Prinsip – Prinsip Dasar dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pembimbing :
Sulthon Mas’ud, S. Ag. M. Pd. I
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Revida Wahyu Putri Nurrohmah ( D97216075 )
2. Wildatun Nihayah ( D97216091 )
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat serta Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul “Prinsip – Prinsip Dasar dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah” Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah secara berkelompok. Kami mengucapkan terima kasih pada. 1. Sulthon Mas’ud, S. Ag. M. Pd. I selaku dosen pendamping dalam pembuatan makalah ini. 2. Kerjasama dari teman-teman sehingga mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Surabaya. 9 Maret 2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C.Tujuan Penulis ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab ...................................................... 2
B. Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Bahasa Arab MI .............................. 3
C. Pengertian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab .................................. 9
D. Metodologi Pembelajaran Bahasa arab MI ............................................. 10
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun di antara perbedaan-perbedaan tersebut yaitu tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri, minat serta ketekunannya. Karena itu pengajaran bahasa asing, semisal bahasa arab, harus dijalani sesuai dengan tuntutan pembelajaran anak. Dan untuk dapat berbuat demikian, diperlukan seorang guru yang benar-benar kompeten dalam pembelajaran bahasa arab untuk anak-anak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami rumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian pembelajaran bahasa arab?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa arab MI?
3. Apa pengertian dengan metodologi pembelajaran bahasa arab?
4. Apa saja Metodologi Pembelajaran bahasa arab MI?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang sudah kami rumuskan diatas, maka tujuan penulisan makalalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran bahasa arab.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa arab MI.
3. Untuk mengetahui pengertian metodologi pembelajaran bahasa arab.
4. Untuk mengetahui metodologi pembelajaran bahasa arab MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penegertian
Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang kemudian menjadi sbuah kata kerja brupa “pembelajaran”. Pembelajaran adalah interaksi bolak-balik antara dua pihak yang saling membutuhkan yaitu guru dan murid.1 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.2 Menurut Degeng (1989), Reigeluth (1983), pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif.3 Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Dalam interaksi trsbut, terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Bahasa arab adalah terdiri dari 2 kata bahasa (lughah) adalah kumpulan sistem bunyi, nahwu, sharaf dan leksikal yang integral satu sama lain untuk menghasilkan ungkapan atau kalimat yang mempunyai makna diantara sekelompok umat manusia.4Jadi bahasa Arab adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka. Syaikh Musthafa al Ghulayaini mengemukakan5 : اللغة العربية : هي الكلمات التي يعبر بها العرب عن أغراضهم
1 Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012) hlm. 153-154 2 Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa Media, 2012) hlm. 6. 3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012 ) hlm. 3 4 Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Press, 2008 ) hlm. 15 5 Musthafa al Ghulayaini, Jami’ Al Durus Al arabiyyah, ( Mesir: Al Syuruq Al Dauliyyah, 2008 ) hlm. 3
[Date] 3
(Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipergunakan orang Arab untuk mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka). Dari kedua pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah proses interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar bahasa arab dengan tujuan memudahkan peserta didik memahami bahasa Arab beserta ruang lingkupnya.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Arab MI
Terdapat macam prinsip pada pembelajaran bahasa arab, yaitu:
1. Prinsip Prioritas (Al Uluwyyat)
pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pembelajaran, yaitu: pertama, mengajarkan, mendengar, dan bercakap sebelum membaca dan menulis. Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
Mendengar dengan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahsa yang dialami oleh manusia, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar (menyimak) harus lebih dulu dibana, kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Adabeberapa teknik melatih pendengaran, yaitu:
a. Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di dalam hati secara kolektif.
b. Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya:
[Date] 4
ذ ز, ش س, ع ء, ح ه – – – - , dan seterusnya.
Selanjutnya materi diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa indonesia) peserta didik, seperti: , ص , ث , ذ , خ ض , dan seterusnya.
