengembangan media harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain sehingga siswa-siswi terfokus dan pesan yang disampaikan dapat ditangkap secara efektif.
Selain pertimbangan yang dikemukakan di atas, ditambahkan beberapa pertimbangan yang juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan seperti yang ditulis oleh R. Ibrahim:
1.    Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah kurangnya waktu yang tersedia apalagi kalau kurikulumnya terlalu padat isinya.
2.    Biaya. Kesesuaian kemampuan dana yang dimiliki untuk pengadaan media juga suatu hal yang perlu pertimbangan, meskipun terkadang media yang paling cocok digunakan untuk suatu pembelajaran terpaksa tidak digunakan karena persoalan ketidak siapan dana untuk pengadaannya.
3.    Secara lebih spesifik, mata pelajaran IPS pad ajenjang MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsp-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyakat yang majemuk, di tingkat nasional dan global (Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah).

Karakteristik peserta didik MI dalam pembelajaran IPS didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik bukan hanya menjadi sasaran yang harus menerima materi IPS yang diajarkan, melainkan mereka harus diperlakukan sebagai subjek yang menjalani proses belajar IPS secara aktif. Oleh karena itu, hal-hal yang berkenaan dengan hakekat dirinya harus diperhatikan secara sungguh-sungguh. Di antaranya: 1) kondisi dan perkembangan mentalnyaharus menjadi acuan dalam menentukan model penyajian yang paling serasi; 2) kesadaran mentalnya, seperti minat, dorongan mengetahui kenyataan, dan dorongan menemukan sendiri gejala-gejala kehidupan harus ditumbuh kembangkan dengan model pembelajaran yang menarik dan bermakna; 3) potensi yang dimilikinya, seperti sikap mentalnya, daya rasional dan emosional, serta keterampilan yang akan dikembangkan melalui pembealajaran IPS dibina ke arah kematangan dan kedewasaan (Sumaatmadja: 1980).
Berdasarkan uraian di atas maka sangat terbuka kemungkinan terjadi dua proses pembelajaran yang memiliki kompetensi dasar yang sama tetapi menggunakan media pembelajaran yang berbeda.[9]
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain : tujuan pembelajaran yang  ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu, teknis, dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain :
1.      Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behaviour).
2.      Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3.      Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Factor umur, intelegensi, latar belakang Pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
4.      Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.[10]
Media dan Alat Peraga
1.      Media dan Alat peraga keduanya sama saja. Keduanya sama-sama mempermudah penyampaian pesandari sumber pesan kepada penerima pesan.
2.      Media dan Alat peraga adalah dua hal yang berbeda. Hal ini  berkaitan dengan jalur penyampaian pesan atau isi kurikulum kepada anak didik.
Alat peraga merupakan alat bantu bagi pengajar untuk menyampaikan pesan kepada anak didik. Dengan demikian, tanpa alat peraga pum pembelajaran tetap dapat berlangsung. Media merupakan saluran pesan dari sumber pesan kepada anak didik. Media dapat digunakan secara mandiri oleh anak didik dan media merupakan bagian integral pembelajaran. Artinya, tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak dapat berlangsung.[11]

C.  FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
a.      Fungsi Media
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa-siswi baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping mnyenangkan, media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perseorangan siswa-siswi.
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar menurut Hamalik, dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dalam merangsang motivasi siswa-siswi dalam kegiatan belajar yang membawa pengaruh psikologis bagi siswa-siswi. Sedangkan fungsi media dalam pembelajaran menurut Derek Rowntree adalah: membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon siswa-siswi, dan memberikan feed back dengan segera.
Levie & Lentz mengemukakan ada empat fungsi media dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1.      Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa-siswi untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan atau yang menyertai teks materi pelajaran.
2.      Fungsi afektif, yaitu terlihat dari tingkat perhatian siswa-siswi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media yang dapat menggugah emosi dan sikap siswa-siswi dalam proses belajar mengajar.
3.      Fungsi kognitif, yaitu dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat pesan yang disampaikan melalui media.
4.      Fungsi kompensatoris, yaitu yang dapat membantu siswa-siswi yang lemah dalam membaca dan memahami teks sehingga dengan mudah dapat mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali, dengan kata lain media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa-siswi yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[12]

