MEDIA PEMBELAJARAN
DAN PENERAPANNYA
MAKALAH PEMBELAJARAN IPS
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran
IPS
Dosen Pengampu :
Drs. Nadlir,
M.Pd.I
Oleh Kelompok 7 :
1.
Niemas
Izdihari R (D97216068)
2.
Ryan
Eka R. (D97216077)
3.
Yusni
Muhridah (D97216092)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.
Karena atas berkat dan rahmat-Nya lah
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa
terkendala suatu apapun.
Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS semester empat
tahun ajaran 2018. Adapun topik yang dibahas di dalam makalah ini adalah “Media Pembelajaran dan
Penerapannya”. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs.
Nadlir, M.Pd.I karena telah membimbing kami.
Makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan
yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca. Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan kita semua.
Surabaya, April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran IPS........................................................ 3
B. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
IPS MI...................................... 8
C. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
IPS MI................................... 11
D. Macam-macam Media Pembelajaran IPS MI........................................... 16
E. Penerapan Media Pembelajaran IPS MI................................................... 26
F. Kelemahan dan Keunggulan Tiap-Tiap Media
Pembelajaran IPS MI..... 26
G. Langkah-Langkah Pembuatan Media
Pembelajaran IPS MI................... 29
BAB III PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................... 32
B. Saran......................................................................................................... 32
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Penggunaan
suatu media dalam hal pembelajaran sangat dibutuhkan pada era modern saat ini,
terlebih dalam memnuhi kebutuhan peserta didik agar mudah menerima materi yang
akan diajarkan oleh guru. Alat peraga atau media pembelajaran erat kaitannya
saat melakukan proses belajar mengajar baik didalam maupun diluar kelas.
Meskipun dengan berbagai bentuk sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga
kefektifan belajar dapat mencapai tujuan secara maksimal.
Meskipun
berbagai macam media yang ditentukan, guru harus mampu menyesuaikan
karakteristik dengan materi yang kaan diajarkan sehingga kebutuhan peserta
didik bias terpenuhi. Walaupun keterbatasan kreatifitas yang dimiliki oleh guru
tidak sama. Untuk itu, dibutuhkan guru yang tidak hanya mampu menguasai materi
namun juga bagaimana pengelolaan kelas yang efektif dan menyenangkan.
Dengan masih adanya kasus kurangnya
pemahaman siswa dalam suatu materi maka, guru perlu mempelajari lebih mendalam
tentang media pembeljaran dan hal-hal yang berkaitan dengan media pembelajaran
agar kemampuan guru yang terampil dapat mengaktifkan proses belajar mengajar
siswa di dalam kelas.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Media Pembelajaran IPS MI?
2. Apa saja kriteria pemilihan media pembelajaran IPS MI?
3. Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran IPS MI?
4. Apa saja Macam-Macam Media pembelajaran yang sesuai dengan mata
pelajaran IPS ?
5. Bagaimana penerapan media pembelajaran IPS MI?
6. Apa saja kelemahan dan keunggulan tiap-tiap media pembelajaran IPS
MI?
7. Apa saja langkah-langkah pembuatan media pembelajaran IPS MI?
C.
TUJUAN
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai
berikut:
1.
Mengetahui pengertian
dari media pembelajaran IPS.
2.
Mengetahui kriteria
pemilihan media pembelajaran IPS MI.
3.
Mengetahui fungsi dan
manfaat media pembelajaran IPS MI.
4.
Mengetahui Macam-Macam
media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPS.
5.
Mengetahui penerapan
media pembelajaran IPS MI.
6.
Mengetahui kelemahan dan
keunggulan tiap-tiap media pembelajaran IPS MI.
7.
Mengetahui
langkah-langkah pembuatan media pembelajaran IPS MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Pada
dasarnya siswa memiliki minat (sense of interest) dan dorongan ingin melihat
kenyataan (sense of reality). Mengingat materi pembelajaran IPS lebih banyak
memuat informasi maka upaya mengembangkan
kedua potensi siswa tersebut, guru dituntut memiliki kreativitas dalam
mengaktualisasikan kompetensinya terutama untuk mengidentifikasi, menyeleksi
dan menentukan sumber pembelajaran yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
Media
sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru sebagai mediator
dan fasilitator. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan
demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar guna
mencapai tujuan pembelajaran. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan
tentang media, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan
serta mengusahakan media dengan baik. Memilih dan menggunakan media harus
sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan yang lebih utama dapat
memperlancar pencapaian tujuan serta menarik minat siswa. Sebagai mediator,
guru pun menjadi perantara siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan
sehingga guru pun dituntut untuk memiliki keterampilan tentang komunikasi dan
berinteraksi. Sehingga siswa dikembangkan kemampuannya dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.[1]
Menurut
Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar.[2]
Briggs
(1977) mendefenisikan media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim
pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar.[3]
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara”
atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendifinisikan
sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehinga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[4]
Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media
pendidikan pengertiannya identik dengan keperagaan. Pengertian keperagaan
berasal dari kata “raga” yang berarti sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat,
didengar, dan yang dapat diamati melalui indera kita. (Husein Achmad.
1981:102).[5]
Menurut Ibrahim, dkk. (2004), media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
pembelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Contoh : gambar, bagan, model, film, video, computer, dan sebagainya.[6]
Dalam
kaitan ini, Danim (2002: 184) dengan mengutip hasil laporan Ernes L. Boyer,
Presiden Yayasan Carnige Foundation For The Advancement of Teaching,
menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada tiga era isu krusial pada profesi
guru yang perlu dimiliki dan ditingkatkan, yaitu: 1) pengetahuan tentang cara
mengelola kelas; 2) pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan
bahan ajar; dan 3) pembelajaran tentang latar belakang sosiologikal siswa.