Adapun dalam pembelajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh langkah-langkah berikut: Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling mudah dan tidak asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda panjang dan kemudian dilatih dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih dengan melafalkan kata-kata dan kalimat dengan cepat. Misalnya: بى , با , بو , dan seterusnya.
c. Mendorong peserta didik ketika proses pembelajaran menyimak dan melafalkan huruf atau kata-kata untuk menirukan intonasi, cara berhenti, panjang, maupun pendeknya.
d. Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan bahasa. Dalam mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur kalimat (nahwu), baru kemudian masalah struktur kata (sharaf). Dalam mengajarkan kalimat (jumlah) sebaiknya seorang guru memberikan hafalan bacaan yang mengandung kalimat sederhana dan susunannya benar.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya mudah dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan kalimat yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya dipenggal-penggal). Contoh:
اشتريت سيارة صغيرة بيضاء مستعملة مصنوعة في اليابان
Kemudian dipenggal-penggal menjadi:
اشتريت سيارة اشتريت سيارة صغيرة اشتريت سيارة صغيرة بيضاء – –
[Date] 5
2. Prinsip Korektisitas (Ad Diqqoh)
Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi (fenomik), (morfologi dan sintaksis), dan (semantik). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut: pertama, korektisitas dalam pengajaran (fenomik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran (semantik).
a. Korektisitas dalam pengajaran fenomenik
Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.
b. Korektisitas dalam pengajaran sintaksis
satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditentukan pada pengaruh struktur bahasa ibu terdapat bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat tersebut bisa diawali dengan kata kerja (fi’il).
c. Korektisitas dalam pengajaran semantik
Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah musytarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah
[Date] 6
tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3. Prinsip Bertahap (Ad Darijiyyah)
Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip bertahap, yaitu: pertama, penjelasan dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga,ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang berikutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
a. Tahapan pengajaran kosakata (mufrodat)
Pengajran kosakata hendaknya mempertimbangkan dari aspek penggunaanya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi kosakata yang sering digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar. Selanjutnya memberikan materi kita sambung. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyusun kalimat sempurna sehingga terus bertambah dan berkembang kemampuannya.
b. Tahapaan pengajaran qowaid (Morfem dan sintaksis)
Dalam pengajaran qowaid, baik qowaid shorof maupun qowaid nahwu juga harus mempertimbangkan kegunaanya dalam percakapan keseharian. Dalam pengajaran qowaid nahwu misalnya, harus diawali dengan materi tentang kalimat sempurna (jumlah mufidah), namun rincian materi penyajian harus dengan cara mengajarkan tentang isim, fi;il, dan huruf.
c. Tahapan pengajaran makna ( )دلالة المعاني
Dalam mengajarkan makna maka kalimat atau kata-kata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan
[Date] 7
memilih kata-kata atau kalimat yang paling banyak dan sering digunakan dalam keseharian mereka. Selanjtnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang mengandung arti idiomatik. Sedangkan apabila dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa Arab, tahapan-tahapannya dapat dibedakan sebagai berikut: pertama, latihan melalui pendengaran sebelum penglihatan. Kedua, latihan pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan kelompok sebelum individu.
Ada delapan langkah-langkah aplikasi( الصلابة والمتانة ) yang diperlukan agar teknik di atas berhasil dan dapat terlaksana dengan baik, yaitu:
1. Memberikan beberapa contoh sebelum menjelaskan kaidah gramatika, karena contoh yang baik akan memberikan penjelasan gramatika secara mendalam daripadaa gramatika saja.
2. Jangan memberikan contoh hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa contoh dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan bagi peserta didik. Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas atau media yang telah ada dan memungkinkan menggunakannya.
3. Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa secara langsung dengan menguunakan gerakan anggota tubuh.
4. Ketika mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling banyak digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam putih, bundar persegi, tinggi rendah.