Sebagai komponen system pembelajaran. Media memiliki fungsi yang berbeda dengan komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada pebelajar. Pada proses penyampaian pesan ini seringkali terjadi gangguan yang mnegakibatkan pesan pembelajaran tidak diterima oleh pebelajar seperti apa yang dimaksudkan oleh penyampai pesan.
Kunci pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan proses penyampaian pesan pembelajar ini terletak pada media yang dipakai dalam proses itu. Menurut Degeng (2001) secara garis besar fungsi media adalah :
1.      Menghindari terjadinya verbalisme
2.      Membangkitkan minat/motivasi
3.      Menarik perhatian Mahasiswa (siswa)
4.      Mengatasi keterbatasan : ruang, waktu, dan ukuran
5.      Mengaktifkan Mahasiswa (siswa) dalam kegiatan belajar, dan
6.      Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.        
Tiga kelebihan kemampuan media menurut Gerlach dan Ely (dalam Ibrahim, dkk.,2004)
1.      Kemampuan fiksatif, artinya memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan kemudian menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini suatu obyek atau kejadian dapat Digambar, diprotet, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti keadaan aslinya.
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut atau disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket computer dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat diproyeksikan depan saja diperlukan. Dengan ciri friksatif ini, media memungkinkan objek atau rekaman kejadian dapat diproyeksikan tanpa mengenal waktu. Kapan saja dan beberapa kali pun dapat dilakukan.[13]
2.    Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya dirubah : ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat juga diulang-ulang penyajiannya.
Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa-siswi dalam waktu dua atau tiga menit dengan Teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses penanaman dan panen coklat hingga proses penanaman dan panen coklat hingga proses pembuatan permen coklat dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mmampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa-siswi untuk mengetahui asal-usul dan proses dari penanaman bahan baku coklat hingga menjadi permen coklat.[14]
3.      Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak. Misalnya siaran televisi atau radio.
Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secra bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa-siswi dengan stimulus pengalama yang relative sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi di rekam dalam format apa saja (video, disket, misalnya), ia dapat di produksi seberapa kalipun dan ia siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.
Dari tiga ciri media yang disebutkan menunjukkan bahwa media yang dimaksud adalah media (teknologi) canggih seperti yang ditulis oleh Azhar Arsyad (1997) disamping menurut beliau ada juga media (teknologi) tradisional.[15]
Miarso (2004) mengemukakan dua belas kegunaan media, yakni.
a.       Memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal
b.      Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh pebelajar
c.       Dapat melampaui batas ruang kelas
d.      Memungkinkan adanya interaksi langsung antara pebelajar dan lingkungannya
e.       Melakukan keseragaman pengamatan
f.       Membangkitkan keinginan dan minat baru
g.      Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
h.      Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak
i.        Memberikan kesempatan pada pebelajar untuk belajar mandiri
j.        Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy), yaitu kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan
k.      Mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran akan dunia sekitar, dan
l.        Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri pembelajar maupun pebelajar.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.[16]

b.      Manfaat Media
Sudjana dan Rivai dalam Arsyad mengemukakan manfaat media pendidikan sebagai berikut.
1.    Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa-siswi sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.    Bahan pengajaran akan lebih jelas jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa-siswi dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
3.    Metode mengajar akan lebih bervariasi, tak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa-siswi tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam belajar.
4.    Siswa-siswi dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.[17]  

