MAKALAH PEMBELAJARAN PKN MI
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Muliah Pembelajaran PKN MI
MERANCANG MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKN
Dosen Pengampu :
Irfan Bachtiar, M. Pd.
Nama Kelompok 4 :
1. Ibnu Al Alim (D07216016)
2. Niemas Izdihari R (D97216068)
3. Amy Hafidhoh (D97216096)
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa terkendala suatu apapun.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKN MI semester empat tahun ajaran 2018. Adapun topik yang dibahas di dalam makalah ini adalah “Merancang Model-Model Pembelajaran PKN ”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irfan Bachtiar, M.Pd. karena telah membimbing kami pada mata kuliah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.
Surabaya, Maret 2018
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN PKN MI .......................... 2
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN ......................................... 2
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN PKN MI/SD .................... 3
B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN PKN UNTUK PEMULA
DAN KELAS TINGGI ........................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 18
B. SARAN .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan sekarang jauh lebih berkompeten dalam menjalani proses Pendidikan yang jauh lebih efektif, sehingga peran seorang guru yang tidak hanya kreatif mampu menunjang proses belajar mengajar yang memenuhi kriteria penilaian dan juga tujuan pembelajaran agar tercapainya proses pendidikan yang menjadi dasar pengetahuan bagi calon penerus bangsa ini. Untuk itu, seorang guru harus menguasai paling tidak pengelolaan kelas dengan menggunakan model-model pembelajaran yang efektif dan tepat sesuai dengan kemampuan dan karakter siswa, khususnya pada zaman milineal seperti sekarang ini. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pembelajaran model-model dalam pengajaran dikelas perlu ditingkatkan, dengan begitu akan berpengaruh pada pengetahuan juga pemahaman siswa yang menjadi tanggung jawab seorang guru.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut. 1. Apa pengertian dari Model Pembelajaran ? 2. Model-model apa saja yang digunakan dalam Pembelajaran PKN MI ? 3. Bagaimana merancang model pembelajaran PKN untuk pemula dan kelas tinggi ? C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian dari Model Pembelajaran. 2. Untuk mengetahui model-model apa saja yang digunakan dalam Pembelajaran PKN MI. 3. Untuk mengetahui model pembelajaran PKN untuk pemula dan kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKN MI
1. Pengertian Model Pembelajaran
Secara Kaffah Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Adapun soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan maksud dari model pembelajaran yaitu : “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”1
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu :
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para penciptaatau pengembangannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlakukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000: 9)2
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasikan berdasarkan berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari
1 Trianti Ibnu Badar al-Tabany.2015.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama.hlm 23.
2 Ibid., 24.
keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep matematika tingkat tinggi.
Tiap-tiap model-model pembelajaran membutuhkan system pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi, para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Adapun model pemeblajaran langsung siswa duduk berhadapan dengan guru. Pada model pembeljaran koopertif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsungsiswa harus tenang dan memperhatikan guru.3
Arends (2001: 24) menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan disukusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajarn yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materipelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Selain model tersebut, dalam melakasanakan pembelajaran berbasis kompetensi, dikembangkan pula model pembelajaran seperti learning strategis (strategi-strategi belajar), pembelajaran berbasis inkuiri, active learning, quantum learning, dan masih banyak lagi model lain yang semuanya dapat digunakan untuk memperkaya pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi di kelas.4
2. Pengertian Model-Model Pembelajaran PKN MI
Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas
3 Ibid., 26.
4 Ibid.,27.
yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.5
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektvitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam medesain pembelajaran PKn menurut Skllbeck (1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan situasi sebagabahan analss guru atas dua bagan, alah faktor eksternal (external factors) dan faktor nternal (internal factors). Perhatkanlah faktor-faktor eksternal dan nternal menurut Skillbeck
berkut ini :
1. Faktor-faktor eksternal meliputi:
a. Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
b. Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
c. Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan
d. Kontribusi dari sistem dukungan guru
e. Sumber masukan bagi sekolah
2. Faktor-faktor internal, meliputi:
a. Siswa meliputi aspek bakat, kecakapan dan kebutuhannya
b. Guru meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar, pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kelemahan khusus serta perannya
5 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 98
c. Etos kerja sekolah dan struktur politik
d. Sumber-sumber bahan pembelajaran
e. Masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang berlaku.6
Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Dalam mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada empat komponen yang perlu dikembangkan, yakni:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Substansi materi
4. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PKN dapat diartikan sebagai model-model pembelajaran seperti apa yang akan dipilih oleh seorang guru dalam mengajarkan materi Pendidikan Kewarganegaraan pada peserta didik. Sehingga dengan menerapkan model tersebut dapat meningkatkan kualitas belajar siswa secara mandiri.7
B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN PKN UNTUK PEMULA DAN KELAS TINGGI
Rancangan atau desain dalam model pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua bagian, yaitu kelas 1, 2, dan 3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 ( kelas tinggi). Hal ini bertujuan untuk mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun perbedaannya tidak seberapa tetapi cukup bermanfaat, terutama untuk menentukan situasi pembelajaran di kelas . Untuk siswa kelas 6 tentu berbeda dengan kelas 1. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya.