5. Ketika mengajarkan huruf “jar” dan maknanya, sebaikanya dipilih huruf jar yang paling banyak digunakan dan dimasukkan langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana.
[Date] 8
Contoh jumlah ismiyyah: الكتاب في الصندوق , Contoh jumlah fi’liyah: خزج الطالب من الفصل
6. Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik harus meraba-raba maknanya, karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka.
7. Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar mereka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung.
Ada beberapa saran bagi seorang guru bahasa Arab dalam menerapkan prinsip ini antara lain; melatih indra pendengararan sebelum indra penglihatan (bahasa lisan sebelum bahasa tulis), memberikan contoh sebelum meminta siswa membuat contoh, mengulang-ulang pengucapan sebelum membaca, melakukan review langsung sebelum mereview hari berikutnya, mengucapkan bersama-sama atau kelompok sebelum individu, ta'bir muwajjah sebelum ta’bir khur, dll.
4. Prinsip Kerinduan Belajar (At-Tasywiq)
Yang dimaksud dengan prinsip kerinduan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah; menghadirkan berbagai macam metode dalam pembelajaran, di mana dengan hal itu akaan menjadikan pelaksanaan pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengasyikan. Hakikat belajar bahasa adalah membentuk suatu kebiasaan baru dalam istima’, kalaam, qiro’ah, dan kitabah, proses ini merupakan sesuatu yang membosankan. Ita sebagai guru tentunya tidak begitu saja mengantikan keterampilan bahasa atau materi yang tidak disukai atau membosankan siswa, kita sebaiknya menghadirkan prinsip ini.
Demikian beberapa prinsip pembelajaran bahasa Arab yang patut diperhatikan oleh para guru bahasa Arab supaya pembelajaran bahasa Arab menjadi pembelajaran yang terkesan
[Date] 9
mudah dan menyenangkan. Guru bahasa Arab memiliki peran yang utama dalam menjadikan siswa untuk tertarik belajar bahasa Arab.6
C. Pengertian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Secara etimologi istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan, dan Logos artinya ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisian.
Metodologi searti dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi adalah: ilmu tentang metode-metode yang mengkaji/ membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang keunggulannya, kelemahannya, lebih tepat/ serasi untuk penyajian pelajaran apa, bagaimana, penerapannya dan sebagainya.
Maksud Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah: cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa arab. Agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan.
Namun, perlu ditegaskan, pemakaian istilah Metodologi Pembelajaran lebih memberikan arti dan kesan, belajar dan mengajar tidak hanya teoritis tapi juga operasional dan dengan alasan ini pula penulis merasa lebih aman menggunakan istilah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. 7
6 Abd Wahab R dan Mamlu’. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. 2011. Malang: UIN Maliki Press. Hal 25-32
7 Ahmad Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora, 2009. (hlm. 72)
[Date] 10
D. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab MI
Metode pengajaran bahasa sangat banyak jumlahnya. Telah terjadi perdebatan yang cukup panjang di kalangan para pakar di bidang ini. sebagian mereka menggunggulkan suatu metode dengan mengungkapkan kelebihan-kelebihannyam dan pada saat yang sama mereka mengungkap kelemahan-kelemahan metode lain.8
Metode pengajaran bahasa asing pada pokoknya ada empat: 1) metode Qawa’id Tarjamah. 2)metode langsung 3)metode Sam’iyyah Syafawiyah (dengan ucapan)9 4) Thariqatu Al-Qira’ah (metode membaca). Di bawah ini akan diungkapkan penjelasan secara singkat mengenai metode-metode tersebut.
1. Metode Qawa’id wa al-Terjemah (tata bahasa dan menerjemah)
Metode ini mempunyai beberapa nama. Sebagian menyebutkan klasik. Dan sebagian lain menyebutnya /Taqlidiyyah. Gambaran-gambaran penting menegenai metode ini adalah sebagai berikut:
Metode ini sangat memperhatikan keterampilan membaca, menulis, dan terjemah. Sedangkan kemampuan berbicara, kurang diperhatikan.