Ketiga isu tersebut dipandang perlu dikuasai oleh guru, mengingat perkembangan
zaman yang begitu cepat dan mengglobal ini tidak dapat dihindari lagi harus
disikapi dengan selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki
guru.
Sebagai
upaya untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diperlukan alat bantu
pembelajaran yakni di antaranya media belajar yang tepat dan efektif yang dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mendorong keberhasilan proses
belajar mengajar. Media belajar merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Dengan menggunakan media belajar, proses belajar
mengajar akan lebih efektif karena suasana belajar akan menyenangkan dan dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Menurut Bahri (2002:137) media sebagai alat bantu
dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyatan yang tidak dapat
dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu pesan-pesan dari bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa
bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh
setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan kompleks. Dengan
pemanfaatan media, maka ada balikan dari guru dan siswa untuk berinteraksi, di
mana di dalam proses belajar mengajar guru dan siswa sudah dapat berkomunikasi
begitu pula dengan siswa dan siswa. Selain itu, pemanfaatan media ini, adanya
interaksi optimal antara guru dengan siswa dan di antara siswa dengan siswa
yang lainnya, di mana hal tersebut dapat dikatakan bahwa di dalam proses
belajar mengajar di kelas terjalin interaksi yang baik antara guru, siswa, dan
siswa dengan siswa lainnya.
Media
adalah segala sesuatu yang dapat diindera yang berfungsi sebagai perantara atau
sarana/alat untuk proses komunikasi dalam proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi belajar
mengajar disebut media pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu yang
akan membantu kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses belajar
sebagaimna yang diharapkan. Media yang dibuat oleh guru, dapat berupa media
elektronik, media cetak, bagan (chart),
peta/globa, slide atau transparan
yang diproyeksikan dengan menggunakan OHP, penampilan, demonstrasi, permainan (games), cerita, LKS, miniatur dan masih
banyak lagi jenis-jenis yang dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran.
Karena
memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah
merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari
sumber belajar yang disebut orang. AECT (Association
for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber
belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1. Pesan; di dalamnya mencakup kurikulum
(GPBB) dan mata pelajaran.
2. Orang; di dalamnya mencakup guru, orang
tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3. Bahan; merupakan suatu format yang
digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks,
modul, program video, film, OHT (Over
Head Transparency), program slide,
alat peraga, dan sebagainya (biasa disebut software).
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah
sarana (peranti, hardware) untuk
menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara
(prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai
tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya
jawab, sosiodrama (roleplay), da
sebagainya.
6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk di dalamnya adalah pengaturan
ruang, pencahayaan, sebagainya.
Bahan
dan alat yang kita kenal sebagai software
dan hardware itu tak lain adalah
media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana
untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar melalui penggunaan metode yang
relevan. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial siswa, maka media pembelajaran
IPS menjadi suatu hal yang mutlak digunakan dalam setiap pembelajaran. Terdapat
beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, antara lain:
media gambar, media multimedia, dan media konkret yaitu suasana lingkungan
sosial yang nyata seperti bangunan.
Alasan
mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil
pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia
mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir
kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir
tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan.[7]
Sebagai
contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran Ilmu Bumi, pada dasarnya
merupakan penyederhanaan dan pengongkretan dari konsep geografis, sehingga
dapat dipelajari siswa dalam wujud jelas dan nyata. Oleh sebab itu penggunaan media
pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran.[8]
B.
KRITERIA PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Kriteria
pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Arsyad mengemukakan bahwa ada beberapa
kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut.
1. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional dalam pembelajaran yang telah ditetapkan, yang secara umum
mengacu kepada salah satu ranah atau dua maupun gabungan ketiga ranah
(kognitif, afektif, psikomotorik).
2. Tepat untuk mendukung isi materi
pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Agar dapat
membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai
dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa-siswi.
3. Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang
mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai
media yang terbaik.
4. Guru terampil menggunakannya. Apapun
media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran, sebab
nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh yang mengoperasikannya.
5. Pengelompokkan sasaran. Media digunakan
secara efektif berdasarkan kelompok sasaran. Ada media yang tepat digunakan
untik kelompok besar belum tentu efektif digunakan untuk kelompok kecil
demikian pula sebaliknya.
6. Mutu teknis. Pengembangan media harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu, misalnya visual pada slide harus jelas
dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen lain sehingga siswa-siswi terfokus dan pesan yang
disampaikan dapat ditangkap secara efektif.
Selain pertimbangan
yang dikemukakan di atas, ditambahkan beberapa pertimbangan yang juga tidak
kalah pentingnya untuk diperhatikan seperti yang ditulis oleh R. Ibrahim:
1. Kesesuaian dengan alokasi waktu dan
sarana pendukung yang ada. Salah satu hambatan yang sering dialami dalam
mengajar adalah kurangnya waktu yang tersedia apalagi kalau kurikulumnya
terlalu padat isinya.
2. Biaya. Kesesuaian kemampuan dana yang
dimiliki untuk pengadaan media juga suatu hal yang perlu pertimbangan, meskipun
terkadang media yang paling cocok digunakan untuk suatu pembelajaran terpaksa
tidak digunakan karena persoalan ketidak siapan dana untuk pengadaannya.
3. Secara lebih spesifik, mata pelajaran
IPS pad ajenjang MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: 1)
mengenal konsp-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyakat yang majemuk, di tingkat nasional dan global (Standar Isi
Madrasah Ibtidaiyah).