D.  MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Pada dasarnya pengelompokan media didasarkan atas beberapa pertimbangan menurut Schramm pertimbangannya adalah dari segi kemampuan membangkitkan rangasangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar.[18]
Terlepas dari itu semua, penting untuk diketahui Bersama bahwa berhubungan dengan konten dari mata kuliah ini yakni pemeblajaran IPS MI, maka media yang digunakan dalam pembelajaran ini sepatutnya dipertimbangkan standar isi Madrasah Ibtidaiyah.
Meskipun demikian, untuk memperkaya khasanah keilmuan kita khususnya mengenai media pembelajaran, maka tulisan ini tetap akan menyajikan berbagai media pembelajaran secara umum.
Sadiman (2005) salah seorang ilmuan di bidangnya, membahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mebgajar dalam 3 kelompok besar, yakni 1) Media grafis 2) media audio 3) media proyeksi diam.[19]
1.    Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyakngkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbil-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk mesia yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya sebagai berikut :
a.    Gambar/foto
Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan Bahasa yang umum, sebab merupakan visualisasi yang dapat dilihat dan amati ecara langsung. Oleh karena itu pepatah cina mengatakan sebuha gambar akan berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
b.      Sktesa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar. Setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid., menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaain pesan, harganyapun tidak perlu dipersoalkan karena media ini dibuat langsung oleh guru.
Seorang guru bias saja menerangkan proses perkembangan bakan kupu-kupu secara lisan/verbal. Kalua mau jelas tentu saja sebaiknya menunjukkan benda-benda sebenarnya kupu-kupu, telur, ulat, kepompong, serta proses itu sendiri. Kalua itu tidak mungkin, guru dapat memperlihatkan gambar/fotonya. Tetapi itu memerlukan waktu dan biaya. Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.
c.       Diagram
Diagram atau skema adalah penggambaran struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan antar komponennya dengan segala sifat-sifat dan prosesnya yang kompleks secara sederhana sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Denah rumah adalah salah satu contoh dari diagram. Pada denah tersebut dapat kita lihat berupa ukuran rumah, jumlah kamar, susunan kamar-kamarnya, letak pintu, jendela, perabot-perabot tersebut.
d.      Bagan/Chart
Secara garis besar bagan/chart terbagi dua, yakni bagan yang menyajikan pesan secara bertahap dan bagan yang penyajikan pesan sekaligus. Pembagian bagan ini sebenarnya didasarkan pada kompleksitas data atau pesan yang akan disampaikan. Seringkali siswa-siswi bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Bagan yang bersifat menunda penyampaian pesan ini antara lain bagan balikan dan bagan tertutup. Cara kerja bagan tertutup (hidden chart) adalah beberapa jenis bagan yang ada ditutup dengan potongan-potongan kertas yang mudah dilepas dan setelah saat penyajian, tutup kertas tersebut dibuka satu persatu, disamping ekonomis, cara ini juga dapat menarik perhatian siswa-siswi. Sedangkan cara kerja bagan balikan adalah bagian-bagian dari pesan tersebut ditulis dalam lembaran tersendiri kemudian setiap lembaran dibundel menjadi satu pada saat penyajian, bagan yang ada dibuka/dibalik satu persatu.
Bagan/Chart yang dapat menyajikan pesan sekaligus anatara lain, bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) dan stream chart.
Bagan pohon ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang dan ranting. Bagan ini biasanya digunakan untuk menjelaskan silsilah keturunan atau struktur organisasi.
Bagan arus menggambarkan arus proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja dalam suatu organisasi. Tanda panah seringkali untuk menggambarkan arah arus tersebut.
Steam Chart adalah kebalikan dari bagan pohon. Beberapa bagian yang menjadi komposisi dari suatu akhirnya mneyimpul atau menuju ke satu hal yang sama. Sesuatu produk dihasilkan dari beberapa bahan mentah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunkaan stream chart.
Bagan garis waktu bermanfaat untk menggambarkan hubungan antara peristiwa dan waktu. Kalua misalnya kita akan menunjukkan kapan suatu peristiwa sejarah mulai dan berakhir, peristiwa apa saja yang terjadi lebih dahulu dan peristiwa apa pula yang terjadi kemudian dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan garis waktu.
e.       Grafik (graphs)
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Seringkali untuk melengkapinya digunakan symbol-simbol verbal. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas, sehingga sangat membantu di dalam proses pembelajaran khiususnya dalam menyajikan data yang bersifat kuantitatif.
Beberapa macam grafik yang dapat digunakan diantaranya adalah : grafik garis (line graphs), grafik batang (bargraphs), grafik lingkaran (circle atau pie graphs) dan grafik gambar (pictorial graphs).
f.       Kartun/karikatur
Kartun biasanya hanya menyajikan esensi pesan yang dituangkan ke dalam gambar sederhana dengan penggambaran karakter yang secara umum mudah dikenal dan dimengerti.
g.      Poster
Poster tidak saja penitng untuk menyampaikan pesan tetapi juga dapat memberi kesan tertentu bagi yang melihatnya. Poster dapat mempengaruhi orang untuk merubah pola tingkah laku sesuai pesan yang disampaikannya.
h.      Peta dan Globe
Peta dan Globe berfungsi utnuk menyajikan data-data lokasi dan sangat pentign untuk mengkronkitkan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Peta biasanya dilengkapi dengan keterangan mengenai gambar dalam bentuk symbol.
i.        Papan Flanel
Papan flannel adalah papan yang berlapis kain flannel, berfungsi sebagai tempat memasang gambar objek yang akan disajikan dan sangat praktis digunakan berkali-kali karena gambar yang ditempel pada papan flannel dapat dicopot dengan mudah
j.        Papan Buletin
Papan buletin berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar atau tulisan yang dimaksudkan untuk memeberitahukan kejadian atau pesan dalam jangka waktu tertentu.