1. Model Pembelajaran Pkn Tematik Sd/Mi Kelas Pemula (bawah)
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas pemula (bawah), yaitu :
6 Wina Sanjaya, Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm 96
7 Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 103-104
a. Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
Pembelajaran kontextual learning adalah model pembelajaran yang bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari – hari.
Komponen Contextual Learning (CTL)
• Membuat hubungan yang bermakna antara sekolah dan konteks kehidupan nyata.
• Pembelajaran mandiri yang membangun minat individu peserta didik untuk bekerja sendiri dalam rangka mencappai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan materi bahan ajar dengan kehidupan sehari – hari.
• Bekerja sama untuk membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi dengan yang lain.8
b. Model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Maksudnya aktif disini bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan gagasan. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Meneyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secarah penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatian tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Secara garis besar PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut :
• Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar.
8 Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Hal 9.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan-bahan yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.9
Penerapan Pakem
Untuk mewujudkan penerapan PAKEM ada bebrapa hal yang perlu diperhatiakn oleh guru agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenagkan.
Menciptakan pembelajaran aktif
• Guru bersahabat dan bersikap terbuka
• Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban peserta didik
• Guru merespon dan menghargai semua jawaban peserta didik
Menciptakan pembelajaran kreatif
• Guru membangun lingkungan belajar yang kretif
• Guru memberi kesempatan peserta didik menghasilkan karya atau menuangkan kreativitas.
• Guru menghargai dan memajangkan hasil karya peserta didik
Menciptakan pembelajaran efektif
• Guru memberikan tugas dengan jelas
• Guru memperhatikan waktu
• Guru memanfaatkan sumber belajar dan media belajar yang tepat
Menciptakan pembelajaran menyenangkan
• Guru tampil semangat, antusias, dan gembira
• Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
• Guru memanfaatkan energizer dan humor . 10
9 Junaedi, dkk, startegi pembelajran,(Surabaya: Lapis PGMI, 2008), Hlm 6.
10 Ibid, hlm 7-14
c. Model Pembelajaran Langsung
pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher center . menurut Arends (1997) , model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Guru menjelaskan materi pembelajaran.
• Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik seperti memberi latihan soal.
• Memberi tugas di rumah.11
d. Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill.12
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif antara lain:
1) Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.
2) Organisasikan peserta didik dalam kelompok kooperatif.
3) Bimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
4) Evaluasi.
5) Berikan penghargaan (reward)13
11 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Hlm. 268.
12 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Hlm. 267
13Ibid., Hlm. 267.
e. Model Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa model pembelajaran terpadu, namun disini kami membahas tiga model, yaitu model webbed, model connected dan model integrated. Pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang overlaping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran dengan pendekatan yang menekankan pada aspek-aspek bersifat umum seperti thinking skills, social skill, values and attitudes.
Dalam pembelajaran terpadu, guru harus benar-benar memahami konsep- konsep, standar kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dijadikan tema pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut, khususnya dalam keterkaitannya dengan bidang studi lain.
1. Contoh ke satu adalah: Terpadu Model Connected
Dalam model pembelajaran keterhubungan guru perlu memiliki keterampilan untuk memilih topik materi yang cenderung sama atau overlaping dalam satu mata- pelajaran misal PKn, dengan materi atau tema PKn yang lain. Dalam setiap standar kompetensi terkadang lebih dari satu kompetensi dasar yang dapat diangkat menjadi tema yang dikembangkan. Oleh karena itu pembelajaran terpadu model connected, hanya memadukan topik-topik yang hampir sama dalam satu mata pelajaran saja, misal topik-topik yang terdapat di dalam beberapa standar kompetensi. Untuk lebih jelasnya marilah kita cermati contoh di bawah ini. Gambar Jalinan Konsep Model Connected
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan sebagai berikut : 1. Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus 2. Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain. 3. Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar di atas yang
cakupannya lebih luas 4. Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di atas. 5. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan.
6. Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil 7. Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah
disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru. 8. Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut
guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan.
Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah mengenal sistem
pemerintahan tingkat pusat PKn Kelas IV Semester I SK.1Memahami sistem pemerintah Desa dan Kecamatan Memhami sistem pemerintahan RI Memahami sistem pemerintahan pusat dan daerah Demokrasi
2. Contoh kedua adalah Terpadu Model Webbed Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Tema-tema tersebut tidak jauh berbeda dengan model integrated yang juga terdiri dari beberapa tema yang dipilih dalam beberapa matapelajaran.Lebih jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di bawah ini. Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (webbed) Tema- Tema-Tema B.Ind/Daerah Tema IPS Tema-Tema B.Ind/Daerah Tema-tema Nilai Juang dalam perumusan Pancasila Kls 6 Tema-Tema IPS Tema-Tema B.Ind/Daerah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut. 1. Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila,dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas matapelajaran/bidang studi.
2. Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan Pancasila supaya
tidak overlaping. 3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas. 4. Guru memilih konsep atau informasi yang dapat mendorong belajar siswa dengan
pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu. Untuk lebih jelas dan lengkapnya pengembangan model webbed ini dapat Anda lihat pula pada penyusunan RPP pada unit enam nanti, dengan mengangkat tema sumpah pemuda. Selanjutnya marilah kita mencermati model ke tiga yaitu model integrated, yang akan dilengkapi dengan contoh RPPnya.
3. Model ke tiga adalah Model Terpadu Integrated.
Sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam sebuah tema /topik tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang dituntut dalam pembelajaran sehingga perlu adanya pengintegrasian multi didiplin. Dalam model ini butir-butir pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa hingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda. Oleh karena itu perlu adanya tema sentral dalam pemecahan suatu masalah yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu.
Marilah kita mencoba model model integrated dengan memilih tema seperti dibawah ini. Tema yang akan dipilih adalah Mengenal Pentingnya Alam Sepert iDunia Tumbuhan Dan Hewan. Tema tersebut dipadukan seperti dalam bagan dibawah ini. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated) Dari gambar di atas dapat dilihat adanya integrasi antara tema mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan dengan mata-pelajaran lainnya. Diharapkan, konsep-konsep yang dapat diambil dari berbagai IPA TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh : Mengenal di sekitar rumah dan sekolah
melalui pengamatan MATEMATIKA TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh : Geometri dan Pengukuran PKn KD. 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan BAHASA INDONESIA TEMATerurai pada indikator di dalam RPP. Contoh : Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain IPS TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP . Contoh Memelihara dokumen koleksi pribadi dan flora fauna KTK SENI RUPA. TEMA Terurai pada indkator RPP. Contoh Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak dengan atau tanpa iringan sederhana Membuat cat pewarna dari bahan alam mata-pelajaran tersebut dapat memberi makna terhadap pembelajaran anak melalui model pembelajaran terpadu seperti pada bagan di atas. Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan akan sangat bermakna jika dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari, baik di rumah, sekolah, maupun dalam masyarakat.
Langkah langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut a. Langkah pertama, guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran PKn yang
akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain. b. Langkah ke dua, guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki
makna yang sama. c. Langkah ke tiga, guru memadukan tema-tema dari beberapa mata-pelajaran yang dikemas menjadi satu tema besar d. Langkah ke empat, guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep- konsep
beberapa mata-pelajaran. Dalam pembelajaran terpadu guru perlu menentukan lebih
banyak indikator daripada yang model lainnya e. Langkah ke lima, guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan. Contoh pengembangan tema, dan sub tema model integrated 1. Tema : Suasana di rumahku 2. Sub Tema I : Gotong royong dirumahku (PKn Kls I/II). Indikator : Melaksanakan
sikap saling membantu diantara anggota keluarga 3. Sub Tema II : Hemat, cermat di rumahku (Mat Kls I/II). Indikator : mengurangi
biaya hidup (hemat dalam menggunakan listrik, air ledeng, orang jajan, dan
sebagainya) 4. Sub Tema III : Kebutuhan hidup di rumahku (IPS Kls I/II). Indikator: menyebutkan
kebutuhan hidup di rumahku 5. Sub Tema IV : Bernyanyi lagu Rumahku yang Kecil. Indikator: menyanyikan lagu
rumahku yang kecil sesuai dengan rumahnya
Keterangan: Sub-sub Tema Dikembangkan dari topik-topik yang overlapping
Sedangkan langkah-langkah penyusunan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP
pembelajaran terpadu dapat Anda cermati seperti di bawah ini. 1. Tahap perencanaan 2. Langkah perencanaan 3. Tahap pelaksanaan 4. Tahap penilaian (Winata Putra dan Wahab, 2005)14
14 DesiDiasti.7 Pembelajaran PKN di DS Kelas 1,2,3 (Kelas Rendah)https://desidiasti.wordpress.com/2017/07/11/7-pembelajaran-pkn-sd-kelas-1-2-3-kelas-rendah-pendekatan-induktifdeduktif/.diaksespada18Maret2018.Pukul15.30.
2.Model Pembelajaran Pkn Tematik Sd/Mi Kelas Tinggi
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas tinggi, yaitu :
a. Model Pembelajaran Inkuiri
1. Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan
b. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
c. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
d. Memecahkan masalah
e. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
2. Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya peristiwa yang kontroversial yang selanjutnya menjadi masalah yang harus dipecahkan
b. Mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentatif )
c. Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh antara lain :
1) Apabila hipotesis ditolak, maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali ke langkah yang kedua.