Metode ini menggunakan bahasa ibu sebagai media utama dalam pengajaran bahasa yang dimaksud. Dengan perkataan lain bahwa metode ini menggunakan terjemah sebagai cara utama dalam pengajarannya.
Metode ini sangat memperhatikan aturan-aturan ilmu Nahwu sebagai media untuk mengajarkan bahasa asing sehingga ketepatan bacaan sangat diperhatikan.10
Dari keterangan di atas dapat dirangkum bahwa metode al-Qawaid wa al-Tarjamah mempunayi kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah:
a. Dapat digunakan dikelas-kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
8 Yayan Nurbayan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Zein Albayin.2008. (hal 9)
9 Ibid hal 9
10 Ibid hal 10
[Date] 11
b. Guru yang kurang bahkan tidak fasih berbahasa Arab dapat mengajar.
c. Cocok bagi semua tingkat kemampuan siswa (mustawa, mubtadi’, mutawasith, mutaqadim)
d. Siswa sangat menguasai kemapuan membacabahsa Arab.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah:
a. Para siswa hanya kuat dalam kemampuan membaca dan penguasaan tata bahasa, tetapi lemah dalam kemampuan mendengar, berbicara dan menulis.
b. Qawaid yangdipelajari dengan hafalan seringkali kurang memberi pemahaman terhadap qawaid tersebut.
c. Dibutuhkan gurur yang terlatih dalam penerjemahan.
d. Bahasa cenderung bahasa klasik. Sehingga tidak cocok di pakai pada zaman modern.
e. Metode ini lebih mengajarkan tentang bahasa dari pada mengajarkan berbahasa.11
2. Metode Sam’iyyah Syafawiyah (Audio lingual)
Ciri-ciri Metode Sam’iyyah Syafawiyah:
a. Metode ini seperangkat simbol-simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan komunikasi diantara mereka. Maka tujuan pokok pengajaran bahasa arab adalah memberi bekal kemampuan bagi selian penutur arab agar mampu berkomunikasi aktif dengan penutur arab dengan berbagai keterampilam dalam berbagai situasi.
b. Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli pemerolehan bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar dahulu kemudian menirukan pembicaraan orang-orang sekitar dan mengucapkan kata-kata , membaca dan terakhir menulisnya. Jadi
11 Bisri Mustofa dan Abdul Hamid. Metode &startegi Pembelajaran Bahasa arab. 2012. Malang:Uin Maliki Press Hal 31
urutan empat keterampilam bahasa menurut metode ini adalah dimulai dari istima’, kalam , qira’ah, dan menulis.12
c. Dalam percakapan berlangsung seputar kebiasaan hidup yang melingkupi manusia seperti tentang makan, menyampaikan ucapan selamat, berpergian dan sebagainya.
Kelebihan pada metode ini:
a. Memberikan banyak latihan praktik dalam aspek keterampilan menyimak dan berbicara.
b. Para siswa menguasai pelafalan dengan baik.
c. Para siswa terampil dalam membuat pola-pola kalimat seperti yang dilatihkan.
Kekurangan pada metode ini:
a. Butuh guru yang terampil dan cekatan.
b. Pengulangan seringkali membosankan.
3. Metode Thariqatu Al-Qira’ah (metode membaca)
Ciri-cirinya:
a. Biasanya metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang keterampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kaliamt sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat sehingga siswa mampu menyusun kalimat.
b. Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudia mereka membacanya dalam teks. Guru bertugas mengembangkan sebagian keterampilam membaca dalam hati bagi siswanya.
c. Setelah itu siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan keras) yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.13
Kelebihan dari metode ini:
a. Para siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan dengan baik.
b. Para siswa mampu menguasi mufradat dengan baik.
12 Ibid hal 47
13 Ibid hal 50
c. Para siswa memahami dengan baik tentang penggunaan nahwu dan sharaf.