Karakteristik peserta didik MI dalam pembelajaran
IPS didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik bukan hanya menjadi sasaran yang
harus menerima materi IPS yang diajarkan, melainkan mereka harus diperlakukan
sebagai subjek yang menjalani proses belajar IPS secara aktif. Oleh karena itu,
hal-hal yang berkenaan dengan hakekat dirinya harus diperhatikan secara
sungguh-sungguh. Di antaranya: 1) kondisi dan perkembangan mentalnyaharus
menjadi acuan dalam menentukan model penyajian yang paling serasi; 2) kesadaran
mentalnya, seperti minat, dorongan mengetahui kenyataan, dan dorongan menemukan
sendiri gejala-gejala kehidupan harus ditumbuh kembangkan dengan model
pembelajaran yang menarik dan bermakna; 3) potensi yang dimilikinya, seperti
sikap mentalnya, daya rasional dan emosional, serta keterampilan yang akan
dikembangkan melalui pembealajaran IPS dibina ke arah kematangan dan kedewasaan
(Sumaatmadja: 1980).
Berdasarkan uraian di atas maka sangat terbuka
kemungkinan terjadi dua proses pembelajaran yang memiliki kompetensi dasar yang
sama tetapi menggunakan media pembelajaran yang berbeda.[9]
Media merupakan salah satu
sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka
ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat
digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain : tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu, teknis, dan
biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara
lain :
1.
Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini
merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar
tergambar dalam bentuk perilaku (behaviour).
2.
Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap
penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media
yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3.
Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar
menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan
kondisi anak. Factor umur, intelegensi, latar belakang Pendidikan, budaya, dan
lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media
pengajaran.
4.
Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi
guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu
menjadi pertimbangan seorang guru.[10]
Media dan Alat Peraga
1.
Media dan Alat peraga keduanya sama saja. Keduanya
sama-sama mempermudah penyampaian pesandari sumber pesan kepada penerima pesan.
2.
Media dan Alat peraga adalah dua hal yang berbeda. Hal
ini berkaitan dengan jalur penyampaian
pesan atau isi kurikulum kepada anak didik.
Alat peraga
merupakan alat bantu bagi pengajar untuk menyampaikan pesan kepada anak didik.
Dengan demikian, tanpa alat peraga pum pembelajaran tetap dapat berlangsung.
Media merupakan saluran pesan dari sumber pesan kepada anak didik. Media dapat
digunakan secara mandiri oleh anak didik dan media merupakan bagian integral
pembelajaran. Artinya, tanpa adanya media, maka pembelajaran tidak dapat
berlangsung.[11]
C.
FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
a.
Fungsi Media
Media
berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media
itu harus melibatkan siswa-siswi baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di
samping mnyenangkan, media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perseorangan siswa-siswi.
Pemakaian
media pengajaran dalam proses belajar mengajar menurut Hamalik, dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru dalam merangsang motivasi
siswa-siswi dalam kegiatan belajar yang membawa pengaruh psikologis bagi
siswa-siswi. Sedangkan fungsi media dalam pembelajaran menurut Derek Rowntree
adalah: membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari,
menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon siswa-siswi, dan memberikan
feed back dengan segera.
Levie
& Lentz mengemukakan ada empat fungsi media dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut.
1. Fungsi atensi, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa-siswi untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan atau yang menyertai teks materi
pelajaran.
2. Fungsi afektif, yaitu terlihat dari
tingkat perhatian siswa-siswi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
media yang dapat menggugah emosi dan sikap siswa-siswi dalam proses belajar
mengajar.
3. Fungsi kognitif, yaitu dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat pesan yang
disampaikan melalui media.
4. Fungsi kompensatoris, yaitu yang dapat
membantu siswa-siswi yang lemah dalam membaca dan memahami teks sehingga dengan
mudah dapat mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali,
dengan kata lain media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa-siswi
yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.[12]
Sebagai
komponen system pembelajaran. Media memiliki fungsi yang berbeda dengan
komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan
pembelajaran untuk disampaikan kepada pebelajar. Pada proses penyampaian pesan
ini seringkali terjadi gangguan yang mnegakibatkan pesan pembelajaran tidak
diterima oleh pebelajar seperti apa yang dimaksudkan oleh penyampai pesan.
Kunci
pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan proses penyampaian
pesan pembelajar ini terletak pada media yang dipakai dalam proses itu. Menurut
Degeng (2001) secara garis besar fungsi media adalah :
1.
Menghindari terjadinya verbalisme
2.
Membangkitkan minat/motivasi
3.
Menarik perhatian Mahasiswa (siswa)
4.
Mengatasi keterbatasan : ruang, waktu, dan ukuran
5.
Mengaktifkan Mahasiswa (siswa) dalam kegiatan belajar,
dan
6.
Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Tiga kelebihan kemampuan media menurut Gerlach dan Ely
(dalam Ibrahim, dkk.,2004)
1.
Kemampuan fiksatif, artinya memiliki kemampuan untuk
menangkap, menyimpan dan kemudian menampilkan kembali suatu obyek atau
kejadian. Dengan kemampuan ini suatu obyek atau kejadian dapat Digambar,
diprotet, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan
dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti keadaan aslinya.
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut atau disusun kembali dengan media seperti
fotografi, video tape, disket computer dan film. Suatu objek yang telah diambil
gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat
diproyeksikan depan saja diperlukan. Dengan ciri friksatif ini, media
memungkinkan objek atau rekaman kejadian dapat diproyeksikan tanpa mengenal
waktu. Kapan saja dan beberapa kali pun dapat dilakukan.[13]
2.
Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan
kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai
keperluan, misalnya dirubah : ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat
juga diulang-ulang penyajiannya.
Ciri Manipulatif (Manipulative
Property)
Transformasi suatu kejadian atau
objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa-siswi dalam waktu dua
atau tiga menit dengan Teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya
bagaimana proses penanaman dan panen coklat hingga proses penanaman dan panen
coklat hingga proses pembuatan permen coklat dapat dipersingkat waktunya dalam
suatu urutan rekaman video atau film yang mmampu menyajikan informasi yang
cukup bagi siswa-siswi untuk mengetahui asal-usul dan proses dari penanaman
bahan baku coklat hingga menjadi permen coklat.[14]
3.
Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau
audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak. Misalnya
siaran televisi atau radio.
Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributive dari media
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan
secra bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa-siswi
dengan stimulus pengalama yang relative sama mengenai kejadian itu. Sekali
informasi di rekam dalam format apa saja (video, disket, misalnya), ia dapat di
produksi seberapa kalipun dan ia siap digunakan secara bersamaan di berbagai
tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.
Dari tiga ciri media yang
disebutkan menunjukkan bahwa media yang dimaksud adalah media (teknologi)
canggih seperti yang ditulis oleh Azhar Arsyad (1997) disamping menurut beliau
ada juga media (teknologi) tradisional.[15]
Miarso (2004) mengemukakan dua belas
kegunaan media, yakni.
a.
Memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak,
sehingga otak dapat berfungsi secara optimal
b.
Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
pebelajar
c.
Dapat melampaui batas ruang kelas
d.
Memungkinkan adanya interaksi langsung antara
pebelajar dan lingkungannya
e.
Melakukan keseragaman pengamatan
f.
Membangkitkan keinginan dan minat baru
g.
Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
h.
Memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari
sesuatu yang konkret maupun abstrak
i.
Memberikan kesempatan pada pebelajar untuk belajar
mandiri
j.
Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new
literacy), yaitu kemampuan untuk menafsirkan objek, tindakan dan lambang yang
tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan
k.
Mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan
meningkatkan kesadaran akan dunia sekitar, dan
l.
Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri pembelajar
maupun pebelajar.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa media
pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa
informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, informasi atau
pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan
efisien.[16]
b. Manfaat Media
Sudjana dan Rivai dalam Arsyad mengemukakan manfaat media pendidikan
sebagai berikut.
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian
siswa-siswi sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa-siswi dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa-siswi tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam belajar.
4. Siswa-siswi dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.[17]
D.
MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Pada dasarnya pengelompokan
media didasarkan atas beberapa pertimbangan menurut Schramm pertimbangannya
adalah dari segi kemampuan membangkitkan rangasangan indera penglihatan,
pendengaran, perabaan, pengecapan maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan
tingkat hierarki belajar.[18]
Terlepas dari itu semua,
penting untuk diketahui Bersama bahwa berhubungan dengan konten dari mata
kuliah ini yakni pemeblajaran IPS MI, maka media yang digunakan dalam
pembelajaran ini sepatutnya dipertimbangkan standar isi Madrasah Ibtidaiyah.
Meskipun demikian, untuk
memperkaya khasanah keilmuan kita khususnya mengenai media pembelajaran, maka
tulisan ini tetap akan menyajikan berbagai media pembelajaran secara umum.
Sadiman (2005) salah seorang
ilmuan di bidangnya, membahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim
dipakai dalam kegiatan belajar mebgajar dalam 3 kelompok besar, yakni 1) Media
grafis 2) media audio 3) media proyeksi diam.[19]
1. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual.
Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyakngkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbil-simbol
komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu
dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan
efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi
fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah
pembuatannya media grafis termasuk mesia yang relative murah ditinjau dari segi
biayanya. Banyak jenis media grafis, beberapa diantaranya sebagai berikut :
a.
Gambar/foto
Gambar/foto adalah media yang paling
umum dipakai. Dia merupakan Bahasa yang umum, sebab merupakan visualisasi yang
dapat dilihat dan amati ecara langsung. Oleh karena itu pepatah cina mengatakan
sebuha gambar akan berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
b. Sktesa
Sketsa adalah gambar yang sederhana,
atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Karena setiap
orang yang normal dapat belajar menggambar. Setiap guru yang baik haruslah
dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik
perhatian murid., menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaain
pesan, harganyapun tidak perlu dipersoalkan karena media ini dibuat langsung
oleh guru.
Seorang guru bias saja menerangkan
proses perkembangan bakan kupu-kupu secara lisan/verbal. Kalua mau jelas tentu
saja sebaiknya menunjukkan benda-benda sebenarnya kupu-kupu, telur, ulat,
kepompong, serta proses itu sendiri. Kalua itu tidak mungkin, guru dapat
memperlihatkan gambar/fotonya. Tetapi itu memerlukan waktu dan biaya. Sketsa
dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk
tujuan tersebut.
c. Diagram
Diagram atau skema adalah penggambaran struktur dari objek
secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan antar komponennya dengan
segala sifat-sifat dan prosesnya yang kompleks secara sederhana sehingga dapat
memperjelas penyajian pesan. Denah rumah adalah salah satu contoh dari diagram.