2) Apabila hipotesis diterima maka inkuri dapat dilanjutkan ke langkah keempat
d. Memodifikasi hipotesis menjadi simpulan sementara sampai data secara lengkap terkumpul
e. Menguji simpulan sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontrovers_al)
3. Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana disarankan oleh Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggambarkan karakteristik masalah atau situasi yang penting
b. Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau penjelasan
d. Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang ada
e. Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat
Menurut Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran inkuiri pada semua kelas di jenjang SD/MI. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan modifikasi disesuaikan dengan Standar Isi (SI) atau Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD) yang ada dalam kurikulum formal (Intended Curriculum) bahkan yang penting lagi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajarnya, terutama sosial budaya setempat (Hidden)
b. Model Contextual Learning (CTL)
Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lainnya.15
c. Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Belajar kooperatif adalah belajar dengan cara bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan belajar kolaboratif bekerja sama dengan orang lain dalam proyek bersama sebagai aliansi strategis. Adapun ciri-ciri model ini antara lain :
a. Belajar dalam satu kelompok dan memiliki ketergantungan dalam proses belajar dan penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota kelompok kerja sama.
b. Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang disepakati, siswa harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan bersama dalam pembelajaran adalah peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep dengan dilakukan secara berkelompok dan setiap anggota kelompok mendapat satu bagian sub peta konsep.
15 https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf.Diaksespada18Maret2018.pukul 17.00.
d. Model Diskusi Kelompok
Model ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam kelompok, kecakapan analisis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
e. Model Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan dengan jalan penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh konkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa dibimbing membuat kesimpulan.
f. Model Pendekatan Proses
Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan sendiri.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini antara lain: (1) mengamati, mengklasifikasikan, serta mengenal dan merumuskan masalah yang muncul. (2) mengumpulkan, menganalisis dan menfasirkan data, dan (3) meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.
g. Model Numherd Heads Logether ( NHT )
Model pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk dipresentasikan di depan kelas.
h. Model Bermain Peran
Bermain peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain
peran siswa dapat menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku orang lain. Model ini dikembangkan oleh George shaffel.16
Model yang dikemukakan oleh George Shaftel dibuat yang pertama berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik kedalam suatu situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan (belief) kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis.
Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia social dan memecahkan dilemma dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk : (1) menggali perasaannya, (2) memperoleh inspirasidan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan presepsinya, (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelakkarena ia kan mendapatkandiri dalam suatu situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja, dan lain-lain.17
16 https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/.diakses18Maret2018.pukul 13.00 WIB
17 Hamzah B. Uno.2011.Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.hlm 25-28.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model pembelajaran PKN dapat diartikan sebagai model-model pembelajaran seperti apa yang akan dipilih oleh seorang guru dalam mengajarkanmateri Pendidikan Kewarganegaraan pada peserta didik Model Pembelajaran PKN MI dibagi menajdi dua yakni untuk pemula pad akelas bawah dan kelas atas.
Model pembelajaran kelas bawah meliputi : CTL, PAKEM, Pembelajaran Langsung, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Terpadu. Sedangkan untuk elas atas meliputi : model pembelajaran inkuiri, CTL, Model belajar Kooperatif dan kolaboratif, model diskusi kelompok,induktif pendekatan proses, model Numhreds Logether (NHT), model bermain peran.
B. SARAN
Menjadi calon seorang guur seperti mahasiswa PGMI saat ini, tentu harus mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang professional. Untuk itu seharusnya wajib bagi calon guru mempelajari detail perencanaan pembelajaran seperti halnya model-model pembelajaran dalam proses belajar mengajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah.2011.Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008).
Ibnu Badar al-Tabany, Trianti.2015.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual
: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : PT Kharisma Putra
Utama
Junaedi, dkk, startegi pembelajran,(Surabaya: Lapis PGMI, 2008).
Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009).
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009).
Sanjaya , Wina. Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011).
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012).
https://desidiasti.wordpress.com/2017/07/11/7-pembelajaran-pkn-sd-kelas-1-2-3-kelas-rendahpendekatan-induktifdeduktif/.diaksespada18Maret2018.Pukul15.30.
https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf.Diaksespada18Maret2018.pukul 17.00.
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/.diakses18Maret2018.pukul 13.00 WIB
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Muliah Pembelajaran PKN MI
MERANCANG MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKN
Dosen Pengampu :
Irfan Bachtiar, M. Pd.
Nama Kelompok 4 :
1. Ibnu Al Alim (D07216016)
2. Niemas Izdihari R (D97216068)
3. Amy Hafidhoh (D97216096)
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa terkendala suatu apapun.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PKN MI semester empat tahun ajaran 2018. Adapun topik yang dibahas di dalam makalah ini adalah “Merancang Model-Model Pembelajaran PKN ”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irfan Bachtiar, M.Pd. karena telah membimbing kami pada mata kuliah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.