Kekurangan metode ini:
a. Meskipun para siswa kuat dalam membaca, tetapi bukan membaca nyaring, mereka lemah dalam pelafalan.
b. Para siswa lemah dalam keterampilan menyimak dan berbicara.
c. Para siswa juga lemah dalam kemampuan ta’bir tahrir (menulis karangan).
4. Al-thariqatu al-Nafsiyah (Psychological method)
Metode ini memiliki hubungan yang kuat dengan al-Thariqah al-Mubasyirah. Siswa dilatih untuk memikirkan pelajaran dengan kekuatan khayali. Ciri-ciri metode ini adalah:
a. Menggunakan benda atau gamabr untuk membuat khayalan kemudiandihubungkan dengan kata-kata.
b. Mengumpulkan mufradat (kosakata) dalam daftar kalimat-kaliamat pendek yang ada hubungannya dengan tema pelajaran sehingga menjadi satu unit pelajaran.
c. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran digunakan bahasa siswa atau bahasa ibu.
d. Qawaaid diajarkan terlebih dahulu kemudian belajar membaca.
5. Thariqatu Al-Qira’ah ( Reading Method)
Metode ini dinamakan Thariqah Al-Qira’ah karena guru melatih siswa-siswanya untuk membaca bahasa yang dipelajari (bahasa arab). Materi pelajaran terdiri dari bacaan yang terbagi menajdi beberapa bagian. Dalam setiap bagian disebtukan daftar mufradat atau kosakata sulit kemudian dijelaskan arti dengan bantuan gamabar ataupun terjemah, setelah siswa memahaminya kemudian mulai mereka belajar membaca bisa dalam bentuk cerita atau hikayat untuk pendalaman dalam penggunaan mufradat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi bahasa Arab adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka. Syaikh Musthafa al Ghulayaini mengemukakan14 : اللغة العربية : هي الكلمات التي يعبر بها العرب عن أغراضهم
(Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipergunakan orang Arab untuk mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka). Dari kedua pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah proses interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar bahasa arab dengan tujuan memudahkan peserta didik memahami bahasa Arab beserta ruang lingkupnya.
Terdapat macam prinsip pada pembelajaran bahasa arab, yaitu: Prinsip Prioritas, Prinsip Korektisitas,Prinsip Bertahap, Prinsip Kerinduan Belajar.
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah: cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa arab. Agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Wahab R dan Mamlu’. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. 2011. Malang: UIN Maliki Press.
Ahmad Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora, 2009.
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid. Metode &startegi Pembelajaran Bahasa arab. 2012. Malang:Uin Maliki Press Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa Media, 2012) Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012 ) Musthafa al Ghulayaini, Jami’ Al Durus Al arabiyyah, ( Mesir: Al Syuruq Al Dauliyyah, 2008 ) Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Press, 2008 ) Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012)
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pembimbing :
Sulthon Mas’ud, S. Ag. M. Pd. I
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Revida Wahyu Putri Nurrohmah ( D97216075 )
2. Wildatun Nihayah ( D97216091 )
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat serta Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul “Prinsip – Prinsip Dasar dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah” Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah secara berkelompok. Kami mengucapkan terima kasih pada. 1. Sulthon Mas’ud, S. Ag. M. Pd. I selaku dosen pendamping dalam pembuatan makalah ini. 2. Kerjasama dari teman-teman sehingga mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Surabaya. 9 Maret 2017
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C.Tujuan Penulis ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab ...................................................... 2
B. Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Bahasa Arab MI .............................. 3
C. Pengertian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab .................................. 9
D. Metodologi Pembelajaran Bahasa arab MI ............................................. 10
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun di antara perbedaan-perbedaan tersebut yaitu tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri, minat serta ketekunannya. Karena itu pengajaran bahasa asing, semisal bahasa arab, harus dijalani sesuai dengan tuntutan pembelajaran anak. Dan untuk dapat berbuat demikian, diperlukan seorang guru yang benar-benar kompeten dalam pembelajaran bahasa arab untuk anak-anak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami rumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian pembelajaran bahasa arab?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa arab MI?