Pada denah tersebut dapat kita lihat berupa ukuran rumah, jumlah kamar, susunan
kamar-kamarnya, letak pintu, jendela, perabot-perabot tersebut.
d. Bagan/Chart
Secara garis besar bagan/chart terbagi dua, yakni
bagan yang menyajikan pesan secara bertahap dan bagan yang penyajikan pesan
sekaligus. Pembagian bagan ini sebenarnya didasarkan pada kompleksitas data
atau pesan yang akan disampaikan. Seringkali siswa-siswi bingung bila
dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Bagan yang bersifat menunda
penyampaian pesan ini antara lain bagan balikan dan bagan tertutup. Cara kerja
bagan tertutup (hidden chart) adalah beberapa jenis bagan yang ada ditutup
dengan potongan-potongan kertas yang mudah dilepas dan setelah saat penyajian,
tutup kertas tersebut dibuka satu persatu, disamping ekonomis, cara ini juga
dapat menarik perhatian siswa-siswi. Sedangkan cara kerja bagan balikan adalah
bagian-bagian dari pesan tersebut ditulis dalam lembaran tersendiri kemudian
setiap lembaran dibundel menjadi satu pada saat penyajian, bagan yang ada dibuka/dibalik
satu persatu.
Bagan/Chart yang dapat menyajikan pesan sekaligus
anatara lain, bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis
waktu (time line chart) dan stream chart.
Bagan pohon ibarat sebuah pohon yang terdiri dari
batang, cabang dan ranting. Bagan ini biasanya digunakan untuk menjelaskan
silsilah keturunan atau struktur organisasi.
Bagan arus menggambarkan arus proses atau dapat pula
menelusuri tanggung jawab atau hubungan kerja dalam suatu organisasi. Tanda
panah seringkali untuk menggambarkan arah arus tersebut.
Steam Chart adalah kebalikan dari bagan pohon.
Beberapa bagian yang menjadi komposisi dari suatu akhirnya mneyimpul atau
menuju ke satu hal yang sama. Sesuatu produk dihasilkan dari beberapa bahan
mentah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunkaan stream chart.
Bagan garis waktu bermanfaat untk menggambarkan
hubungan antara peristiwa dan waktu. Kalua misalnya kita akan menunjukkan kapan
suatu peristiwa sejarah mulai dan berakhir, peristiwa apa saja yang terjadi
lebih dahulu dan peristiwa apa pula yang terjadi kemudian dapat
dijelaskan dengan menggunakan bagan garis waktu.
e. Grafik (graphs)
Grafik adalah gambar
sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Seringkali untuk
melengkapinya digunakan symbol-simbol verbal. Fungsi grafik adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat
dan jelas, sehingga sangat membantu di dalam proses pembelajaran khiususnya
dalam menyajikan data yang bersifat kuantitatif.
Beberapa macam grafik yang
dapat digunakan diantaranya adalah : grafik garis (line graphs), grafik batang
(bargraphs), grafik lingkaran (circle atau pie graphs) dan grafik gambar
(pictorial graphs).
f. Kartun/karikatur
Kartun biasanya hanya menyajikan esensi pesan yang
dituangkan ke dalam gambar sederhana dengan penggambaran karakter yang secara
umum mudah dikenal dan dimengerti.
g. Poster
Poster tidak saja penitng untuk menyampaikan pesan
tetapi juga dapat memberi kesan tertentu bagi yang melihatnya. Poster dapat
mempengaruhi orang untuk merubah pola tingkah laku sesuai pesan yang
disampaikannya.
h. Peta dan Globe
Peta dan Globe berfungsi utnuk menyajikan data-data
lokasi dan sangat pentign untuk mengkronkitkan pesan-pesan yang bersifat
abstrak. Peta biasanya dilengkapi dengan keterangan mengenai gambar dalam
bentuk symbol.
i.
Papan Flanel
Papan flannel adalah papan yang berlapis kain flannel,
berfungsi sebagai tempat memasang gambar objek yang akan disajikan dan sangat
praktis digunakan berkali-kali karena gambar yang ditempel pada papan flannel
dapat dicopot dengan mudah
j.
Papan Buletin
Papan buletin berfungsi
untuk menempelkan gambar-gambar atau tulisan yang dimaksudkan untuk
memeberitahukan kejadian atau pesan dalam jangka waktu tertentu.
2. Media Audio
Media audio sangat berkaitan
dengan indera pendengaran untuk menyampaikan pesan dalam bentuk lambing-lambang
auditif baik verbal (Bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media
yang dapat dikelompokkan ke dalam media audio antara lain : radio, alat perekam
pita magnetic (tape recorder), dan piringan hitam.
3. Media proyeksi Diam
Seperti halnya media grafik, media proyeksi diam juga
berfungsi memberi rangsangan visual. Perbedaannya adalah pada media grafis
dapat secara langsung menampilkan pesan media yang digunakan. Pada media
proyeksi diam, pesan harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat
oleh audiens. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi adapula
yang hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam diantaranya adalah :
a.
Media
Transparansi
Media transparansi atau
overhead transparanci (OHT) sering kali disebut dengan nama perangkat kerasnya
yaitu overhead projector (OHP). Pesan/materi yang ingin disampaikan terlebih
dahulu dibuat pada sehelai bahan transparan untuk kemudian diproyeksikan dengan
menggunakan OHP.
OHP merupakan perangkat
untuk memproyeksikan pesan-pesan pembelajaran dengan menggunakan bahan
transparan unuk diproyaksikan, yang di isi dengan materi pelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Cara-cara penggunaannya adalah sebagai berikut:
1) Perhatikan ruangan belajar, ditata agar dapat memungkinkan penggunaan
OHP.
2) Periksa sumber
tegangan listri dan sesuaikan tegangan dengan peralatan yang akan digunakan.