Surabaya, Maret 2018
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN PKN MI .......................... 2
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN ......................................... 2
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN PKN MI/SD .................... 3
B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN PKN UNTUK PEMULA
DAN KELAS TINGGI ........................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 18
B. SARAN .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan sekarang jauh lebih berkompeten dalam menjalani proses Pendidikan yang jauh lebih efektif, sehingga peran seorang guru yang tidak hanya kreatif mampu menunjang proses belajar mengajar yang memenuhi kriteria penilaian dan juga tujuan pembelajaran agar tercapainya proses pendidikan yang menjadi dasar pengetahuan bagi calon penerus bangsa ini. Untuk itu, seorang guru harus menguasai paling tidak pengelolaan kelas dengan menggunakan model-model pembelajaran yang efektif dan tepat sesuai dengan kemampuan dan karakter siswa, khususnya pada zaman milineal seperti sekarang ini. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pembelajaran model-model dalam pengajaran dikelas perlu ditingkatkan, dengan begitu akan berpengaruh pada pengetahuan juga pemahaman siswa yang menjadi tanggung jawab seorang guru.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut. 1. Apa pengertian dari Model Pembelajaran ? 2. Model-model apa saja yang digunakan dalam Pembelajaran PKN MI ? 3. Bagaimana merancang model pembelajaran PKN untuk pemula dan kelas tinggi ? C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian dari Model Pembelajaran. 2. Untuk mengetahui model-model apa saja yang digunakan dalam Pembelajaran PKN MI. 3. Untuk mengetahui model pembelajaran PKN untuk pemula dan kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PKN MI
1. Pengertian Model Pembelajaran
Secara Kaffah Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Adapun soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan maksud dari model pembelajaran yaitu : “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”1
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu :
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para penciptaatau pengembangannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlakukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000: 9)2
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasikan berdasarkan berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari
1 Trianti Ibnu Badar al-Tabany.2015.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama.hlm 23.
2 Ibid., 24.
keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep matematika tingkat tinggi.
Tiap-tiap model-model pembelajaran membutuhkan system pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi, para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Adapun model pemeblajaran langsung siswa duduk berhadapan dengan guru. Pada model pembeljaran koopertif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsungsiswa harus tenang dan memperhatikan guru.3
Arends (2001: 24) menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan disukusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajarn yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materipelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Selain model tersebut, dalam melakasanakan pembelajaran berbasis kompetensi, dikembangkan pula model pembelajaran seperti learning strategis (strategi-strategi belajar), pembelajaran berbasis inkuiri, active learning, quantum learning, dan masih banyak lagi model lain yang semuanya dapat digunakan untuk memperkaya pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi di kelas.4
2. Pengertian Model-Model Pembelajaran PKN MI
Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas
3 Ibid., 26.
4 Ibid.,27.
yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk menetapkan pendekatan pembelajaran yang dipergunakan, guru perlu mempertimbangkan secara khusus kondisi siswa secara keseluruhan, karena siswalah yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.5
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektvitas dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru atau calon guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam medesain pembelajaran PKn menurut Skllbeck (1984) membagi faktor yang dapat menggambarkan situasi sebagabahan analss guru atas dua bagan, alah faktor eksternal (external factors) dan faktor nternal (internal factors). Perhatkanlah faktor-faktor eksternal dan nternal menurut Skillbeck
berkut ini :
1. Faktor-faktor eksternal meliputi:
a. Perubahan sosial-budaya dan harapan masyarakat
b. Tuntutan dan tantangan sistem pendidikan
c. Perubahan mata pelajaran yang akan diajarkan
d. Kontribusi dari sistem dukungan guru
e. Sumber masukan bagi sekolah
2. Faktor-faktor internal, meliputi:
a. Siswa meliputi aspek bakat, kecakapan dan kebutuhannya
b. Guru meliputi aspek nilai, sikap, keterampilan mengajar, pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kelemahan khusus serta perannya
5 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), hlm. 98
c. Etos kerja sekolah dan struktur politik
d. Sumber-sumber bahan pembelajaran
e. Masalah-masalah dan kekurangan-kekurangan yang dirasakan dalam kurikulum yang berlaku.6
Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Dalam mengembangkan desain pembelajaran PKn, ada empat komponen yang perlu dikembangkan, yakni:
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
3. Substansi materi
4. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PKN dapat diartikan sebagai model-model pembelajaran seperti apa yang akan dipilih oleh seorang guru dalam mengajarkan materi Pendidikan Kewarganegaraan pada peserta didik. Sehingga dengan menerapkan model tersebut dapat meningkatkan kualitas belajar siswa secara mandiri.7
B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN PKN UNTUK PEMULA DAN KELAS TINGGI
Rancangan atau desain dalam model pembelajaran PKn di SD sengaja dijadikan dua bagian, yaitu kelas 1, 2, dan 3 (kelas rendah) dan kelas 4, 5, 6 ( kelas tinggi). Hal ini bertujuan untuk mempertimbangkan tingkat usia perkembangan anak, sehingga walaupun perbedaannya tidak seberapa tetapi cukup bermanfaat, terutama untuk menentukan situasi pembelajaran di kelas . Untuk siswa kelas 6 tentu berbeda dengan kelas 1. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya.
1. Model Pembelajaran Pkn Tematik Sd/Mi Kelas Pemula (bawah)
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas pemula (bawah), yaitu :
6 Wina Sanjaya, Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm 96
7 Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012), hlm. 103-104
a. Model Pembelajaran Contextual Learning (CTL).
Pembelajaran kontextual learning adalah model pembelajaran yang bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari – hari.