3. Apa pengertian dengan metodologi pembelajaran bahasa arab?
4. Apa saja Metodologi Pembelajaran bahasa arab MI?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang sudah kami rumuskan diatas, maka tujuan penulisan makalalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran bahasa arab.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar pembelajaran bahasa arab MI.
3. Untuk mengetahui pengertian metodologi pembelajaran bahasa arab.
4. Untuk mengetahui metodologi pembelajaran bahasa arab MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penegertian
Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang kemudian menjadi sbuah kata kerja brupa “pembelajaran”. Pembelajaran adalah interaksi bolak-balik antara dua pihak yang saling membutuhkan yaitu guru dan murid.1 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.2 Menurut Degeng (1989), Reigeluth (1983), pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif.3 Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik. Dalam interaksi trsbut, terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Bahasa arab adalah terdiri dari 2 kata bahasa (lughah) adalah kumpulan sistem bunyi, nahwu, sharaf dan leksikal yang integral satu sama lain untuk menghasilkan ungkapan atau kalimat yang mempunyai makna diantara sekelompok umat manusia.4Jadi bahasa Arab adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka. Syaikh Musthafa al Ghulayaini mengemukakan5 : اللغة العربية : هي الكلمات التي يعبر بها العرب عن أغراضهم
1 Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012) hlm. 153-154 2 Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa Media, 2012) hlm. 6. 3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012 ) hlm. 3 4 Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Press, 2008 ) hlm. 15 5 Musthafa al Ghulayaini, Jami’ Al Durus Al arabiyyah, ( Mesir: Al Syuruq Al Dauliyyah, 2008 ) hlm. 3
[Date] 3
(Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipergunakan orang Arab untuk mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka). Dari kedua pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah proses interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar bahasa arab dengan tujuan memudahkan peserta didik memahami bahasa Arab beserta ruang lingkupnya.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Arab MI
Terdapat macam prinsip pada pembelajaran bahasa arab, yaitu:
1. Prinsip Prioritas (Al Uluwyyat)
pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian materi pembelajaran, yaitu: pertama, mengajarkan, mendengar, dan bercakap sebelum membaca dan menulis. Kedua, mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
Mendengar dengan berbicara terlebih dahulu daripada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahsa yang dialami oleh manusia, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar (menyimak) harus lebih dulu dibana, kemudian kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis. Adabeberapa teknik melatih pendengaran, yaitu:
a. Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengucapkan kata-kata yang beragam, baik dalam bentuk huruf maupun dalam kata. Sementara peserta didik menirukannya di dalam hati secara kolektif.
b. Guru bahasa asing kemudian melanjutkan materinya tentang bunyi huruf yang hampir sama sifatnya. Misalnya:
[Date] 4
ذ ز, ش س, ع ء, ح ه – – – - , dan seterusnya.
Selanjutnya materi diteruskan dengan tata bunyi yang tidak terdapat di dalam bahasa ibu (dalam hal ini bahasa indonesia) peserta didik, seperti: , ص , ث , ذ , خ ض , dan seterusnya.
Adapun dalam pembelajaran pengucapan dan peniruan dapat menempuh langkah-langkah berikut: Peserta didik dilatih untuk melafalkan huruf-huruf tunggal yang paling mudah dan tidak asing, kemudian dilatih dengan huruf-huruf dengan tanda panjang dan kemudian dilatih dengan lebih cepat dan seterusnya dilatih dengan melafalkan kata-kata dan kalimat dengan cepat. Misalnya: بى , با , بو , dan seterusnya.
c. Mendorong peserta didik ketika proses pembelajaran menyimak dan melafalkan huruf atau kata-kata untuk menirukan intonasi, cara berhenti, panjang, maupun pendeknya.