2.    Media Audio
Media audio sangat berkaitan dengan indera pendengaran untuk menyampaikan pesan dalam bentuk lambing-lambang auditif baik verbal (Bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan ke dalam media audio antara lain : radio, alat perekam pita magnetic (tape recorder), dan piringan hitam.

3.    Media proyeksi Diam
Seperti halnya media grafik, media proyeksi diam juga berfungsi memberi rangsangan visual. Perbedaannya adalah pada media grafis dapat secara langsung menampilkan pesan media yang digunakan. Pada media proyeksi diam, pesan harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh audiens. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi adapula yang hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam diantaranya adalah :
a.      Media Transparansi
Media transparansi atau overhead transparanci (OHT) sering kali disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu overhead projector (OHP). Pesan/materi yang ingin disampaikan terlebih dahulu dibuat pada sehelai bahan transparan untuk kemudian diproyeksikan dengan menggunakan OHP.
OHP merupakan perangkat untuk memproyeksikan pesan-pesan pembelajaran dengan menggunakan bahan transparan unuk diproyaksikan, yang di isi dengan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Cara-cara penggunaannya adalah sebagai berikut:
1)   Perhatikan ruangan belajar, ditata agar dapat memungkinkan penggunaan OHP.
2)   Periksa sumber tegangan listri dan sesuaikan tegangan dengan peralatan yang akan digunakan.
3)   Gunakan layar (tempat display) bila ada, namun dapat juga diproyeksikan ke dinding kelas.
4)   Hubungkan OHP dengan sumber listrik.
5)   Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
6)   Letakkan transparasi pada posisi yang benar (di atas Stage).
7)   Atur fokos OHP agar hasil gambar atau tulisann terlihat dengan jelas.
8)   Gunakan OHP sesuai dengan keperluan dan kapasitas OHP sendiri.[20]
b.      Film
Ada tiga macam ukuran film yaitu: 8mm, 16mm, dan 35mm. semakin besar ukuran film, semakin besar gambar yang dapat ditampilkan. Film dioperasikan pada ruangan gelap.
c.       Televisi
Televisi tergolong media massa, kerna jumlah penerima pesannya banyak. Disamping sebagai media massa, televisi juga dapat deprogram yang dikenal dengan Televisi Siaran Terbatas (TVST). Pada model ini, siarannya dapat dikontrol oleh guru.
d.      Video
Beberapa hal yang bias dilakukan oleh film dapat diambil alih oleh video. Hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang dimiliki oleh perangkat video dan tidak dimiliki ooleh film.
e.       Permainan dan simulasi
Permainan adalah setiap kontes antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan0aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas yang bersifat operasional. Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang berlangsung.
Selain simulasi dan permainan dikenal istilah permainan peran (role playing, dan permainan simulasi. Permainan peran (Role Playing) memiliki 3 komponen yaitu :
a.    Adanya scenario atau lingkungan tempat terjadinya tindakan-tindakan
b.    Adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang harus dibawakan
c.    Adanya maslaah yang harus dipecahkan oleh pemegang-pemegang peran tersebut.
d.   Permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan dan simulasi yaitu anya setting, pemain, aturan, tujuan dan penyajian model situasi sebenarnya.
f.       Kemping atau perkemahan Sekolah
Perkemahan mempunyai banyak nilai-nilai Pendidikan, misalnya merasa dekat dengan alam sekitar, memupuk rasa tanggung jawab, jiwa gotong royong dan perasaan social dan menimbulkanrasa kagum terhadap keindahan alam sekitar dan menimbulkan rasa kagum terhadap keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan dan dapat menimbulkan rasa dekat dengan Tuhan.[21]