Komponen Contextual Learning (CTL)
• Membuat hubungan yang bermakna antara sekolah dan konteks kehidupan nyata.
• Pembelajaran mandiri yang membangun minat individu peserta didik untuk bekerja sendiri dalam rangka mencappai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan materi bahan ajar dengan kehidupan sehari – hari.
• Bekerja sama untuk membantu peserta didik bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti bagaimana berkomunikasi dengan yang lain.8
b. Model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Maksudnya aktif disini bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan gagasan. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Meneyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secarah penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatian tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.
Secara garis besar PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut :
• Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar.
8 Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), Hal 9.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan-bahan yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.9
Penerapan Pakem
Untuk mewujudkan penerapan PAKEM ada bebrapa hal yang perlu diperhatiakn oleh guru agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenagkan.
Menciptakan pembelajaran aktif
• Guru bersahabat dan bersikap terbuka
• Guru mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak jawaban peserta didik
• Guru merespon dan menghargai semua jawaban peserta didik
Menciptakan pembelajaran kreatif
• Guru membangun lingkungan belajar yang kretif
• Guru memberi kesempatan peserta didik menghasilkan karya atau menuangkan kreativitas.
• Guru menghargai dan memajangkan hasil karya peserta didik
Menciptakan pembelajaran efektif
• Guru memberikan tugas dengan jelas
• Guru memperhatikan waktu
• Guru memanfaatkan sumber belajar dan media belajar yang tepat
Menciptakan pembelajaran menyenangkan
• Guru tampil semangat, antusias, dan gembira
• Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
• Guru memanfaatkan energizer dan humor . 10
9 Junaedi, dkk, startegi pembelajran,(Surabaya: Lapis PGMI, 2008), Hlm 6.
10 Ibid, hlm 7-14
c. Model Pembelajaran Langsung
pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher center . menurut Arends (1997) , model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan.
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Guru menjelaskan materi pembelajaran.
• Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik seperti memberi latihan soal.
• Memberi tugas di rumah.11
d. Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill.12
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif antara lain:
1) Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.
2) Organisasikan peserta didik dalam kelompok kooperatif.
3) Bimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan/berkooperatif.
4) Evaluasi.
5) Berikan penghargaan (reward)13
11 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Hlm. 268.
12 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Hlm. 267
13Ibid., Hlm. 267.
e. Model Pembelajaran Terpadu
Ada beberapa model pembelajaran terpadu, namun disini kami membahas tiga model, yaitu model webbed, model connected dan model integrated. Pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang overlaping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran dengan pendekatan yang menekankan pada aspek-aspek bersifat umum seperti thinking skills, social skill, values and attitudes.
Dalam pembelajaran terpadu, guru harus benar-benar memahami konsep- konsep, standar kompetensi, serta kompetensi dasar yang akan dijadikan tema pembahasan dalam pembelajaran PKn tersebut, khususnya dalam keterkaitannya dengan bidang studi lain.
1. Contoh ke satu adalah: Terpadu Model Connected
Dalam model pembelajaran keterhubungan guru perlu memiliki keterampilan untuk memilih topik materi yang cenderung sama atau overlaping dalam satu mata- pelajaran misal PKn, dengan materi atau tema PKn yang lain. Dalam setiap standar kompetensi terkadang lebih dari satu kompetensi dasar yang dapat diangkat menjadi tema yang dikembangkan. Oleh karena itu pembelajaran terpadu model connected, hanya memadukan topik-topik yang hampir sama dalam satu mata pelajaran saja, misal topik-topik yang terdapat di dalam beberapa standar kompetensi. Untuk lebih jelasnya marilah kita cermati contoh di bawah ini. Gambar Jalinan Konsep Model Connected
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan sebagai berikut : 1. Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus 2. Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain. 3. Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar di atas yang
cakupannya lebih luas 4. Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di atas. 5. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan.
6. Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil 7. Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah
disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru. 8. Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut
guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan.
Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah mengenal sistem
pemerintahan tingkat pusat PKn Kelas IV Semester I SK.1Memahami sistem pemerintah Desa dan Kecamatan Memhami sistem pemerintahan RI Memahami sistem pemerintahan pusat dan daerah Demokrasi
2. Contoh kedua adalah Terpadu Model Webbed Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Tema-tema tersebut tidak jauh berbeda dengan model integrated yang juga terdiri dari beberapa tema yang dipilih dalam beberapa matapelajaran.Lebih jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di bawah ini. Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (webbed) Tema- Tema-Tema B.Ind/Daerah Tema IPS Tema-Tema B.Ind/Daerah Tema-tema Nilai Juang dalam perumusan Pancasila Kls 6 Tema-Tema IPS Tema-Tema B.Ind/Daerah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut. 1. Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila,dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas matapelajaran/bidang studi.
2. Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan Pancasila supaya
tidak overlaping. 3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas. 4. Guru memilih konsep atau informasi yang dapat mendorong belajar siswa dengan
pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu. Untuk lebih jelas dan lengkapnya pengembangan model webbed ini dapat Anda lihat pula pada penyusunan RPP pada unit enam nanti, dengan mengangkat tema sumpah pemuda. Selanjutnya marilah kita mencermati model ke tiga yaitu model integrated, yang akan dilengkapi dengan contoh RPPnya.