d. Mengajarkan kalimat sebelum mengajarkan bahasa. Dalam mengajarkan struktur kalimat, sebaiknya mendahulukan mengajarkan struktur kalimat (nahwu), baru kemudian masalah struktur kata (sharaf). Dalam mengajarkan kalimat (jumlah) sebaiknya seorang guru memberikan hafalan bacaan yang mengandung kalimat sederhana dan susunannya benar.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru bahasa Arab dapat memilih kalimat yang isinya mudah dimengerti oleh peserta didik dan mengandung kalimat inti saja, bukan kalimat yang panjang (jika kalimatnya panjang hendaknya dipenggal-penggal). Contoh:
اشتريت سيارة صغيرة بيضاء مستعملة مصنوعة في اليابان
Kemudian dipenggal-penggal menjadi:
اشتريت سيارة اشتريت سيارة صغيرة اشتريت سيارة صغيرة بيضاء – –
[Date] 5
2. Prinsip Korektisitas (Ad Diqqoh)
Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi (fenomik), (morfologi dan sintaksis), dan (semantik). Maksud dari prinsip ini adalah seorang guru bahasa Arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan pembetulan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal berikut: pertama, korektisitas dalam pengajaran (fenomik). Kedua, korektisitas dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga, korektisitas dalam pengajaran (semantik).
a. Korektisitas dalam pengajaran fenomenik
Pengajaran aspek keterampilan ini melalui latihan pendengaran dan ucapan. Jika peserta didik masih sering melafalkan bahasa ibu, maka guru harus menekankan latihan melafalkan dan menyimak bunyi huruf Arab yang sebenarnya secara terus-menerus dan fokus pada kesalahan peserta didik.
b. Korektisitas dalam pengajaran sintaksis
satu dengan yang lainnya pada umumnya terdapat banyak perbedaan. Korektisitas ditentukan pada pengaruh struktur bahasa ibu terdapat bahasa Arab. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subyek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat tersebut bisa diawali dengan kata kerja (fi’il).
c. Korektisitas dalam pengajaran semantik
Dalam bahasa Indonesia pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah musytarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Oleh karena itu, guru bahasa Arab harus menaruh perhatian yang besar terhadap masalah
[Date] 6
tersebut. Ia harus mampu memberikan solusi yang tepat dalam mengajarkan makna dari sebuah ungkapan karena kejelasan petunjuk.
3. Prinsip Bertahap (Ad Darijiyyah)
Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip bertahap, yaitu: pertama, penjelasan dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. Kedua, ada kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga,ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang berikutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
a. Tahapan pengajaran kosakata (mufrodat)
Pengajran kosakata hendaknya mempertimbangkan dari aspek penggunaanya bagi peserta didik, yaitu diawali dengan memberikan materi kosakata yang sering digunakan dalam keseharian dan berupa kata dasar. Selanjutnya memberikan materi kita sambung. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat menyusun kalimat sempurna sehingga terus bertambah dan berkembang kemampuannya.
b. Tahapaan pengajaran qowaid (Morfem dan sintaksis)
Dalam pengajaran qowaid, baik qowaid shorof maupun qowaid nahwu juga harus mempertimbangkan kegunaanya dalam percakapan keseharian. Dalam pengajaran qowaid nahwu misalnya, harus diawali dengan materi tentang kalimat sempurna (jumlah mufidah), namun rincian materi penyajian harus dengan cara mengajarkan tentang isim, fi;il, dan huruf.
c. Tahapan pengajaran makna ( )دلالة المعاني
Dalam mengajarkan makna maka kalimat atau kata-kata, seorang guru bahasa Arab hendaknya memulainya dengan
[Date] 7
memilih kata-kata atau kalimat yang paling banyak dan sering digunakan dalam keseharian mereka. Selanjtnya makna kalimat lugas sebelum makna kalimat yang mengandung arti idiomatik. Sedangkan apabila dilihat dari teknik materi pengajaran bahasa Arab, tahapan-tahapannya dapat dibedakan sebagai berikut: pertama, latihan melalui pendengaran sebelum penglihatan. Kedua, latihan pelafalan sebelum membaca. Ketiga, penugasan kelompok sebelum individu.