3) Gunakan layar (tempat display) bila ada, namun dapat juga diproyeksikan
ke dinding kelas.
4) Hubungkan OHP dengan sumber listrik.
5) Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
6) Letakkan transparasi pada posisi yang benar (di atas Stage).
7) Atur fokos OHP agar hasil gambar atau tulisann terlihat dengan jelas.
8) Gunakan OHP sesuai dengan keperluan dan kapasitas OHP sendiri.[20]
b.
Film
Ada tiga macam ukuran film
yaitu: 8mm, 16mm, dan 35mm. semakin besar ukuran film, semakin besar gambar
yang dapat ditampilkan. Film dioperasikan pada ruangan gelap.
c.
Televisi
Televisi tergolong media
massa, kerna jumlah penerima pesannya banyak. Disamping sebagai media massa,
televisi juga dapat deprogram yang dikenal dengan Televisi Siaran Terbatas
(TVST). Pada model ini, siarannya dapat dikontrol oleh guru.
d.
Video
Beberapa hal yang bias
dilakukan oleh film dapat diambil alih oleh video. Hal ini terjadi karena
kemajuan teknologi yang dimiliki oleh perangkat video dan tidak dimiliki ooleh
film.
e.
Permainan
dan simulasi
Permainan adalah setiap
kontes antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti
aturan0aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan
simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas yang bersifat
operasional. Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang berlangsung.
Selain simulasi dan
permainan dikenal istilah permainan peran (role playing, dan permainan
simulasi. Permainan peran (Role Playing) memiliki 3 komponen yaitu :
a.
Adanya scenario atau lingkungan tempat terjadinya
tindakan-tindakan
b.
Adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang
harus dibawakan
c.
Adanya maslaah yang harus dipecahkan oleh
pemegang-pemegang peran tersebut.
d.
Permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan
dan simulasi yaitu anya setting, pemain, aturan, tujuan dan penyajian model situasi
sebenarnya.
f. Kemping atau perkemahan Sekolah
Perkemahan mempunyai banyak
nilai-nilai Pendidikan, misalnya merasa dekat dengan alam sekitar, memupuk rasa
tanggung jawab, jiwa gotong royong dan perasaan social dan menimbulkanrasa
kagum terhadap keindahan alam sekitar dan menimbulkan rasa kagum terhadap
keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan dan dapat menimbulkan rasa dekat dengan
Tuhan.[21]
1.
Klasifikasi Media Berdasarkan Persepsi Indera
Berdasarkan persepsi indera,
media diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yakni media audio, media visual, dan
media audio visual (setyosari dan sikhabuden, 2005). Ketiga jenis media
tersebut dipaparkan sebagai berikut.
Media
audio adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, sepertiradio, cassette
tape recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunya kelainan dalam pendengaran. Media
visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual
ini hanya menampilkan gambar diamseperti film strip (film rangkai), slide (film
bingkai), foto, gambar, lukisan, cetakan, dan ada pula yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film
bisu dan film kartun.
Media audio visual adalah media
yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi ke dalam audio visual diam (slide bersuara, film rangkai
bersuara, cetak suara) dan audio visual gerak (film suara,video cassete)
2.
Klasifikasi Media berdasarkan Penggunaannya
Klasifikasi media berdasarkan
penggyunaannya dapat dilihat dari sasaran penggunaannya dan cara penggunaannya.
Berikut dipaparkan klasifikasi media berdasarkan penggunaannya dilihat dari
kedua sudut pandang tersebut.
a.
Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari sasaran
penggunaannya
Berdasarkan sasaran yang
menggunakanannya, media dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu media
Pendidikan/pembelajaran yang penggunannya secara individual, media
Pendidikan/pembelajaran yang penggunannya secara kelompok (baik kelompok kecil
maupun kelompok besar), dan media Pendidikan/pembelajaran yang penggunannya
secara masalah
(Degeng, dkk, 1993)
Contoh media pembelajaran yang
penggunannnya secara individual adalah model pembelajaran, buku pengajaran
terprogram, mesin pengajaran, pembelajaran madiri berbasis computer, dan
lain-lain. Media yang penggunannya secara berkelompok kecil maupun besar,
misalnya slide bersuara, cassete tape recorder. Video dan lain sebagainya.
Media pembeljaarn yang penggunannya massal misalnya televisi, dan radio.
b.
Klasifikasi media pembelajaran dilihat dari cara
penggunannya
Berdasarkan cara penggunannya media pembelajaran dapat
dibedakan menjadi dua yakni, media pembelajaran yang penggunannya secara 1)
tradisional atau konvensional 2) modern atau komples. Kedua jenis media ini
dijelaskan sebagai berikut.
1. Media yang penggunannya secara
tradisional atau konvensonal, dimana setiap guru secara individual memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi semua media pembelajaran
dan sumber belajar yang bias digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas,
labolatorium, atau di luar kelas baik dalam kelompok kecil maupun kelompok
besar (setyosari dan Sihkabuden, 2005). Contoh : peta Indonesia yang digunakan
oleh guru untuk menjelaskan letak provinsi-provinsi di Indonesia.
2. Media yang penggunannya secara modern
meliputi ruang kelas otomatis, system proyeksi berganda, dan system
interkomunikasi.
a. Ruang kelas otomatis, yaitu ruang kelas
yang fungsinya dapat berubah-ubah secara otomatis (guru tinggal menekan tombol
tertentu).
b. System proyeksi berganda
Mmultiprojection system), suatu system ruang proyeksi melengkapi ruang kelas
otomatis. Sisitem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan
pemeblajaran melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
c. System interkomunikasi, sisitem ini
dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana program pemeblajaran
disiarkan melalui televisi.