3. Model ke tiga adalah Model Terpadu Integrated.
Sejumlah tema (topik) pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam sebuah tema /topik tertentu. Model ini berangkat dari adanya tumpang tindih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang dituntut dalam pembelajaran sehingga perlu adanya pengintegrasian multi didiplin. Dalam model ini butir-butir pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa hingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda. Oleh karena itu perlu adanya tema sentral dalam pemecahan suatu masalah yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu.
Marilah kita mencoba model model integrated dengan memilih tema seperti dibawah ini. Tema yang akan dipilih adalah Mengenal Pentingnya Alam Sepert iDunia Tumbuhan Dan Hewan. Tema tersebut dipadukan seperti dalam bagan dibawah ini. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated) Dari gambar di atas dapat dilihat adanya integrasi antara tema mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan dengan mata-pelajaran lainnya. Diharapkan, konsep-konsep yang dapat diambil dari berbagai IPA TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh : Mengenal di sekitar rumah dan sekolah
melalui pengamatan MATEMATIKA TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP. Contoh : Geometri dan Pengukuran PKn KD. 2.1 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan BAHASA INDONESIA TEMATerurai pada indikator di dalam RPP. Contoh : Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain IPS TEMA Terurai pada indikator di dalam RPP . Contoh Memelihara dokumen koleksi pribadi dan flora fauna KTK SENI RUPA. TEMA Terurai pada indkator RPP. Contoh Menyanyikan lagu wajib dan lagu anak dengan atau tanpa iringan sederhana Membuat cat pewarna dari bahan alam mata-pelajaran tersebut dapat memberi makna terhadap pembelajaran anak melalui model pembelajaran terpadu seperti pada bagan di atas. Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan hewan akan sangat bermakna jika dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari, baik di rumah, sekolah, maupun dalam masyarakat.
Langkah langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut a. Langkah pertama, guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran PKn yang
akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain. b. Langkah ke dua, guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki
makna yang sama. c. Langkah ke tiga, guru memadukan tema-tema dari beberapa mata-pelajaran yang dikemas menjadi satu tema besar d. Langkah ke empat, guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep- konsep
beberapa mata-pelajaran. Dalam pembelajaran terpadu guru perlu menentukan lebih
banyak indikator daripada yang model lainnya e. Langkah ke lima, guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan. Contoh pengembangan tema, dan sub tema model integrated 1. Tema : Suasana di rumahku 2. Sub Tema I : Gotong royong dirumahku (PKn Kls I/II). Indikator : Melaksanakan
sikap saling membantu diantara anggota keluarga 3. Sub Tema II : Hemat, cermat di rumahku (Mat Kls I/II). Indikator : mengurangi
biaya hidup (hemat dalam menggunakan listrik, air ledeng, orang jajan, dan
sebagainya) 4. Sub Tema III : Kebutuhan hidup di rumahku (IPS Kls I/II). Indikator: menyebutkan
kebutuhan hidup di rumahku 5. Sub Tema IV : Bernyanyi lagu Rumahku yang Kecil. Indikator: menyanyikan lagu
rumahku yang kecil sesuai dengan rumahnya
Keterangan: Sub-sub Tema Dikembangkan dari topik-topik yang overlapping
Sedangkan langkah-langkah penyusunan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP
pembelajaran terpadu dapat Anda cermati seperti di bawah ini. 1. Tahap perencanaan 2. Langkah perencanaan 3. Tahap pelaksanaan 4. Tahap penilaian (Winata Putra dan Wahab, 2005)14
14 DesiDiasti.7 Pembelajaran PKN di DS Kelas 1,2,3 (Kelas Rendah)https://desidiasti.wordpress.com/2017/07/11/7-pembelajaran-pkn-sd-kelas-1-2-3-kelas-rendah-pendekatan-induktifdeduktif/.diaksespada18Maret2018.Pukul15.30.
2.Model Pembelajaran Pkn Tematik Sd/Mi Kelas Tinggi
Terdapat beberapa model yang dapat di aplikasikan dalam pembelajaran PKn di SD/MI pada kelas tinggi, yaitu :
a. Model Pembelajaran Inkuiri
1. Suatu model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuri dalam proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan
b. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui
c. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
d. Memecahkan masalah
e. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
2. Model pembelajaran kedua disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya peristiwa yang kontroversial yang selanjutnya menjadi masalah yang harus dipecahkan
b. Mengidentifikasi hipotesis (berupa penjelasan atau jawaban tentatif )
c. Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh antara lain :
1) Apabila hipotesis ditolak, maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali ke langkah yang kedua.