1.      Klasifikasi Media Berdasarkan Persepsi Indera
Berdasarkan persepsi indera, media diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yakni media audio, media visual, dan media audio visual (setyosari dan sikhabuden, 2005). Ketiga jenis media tersebut dipaparkan sebagai berikut.
      Media audio adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, sepertiradio, cassette tape recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunya kelainan dalam pendengaran.         Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini hanya menampilkan gambar diamseperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar, lukisan, cetakan, dan ada pula yang menampilkan  gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi ke dalam audio visual diam (slide bersuara, film rangkai bersuara, cetak suara) dan audio visual gerak (film suara,video cassete)

2.      Klasifikasi Media berdasarkan Penggunaannya
Klasifikasi media berdasarkan penggyunaannya dapat dilihat dari sasaran penggunaannya dan cara penggunaannya. Berikut dipaparkan klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dilihat dari kedua sudut pandang tersebut.
a.      Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari sasaran penggunaannya
Berdasarkan sasaran yang menggunakanannya, media dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu media Pendidikan/pembelajaran yang penggunannya secara individual, media Pendidikan/pembelajaran yang penggunannya secara kelompok (baik kelompok kecil maupun kelompok besar), dan media Pendidikan/pembelajaran yang penggunannya secara masalah (Degeng, dkk, 1993)
Contoh media pembelajaran yang penggunannnya secara individual adalah model pembelajaran, buku pengajaran terprogram, mesin pengajaran, pembelajaran madiri berbasis computer, dan lain-lain. Media yang penggunannya secara berkelompok kecil maupun besar, misalnya slide bersuara, cassete tape recorder. Video dan lain sebagainya. Media pembeljaarn yang penggunannya massal misalnya televisi, dan radio.
b.      Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari cara penggunannya
Berdasarkan  cara penggunannya media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua yakni, media pembelajaran yang penggunannya secara 1) tradisional atau konvensional 2) modern atau komples. Kedua jenis media ini dijelaskan sebagai berikut.
1.      Media yang penggunannya secara tradisional atau konvensonal, dimana setiap guru secara individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi semua media pembelajaran dan sumber belajar yang bias digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas, labolatorium, atau di luar kelas baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (setyosari dan Sihkabuden, 2005). Contoh : peta Indonesia yang digunakan oleh guru untuk menjelaskan letak provinsi-provinsi di Indonesia.
2.      Media yang penggunannya secara modern meliputi ruang kelas otomatis, system proyeksi berganda, dan system interkomunikasi.
a.       Ruang kelas otomatis, yaitu ruang kelas yang fungsinya dapat berubah-ubah secara otomatis (guru tinggal menekan tombol tertentu).
b.      System proyeksi berganda Mmultiprojection system), suatu system ruang proyeksi melengkapi ruang kelas otomatis. Sisitem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan pemeblajaran melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
c.       System interkomunikasi, sisitem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana program pemeblajaran disiarkan melalui televisi.

E.     PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Contoh benda Asli dan Bukan Asli sebagai Media Pembelajaran
a.. Contoh Benda asli sebagai media pembelajaran
1. Situs-situs purbakala lengkap dengan peninggalan bersejarah
2. Museum yang memiliki koleksi benda bersejarah asli
3. Berbagai jenis batuan di daerah gunung berapi, sungai, danau, dan pantai.
4. Berbagai jenis kerrang di sungai, danau, dan pantai
5. Pasar-pasar tradisional dan modern
6. Tempat-tempat ibadah seperti pura, masjid, wihara, gereja, dan kelenteng.
7. Berbagai senjata tradisional dari berbagai daerah
8. Berbagai busana tradisional dari berbagai daerah
9. Berbagai tempat yang dapat dijadikan media pembelajaran, misalnya stasiun radio, stasiun televisi, terminal, stasiun kereta api, kantor pos, bank, pengadilan, kantor polisi, koperasi, dan lain-lain.
b.  Contoh Benda bukan Asli sebagai Media Pembelajaran
                                                   1.   Globe atau bumi tiruan
                                                   2.   Peta timbul
                                                   3.   Boneka
                                                   4.   Patung
                                                   5.   Topeng
                                                   6.   Bak pasir
                                                   7.   Binatang tiruan dari karet atau plastik.