E.
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Contoh
benda Asli dan Bukan Asli sebagai Media Pembelajaran
a.. Contoh Benda asli sebagai media
pembelajaran
1. Situs-situs purbakala lengkap
dengan peninggalan bersejarah
2. Museum yang memiliki koleksi
benda bersejarah asli
3. Berbagai jenis batuan di daerah
gunung berapi, sungai, danau, dan pantai.
4. Berbagai jenis kerrang di
sungai, danau, dan pantai
5. Pasar-pasar tradisional dan
modern
6. Tempat-tempat ibadah seperti
pura, masjid, wihara, gereja, dan kelenteng.
7. Berbagai senjata tradisional
dari berbagai daerah
8. Berbagai busana tradisional dari
berbagai daerah
9. Berbagai tempat yang dapat
dijadikan media pembelajaran, misalnya stasiun radio, stasiun televisi,
terminal, stasiun kereta api, kantor pos, bank, pengadilan, kantor polisi,
koperasi, dan lain-lain.
b. Contoh Benda bukan Asli sebagai Media Pembelajaran
1. Globe atau bumi tiruan
2. Peta timbul
3. Boneka
4. Patung
5. Topeng
6. Bak pasir
7. Binatang tiruan dari karet atau plastik.
F. KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN TIAP-TIAP MEDIA PEMBELAJARAN
IPS MI
Pemilihan dan penggunaan media dalam proses belajar
mengajar bagi seseorang pengajar ataupun pendidik harus di sadari bahwa: tidak
ada satu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tiap-tiap
jenis media memiliki kelebihandan kekuranga sendiri-sendiri, sehingga dalam
pemilihan media harus senantiasa mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan
karakteristik materi pelajaran yang disajikan serta kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
Berikut beberapa contoh jenis media dengan kelebihan
dan kekuranagnnya:
Media gambar/foto
Kelebihannya :
1.
Sifatnya konkret: gambar/foto lebih realistis
menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2.
Gambar dapat mengatasi Batasan ruang dan waktutidak
semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bias
anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar/foto dapat mengatasi hal
tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat
gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau
bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat seperti apa
adanya. Dambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
3.
Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan
mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto
4.
Foto dapat memperjelas suatu masalah dalambidang apa
saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalah pahaman.
5.
Foto harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Kekurangannya:
1.
Gambar/foto hanya menekankan pada presepsi indera
mata.
2.
Gambar/foto benda terlalu kompleks kurang efektif
untuk kegiatan pembeljaaran.
3.
Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar
Denah
Kelebihannya:
1.
Merangsang isswa-siswi untuk mengetahui keadaan
sesungguhnya dari apa yang terdapat pada denah/sketsa
2.
Sangat membantu guru yang tidak memiliki keterampilan
menggambar
3.
Mudah membuatnya
Kekurangannya :
1.
Sulit dipahami oleh tingkat usia dan tingkat
Pendidikan tertentu
2.
Membutuhkan pengetahuan yang luas dari pihak guru
Karikatur
Kelebihannya :
1.
Membangkitkan daya analisis dan daya berpikir kritis
2.
Membangkitkan rasa humor sebagai variasi belajar
mengajar
3.
Memperkaya daya imajinasi siswa-siswi
Kekurangannya :
1.
Dapat menimbulkan kesimpulan yang bersifat general
2.
Dapat menimbulkan ketersinggungan
3.
Dapat menimbulkan kesimpulan ganda
Over Head Projektor (OHP)
Kelebihan :
1.
Mudah menggunakannya
2.
Dapat digunakanpada kelas kecil maupun kelas besar
3.
Tidak memeprlukan kamar/ruangan khusus
4.
Biayanya lebih murah disbanding media elektronik
lainnya seperti projector film, slide, dan sebagainya
Kekurangannya :
1.
Memerlukan waktu khusus meempersiapkan materi yang
kaan ditransparansikan
2.
Memerlukan keterampilan khusus dalam mengemukakan
ide-ide yang bervariasi bentuknya.
Radio
Kelebihannya :
1.
Harganya lebih murah
2.
Dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya
3.
Dapat memberikan informasi secara berulang-ulang
4.
Dapat mengemabngkan daya imajinasi anak didik
5.
Merangsang partisifasi aktif pendengar
6.
Memusatkan perhatian anak didik pada pesan yang disajikan
7.
Menyajikan hal-hal yang lebih menarik
8.
Memberikan pengalaman-pengalaman luar kelas
9.
Mengatasi ruang, dana, waktu
10. Radio dapat
memberikan berita autentik atau keterangan keteranagn yang sebenarnya
11. Mendorong keaktivitas
anak didik
12. Radio
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang
Kekurangannya :
1.
Sifat komunikasi radio hanya satu arah
2.