2) Apabila hipotesis diterima maka inkuri dapat dilanjutkan ke langkah keempat
d. Memodifikasi hipotesis menjadi simpulan sementara sampai data secara lengkap terkumpul
e. Menguji simpulan sementara (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontrovers_al)
3. Model ketiga pembelajaran inkuiri disebut juga inkuiri dasar sebagaimana disarankan oleh Dewey (Armstrong, 1996) memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggambarkan karakteristik masalah atau situasi yang penting
b. Mengajukan kemungkinan simpulan atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk menguji akurasi simpulan atau penjelasan
d. Menguji simpulan atau penjelasan berdasarkan bukti yang ada
e. Mengembangkan simpulan yang didukung oleh bukti yang tepat
Menurut Armstrong (1996), model di atas dapat digunakan oleh guru untuk pembelajaran inkuiri pada semua kelas di jenjang SD/MI. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan modifikasi disesuaikan dengan Standar Isi (SI) atau Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD) yang ada dalam kurikulum formal (Intended Curriculum) bahkan yang penting lagi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajarnya, terutama sosial budaya setempat (Hidden)
b. Model Contextual Learning (CTL)
Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang di pelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan yang lainnya.15
c. Model Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Belajar kooperatif adalah belajar dengan cara bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan belajar kolaboratif bekerja sama dengan orang lain dalam proyek bersama sebagai aliansi strategis. Adapun ciri-ciri model ini antara lain :
a. Belajar dalam satu kelompok dan memiliki ketergantungan dalam proses belajar dan penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota kelompok kerja sama.
b. Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang disepakati, siswa harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan bersama dalam pembelajaran adalah peta konsep. Dalam pembuatan peta konsep dengan dilakukan secara berkelompok dan setiap anggota kelompok mendapat satu bagian sub peta konsep.
15 https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf.Diaksespada18Maret2018.pukul 17.00.
d. Model Diskusi Kelompok
Model ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam kelompok, kecakapan analisis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok.
e. Model Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan dengan jalan penyajian bahan ajar dimulai dari contoh-contoh konkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh tersebut siswa dibimbing membuat kesimpulan.
f. Model Pendekatan Proses
Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpulan sendiri.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini antara lain: (1) mengamati, mengklasifikasikan, serta mengenal dan merumuskan masalah yang muncul. (2) mengumpulkan, menganalisis dan menfasirkan data, dan (3) meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi.
g. Model Numherd Heads Logether ( NHT )
Model pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya untuk dipresentasikan di depan kelas.
h. Model Bermain Peran
Bermain peran adalah pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menemukan jati dirinya dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat, dalam memecahkan masalahnya dengan bantuan kelompok. Diharapkan dengan bermain
peran siswa dapat menyadari adanya peran yang berbeda dengan dirinya yaitu perilaku orang lain. Model ini dikembangkan oleh George shaffel.16
Model yang dikemukakan oleh George Shaftel dibuat yang pertama berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik kedalam suatu situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan (belief) kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis.
Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia social dan memecahkan dilemma dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk : (1) menggali perasaannya, (2) memperoleh inspirasidan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan presepsinya, (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa pada saat terjun ke masyarakat kelakkarena ia kan mendapatkandiri dalam suatu situasi dimana begitu banyak peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja, dan lain-lain.17
16 https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/.diakses18Maret2018.pukul 13.00 WIB
17 Hamzah B. Uno.2011.Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.hlm 25-28.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model pembelajaran PKN dapat diartikan sebagai model-model pembelajaran seperti apa yang akan dipilih oleh seorang guru dalam mengajarkanmateri Pendidikan Kewarganegaraan pada peserta didik Model Pembelajaran PKN MI dibagi menajdi dua yakni untuk pemula pad akelas bawah dan kelas atas.
Model pembelajaran kelas bawah meliputi : CTL, PAKEM, Pembelajaran Langsung, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Terpadu. Sedangkan untuk elas atas meliputi : model pembelajaran inkuiri, CTL, Model belajar Kooperatif dan kolaboratif, model diskusi kelompok,induktif pendekatan proses, model Numhreds Logether (NHT), model bermain peran.
B. SARAN
Menjadi calon seorang guur seperti mahasiswa PGMI saat ini, tentu harus mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang professional. Untuk itu seharusnya wajib bagi calon guru mempelajari detail perencanaan pembelajaran seperti halnya model-model pembelajaran dalam proses belajar mengajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah.2011.Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008).
Ibnu Badar al-Tabany, Trianti.2015.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual
: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta : PT Kharisma Putra
Utama
Junaedi, dkk, startegi pembelajran,(Surabaya: Lapis PGMI, 2008).
Murtadho, dkk, Pembelajaran PKn MI, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009).
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009).
Sanjaya , Wina. Perncanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011).
Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta, 2012).
https://desidiasti.wordpress.com/2017/07/11/7-pembelajaran-pkn-sd-kelas-1-2-3-kelas-rendahpendekatan-induktifdeduktif/.diaksespada18Maret2018.Pukul15.30.
https://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/19PEMBELAJARANPKN2.pdf.Diaksespada18Maret2018.pukul 17.00.
https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-pkn-untuk-sekolah-dasar/.diakses18Maret2018.pukul 13.00 WIB
Komentar
Posting Komentar