F.   KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN TIAP-TIAP MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Pemilihan dan penggunaan media dalam proses belajar mengajar bagi seseorang pengajar ataupun pendidik harus di sadari bahwa: tidak ada satu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tiap-tiap jenis media memiliki kelebihandan kekuranga sendiri-sendiri, sehingga dalam pemilihan media harus senantiasa mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan serta kegiatan belajar yang akan dilaksanakan.
Berikut beberapa contoh jenis media dengan kelebihan dan kekuranagnnya:
Media gambar/foto
 Kelebihannya :
1.      Sifatnya konkret: gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2.      Gambar dapat mengatasi Batasan ruang dan waktutidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bias anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat seperti apa adanya. Dambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
3.      Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar  atau foto
4.      Foto dapat memperjelas suatu masalah dalambidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
5.      Foto harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Kekurangannya:
1.      Gambar/foto hanya menekankan pada presepsi indera mata.
2.      Gambar/foto benda terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembeljaaran.
3.      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar
Denah
Kelebihannya:
1.      Merangsang isswa-siswi untuk mengetahui keadaan sesungguhnya dari apa yang terdapat pada denah/sketsa
2.      Sangat membantu guru yang tidak memiliki keterampilan menggambar
3.      Mudah membuatnya
Kekurangannya :
1.      Sulit dipahami oleh tingkat usia dan tingkat Pendidikan tertentu
2.      Membutuhkan pengetahuan yang luas dari pihak guru
Karikatur
Kelebihannya :
1.      Membangkitkan daya analisis dan daya berpikir kritis
2.      Membangkitkan rasa humor sebagai variasi belajar mengajar
3.      Memperkaya daya imajinasi siswa-siswi
Kekurangannya :
1.      Dapat menimbulkan kesimpulan yang bersifat general
2.      Dapat menimbulkan ketersinggungan
3.      Dapat menimbulkan kesimpulan ganda
Over Head Projektor (OHP)
Kelebihan :
1.      Mudah menggunakannya
2.      Dapat digunakanpada kelas kecil maupun kelas besar
3.      Tidak memeprlukan kamar/ruangan khusus
4.      Biayanya lebih murah disbanding media elektronik lainnya seperti projector film, slide, dan sebagainya
Kekurangannya :
1.      Memerlukan waktu khusus meempersiapkan materi yang kaan ditransparansikan
2.      Memerlukan keterampilan khusus dalam mengemukakan ide-ide yang bervariasi bentuknya.
Radio
Kelebihannya :
1.      Harganya lebih murah
2.      Dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya
3.      Dapat memberikan informasi secara berulang-ulang
4.      Dapat mengemabngkan daya imajinasi anak didik
5.      Merangsang partisifasi aktif pendengar
6.      Memusatkan perhatian anak didik  pada pesan yang disajikan
7.      Menyajikan hal-hal yang lebih menarik
8.      Memberikan pengalaman-pengalaman luar kelas
9.      Mengatasi ruang, dana, waktu
10.  Radio dapat memberikan berita autentik atau keterangan keteranagn yang sebenarnya
11.  Mendorong keaktivitas anak didik
12.  Radio berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang
Kekurangannya :
1.      Sifat komunikasi radio hanya satu arah
2.      Program radio telah disentralisir, sehingga guru kurang mempersiapkan diri Bersama ank didik secara baik. Karena belum terjalin kerjasama antara pembuat program dengan guru-guru di kelas.[22]

G.      LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Menurut A. Kosasih Djahiri dalam buku nya “ Studi Sosial/IPS “ menambahkan lagi beberapa kriteria lain dalam pembuatan pembelajaran IPS yaitu :
1.  Keadaan dan kemampuan ekonomi guru, sekolah, siswa, serta masyarakat
2. Keadaan dan kemampuan guru dalam menggunakan media
3.  Tingkat kemanfaatan nya dari pada alat tersebut dalam membandingkan satu dengan lainnya.[23]
John Jarolimek mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru dalam menentukan pemilihan media, yaitu:
1)      Tujuan instruksional yang akan dicapai,
2)      Tingkat usia dan kematangan anak,
3)      Kemampuan baca anak,
4)      Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran,
5)      Keadaan/latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak.[24]
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran, adalah sebagai berikut.
a.    Media yang dibuat harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran (materi pembelajaran, karakteristik siswa-siswi dan tujuan pembelajaran).
b.    Media yang dibuat harus sesuai dengan kemampuan mental siswa.
c.    Ketersediaan sarana dan prasarana untuk membuat media tersebut.
d.   Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.
e.    Biaya, maksudnya yakni kesesuaian kemampuan dana yang dimiliki untuk pengadaan media.
f.     Secara teknis, media yang dibuat dapat digunakan secara efektif oleh guru.
Prinsip-prinsip pembuatan media, adalah sebagai berikut.
a.    Kesederhanaan
Isi media sebaiknya ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yang penting saja, asalkan konsep yang disampaikan tergambar dengan jelas.
b.    Kesatuan
Kesatuan dimaksudkan adalah hubungan antara unsur-unsur secara fungsional menyatu secara menyeluruh.
c.    Penekanan
Penekanan pada bagian-bagian tertentu diperlukan untuk memusatkan perhatian.
d.   Keseimbangan
Salah satu jenis media yang dapat dibuat dengan memperhatikan beberapa hal di atas, serta memenuhi prinsip-prinsip di atas adalah media grafik batang.[25]
Gambar: Grafik Batang
 









BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Media pembelajaran adalah sarana untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar melalui penggunaan metode yang relevan. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial siswa, maka media pembelajaran IPS menjadi suatu hal yang mutlak digunakan dalam setiap pembelajaran. Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, antara lain: media gambar, media multimedia, dan media yang lainnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang  ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu, teknis, dan biaya. Macam-macam media yang sesuai dengan IPS MI yakni Media Visual, Media Audio, dan Media Proyeksi diam. Media Pembeljaran IPS MI sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun tetap efektif saat digunakan dalam pembelajaran dengan pemberian metode yang tepat oleh seorang guru.

B.     SARAN
Menjadi seorang guru ketika mengajarkan materi pada siswanya alangkah baiknya memiliki media yang mampu menunjang proses belajar mebgajar yang efektif dan juga menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru tersebut, hanya saja lebih diutamakan penguatan materi dari baerbagai bentuk media pembelajaran yang digunakan itu saja sudah cukup.






DAFTAR PUSTAKA
Agustianharis. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Diambil dari https://agustianharis.wordpress.com/2010/11/29/pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar/
Asyhar, Nat. H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP).
Ivan, Moses Marselus. Media dan Metode Pembelajaran IPS. Diambil dari http://scbomenk.blogspot.co.id/2014/06/makalah-media-dan-metode-pembelajaran.html
Karim, Abdul. 2007. Media Pembelajaran. Makassar: Badan penerbit UNM
Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Direktorat  Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Purwana, Agung Eko dkk. 2009. 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI). Surabaya: AprintA.
Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2014. Media Pembelajaran (Implementasi untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah). Surabaya: UINSA Press.
Sadiman, Arief S. dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Perada.
Sudjana, Nana. 1997. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung : CV. Sinar Baru Bandung.
Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
Usman, M Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers.


[1] Agustianharis, Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, di ambil dari https://agustianharis.wordpress.com/2010/11/29/pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar/
[2] Abdul Karim, Media Pembelajaran (Makassar: Badan penerbit UNM, 2007), hlm.
[3] Nat. H. Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Jakarta: Gaung Persada (GP), 2011), hlm.
[4] M Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm 11.
[6] Evi Fatimatur Rusydiyah, Media Pembelajaran (Implementasi untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah) (Surabaya: UIN SA Press, 2014), hlm 9.
[7] Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP) hal.312
[8]  Nana Sudjana,Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), (Bandung:CV. Sinar Baru Bandung), Hlm.3.
[9] Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009),  hlm. 33-34.

[10] Ibid., hlm .23.
[11] Ibid., hlm 9-10.
[12]Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm. 29-30
[13] Evi Fatimatur Rusydiyah, Media Pembelajaran (Implementasi untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah) (Surabaya: UIN SA Press, 2014), Hlm.24.
[14] Ibid.,Hlm 24.
[15] Ibid.,hlm.24.
[16] Evi Fatimatur Rusydiyah, Media Pembelajaran (Implementasi untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah) (Surabaya: UIN SA Press, 2014), hlm 13-14.
[17]Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm. 30
[18] Ibid.,hlm.24.
[19] Ibid., Hlm 25.
[20] Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Perada, 2005). Hal 211
[21] Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm 25-29.
[22] Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm 31-33.
[23] Hidayati, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD. (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008) hlm.
[24] Moses Marselus Ivan, Media dan Metode Pembelajaran IPS, Diambil dari http://scbomenk.blogspot.co.id/2014/06/makalah-media-dan-metode-pembelajaran.html
[25] Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm. 34-36.

Komentar