Program radio telah disentralisir, sehingga guru
kurang mempersiapkan diri Bersama ank didik secara baik. Karena belum terjalin
kerjasama antara pembuat program dengan guru-guru di kelas.[22]
G.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS MI
Menurut
A. Kosasih Djahiri dalam buku nya “ Studi Sosial/IPS “ menambahkan lagi
beberapa kriteria lain dalam pembuatan
pembelajaran IPS yaitu :
1. Keadaan dan kemampuan ekonomi guru, sekolah,
siswa, serta masyarakat
2. Keadaan dan kemampuan guru dalam menggunakan
media
3. Tingkat kemanfaatan nya dari pada alat
tersebut dalam membandingkan satu dengan
lainnya.[23]
John
Jarolimek mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru dalam
menentukan pemilihan media, yaitu:
1) Tujuan instruksional yang akan dicapai,
2) Tingkat usia dan kematangan anak,
3) Kemampuan baca anak,
4) Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran,
5) Keadaan/latar belakang pengetahuan atau
pengalaman anak.[24]
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran, adalah sebagai
berikut.
a. Media yang dibuat harus selaras dan
sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran (materi pembelajaran, karakteristik
siswa-siswi dan tujuan pembelajaran).
b. Media yang dibuat harus sesuai dengan
kemampuan mental siswa.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk
membuat media tersebut.
d. Kesesuaian dengan alokasi waktu dan
sarana pendukung yang ada.
e. Biaya, maksudnya yakni kesesuaian
kemampuan dana yang dimiliki untuk pengadaan media.
f. Secara teknis, media yang dibuat dapat
digunakan secara efektif oleh guru.
Prinsip-prinsip pembuatan media, adalah sebagai berikut.
a. Kesederhanaan
Isi
media sebaiknya ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yang penting saja,
asalkan konsep yang disampaikan tergambar dengan jelas.
b. Kesatuan
Kesatuan
dimaksudkan adalah hubungan antara unsur-unsur secara fungsional menyatu secara
menyeluruh.
c. Penekanan
Penekanan
pada bagian-bagian tertentu diperlukan untuk memusatkan perhatian.
d. Keseimbangan
Salah
satu jenis media yang dapat dibuat dengan memperhatikan beberapa hal di atas,
serta memenuhi prinsip-prinsip di atas adalah media grafik batang.[25]
Gambar:
Grafik Batang
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Media
pembelajaran adalah sarana untuk mendekatkan siswa dengan sumber belajar
melalui penggunaan metode yang relevan. Dalam rangka mengembangkan aspek sosial
siswa, maka media pembelajaran IPS menjadi suatu hal yang mutlak digunakan
dalam setiap pembelajaran. Terdapat beberapa jenis media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran IPS, antara lain: media gambar, media multimedia, dan media
yang lainnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain: tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu, teknis, dan
biaya. Macam-macam media yang sesuai dengan IPS MI yakni Media Visual, Media
Audio, dan Media Proyeksi diam. Media Pembeljaran IPS MI sendiri memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun tetap efektif saat digunakan
dalam pembelajaran dengan pemberian metode yang tepat oleh seorang guru.
B.
SARAN
Menjadi
seorang guru ketika mengajarkan materi pada siswanya alangkah baiknya memiliki
media yang mampu menunjang proses belajar mebgajar yang efektif dan juga
menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan
oleh guru tersebut, hanya saja lebih diutamakan penguatan materi dari baerbagai
bentuk media pembelajaran yang digunakan itu saja sudah cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Agustianharis. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Diambil dari https://agustianharis.wordpress.com/2010/11/29/pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar/
Asyhar, Nat. H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Gaung Persada (GP).
Ivan, Moses Marselus. Media dan Metode Pembelajaran IPS. Diambil dari http://scbomenk.blogspot.co.id/2014/06/makalah-media-dan-metode-pembelajaran.html
Karim, Abdul.
2007. Media Pembelajaran. Makassar:
Badan penerbit UNM
Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS di SD.
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Purwana, Agung Eko dkk. 2009. 25
BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI).
Surabaya: AprintA.
Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2014. Media Pembelajaran (Implementasi untuk Anak
di Madrasah Ibtidaiyah). Surabaya: UINSA Press.
Sadiman, Arief S. dkk. 2005. Media
Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Perada.
Sudjana, Nana. 1997. Media
Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung : CV. Sinar Baru Bandung.
Susanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
Usman, M Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat
Pers.
[1] Agustianharis, Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, di ambil dari https://agustianharis.wordpress.com/2010/11/29/pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar/
[3] Nat. H. Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media
Pembelajaran (Jakarta: Gaung Persada (GP), 2011), hlm.
[6] Evi Fatimatur
Rusydiyah, Media Pembelajaran (Implementasi
untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah) (Surabaya: UIN SA Press, 2014), hlm 9.
[7] Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP) hal.312
[8] Nana Sudjana,Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), (Bandung:CV. Sinar
Baru Bandung), Hlm.3.
[9] Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI),
(Surabaya: AprintA, 2009), hlm. 33-34.
[12]Agung
Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm.
29-30
[13] Evi
Fatimatur Rusydiyah, Media Pembelajaran
(Implementasi untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah) (Surabaya: UIN SA Press,
2014), Hlm.24.
[14] Ibid.,Hlm 24.
[15] Ibid.,hlm.24.
[16] Evi
Fatimatur Rusydiyah, Media Pembelajaran
(Implementasi untuk Anak di Madrasah Ibtidaiyah) (Surabaya: UIN SA Press,
2014), hlm 13-14.
[17]Agung
Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009), hlm.
30
[20] Arief S. Sadiman,
dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Perada, 2005).
Hal 211
[21] Agung Eko
Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009),
hlm 25-29.
[22] Agung Eko
Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI), (Surabaya: AprintA, 2009),
hlm 31-33.
[23] Hidayati, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD. (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008) hlm.
[24] Moses Marselus Ivan, Media dan Metode Pembelajaran IPS,
Diambil dari http://scbomenk.blogspot.co.id/2014/06/makalah-media-dan-metode-pembelajaran.html
[25] Agung Eko Purwana dkk,, 25 BAHAN AJAR (Paket 6 Sumber Belajar dan Media Pembelajaran IPS MI),
(Surabaya: AprintA, 2009), hlm. 34-36.
Komentar
Posting Komentar