Ada delapan langkah-langkah aplikasi( الصلابة والمتانة ) yang diperlukan agar teknik di atas berhasil dan dapat terlaksana dengan baik, yaitu:
1. Memberikan beberapa contoh sebelum menjelaskan kaidah gramatika, karena contoh yang baik akan memberikan penjelasan gramatika secara mendalam daripadaa gramatika saja.
2. Jangan memberikan contoh hanya satu kalimat saja, tetapi harus terdiri dari beberapa contoh dengan perbedaan dan persamaan teks untuk dijadikan analisa perbandingan bagi peserta didik. Mulailah contoh-contoh dengan sesuatu yang ada di dalam ruangan kelas atau media yang telah ada dan memungkinkan menggunakannya.
3. Mulailah contoh-contoh tersebut dengan menggunakan kata kerja yang bisa secara langsung dengan menguunakan gerakan anggota tubuh.
4. Ketika mengajarkan kata sifat hendaknya menyebutkan kata-kata yang paling banyak digunakan dan lengkap dengan pasangannya. Misalnya hitam putih, bundar persegi, tinggi rendah.
5. Ketika mengajarkan huruf “jar” dan maknanya, sebaikanya dipilih huruf jar yang paling banyak digunakan dan dimasukkan langsung ke dalam kalimat yang paling sederhana.
[Date] 8
Contoh jumlah ismiyyah: الكتاب في الصندوق , Contoh jumlah fi’liyah: خزج الطالب من الفصل
6. Hendaknya tidak memberikan contoh-contoh yang membuat peserta didik harus meraba-raba maknanya, karena tidak sesuai dengan kondisi pikiran mereka.
7. Peserta didik diberikan motivasi yang cukup untuk berekspresi melalui tulisan, lisan bahkan mungkin ekspresi wajah, agar mereka merasa terlibat langsung dengan proses pengajaran yang berlangsung.
Ada beberapa saran bagi seorang guru bahasa Arab dalam menerapkan prinsip ini antara lain; melatih indra pendengararan sebelum indra penglihatan (bahasa lisan sebelum bahasa tulis), memberikan contoh sebelum meminta siswa membuat contoh, mengulang-ulang pengucapan sebelum membaca, melakukan review langsung sebelum mereview hari berikutnya, mengucapkan bersama-sama atau kelompok sebelum individu, ta'bir muwajjah sebelum ta’bir khur, dll.
4. Prinsip Kerinduan Belajar (At-Tasywiq)
Yang dimaksud dengan prinsip kerinduan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah; menghadirkan berbagai macam metode dalam pembelajaran, di mana dengan hal itu akaan menjadikan pelaksanaan pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengasyikan. Hakikat belajar bahasa adalah membentuk suatu kebiasaan baru dalam istima’, kalaam, qiro’ah, dan kitabah, proses ini merupakan sesuatu yang membosankan. Ita sebagai guru tentunya tidak begitu saja mengantikan keterampilan bahasa atau materi yang tidak disukai atau membosankan siswa, kita sebaiknya menghadirkan prinsip ini.
Demikian beberapa prinsip pembelajaran bahasa Arab yang patut diperhatikan oleh para guru bahasa Arab supaya pembelajaran bahasa Arab menjadi pembelajaran yang terkesan
[Date] 9
mudah dan menyenangkan. Guru bahasa Arab memiliki peran yang utama dalam menjadikan siswa untuk tertarik belajar bahasa Arab.6
C. Pengertian Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
Secara etimologi istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan, dan Logos artinya ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisian.
Metodologi searti dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi adalah: ilmu tentang metode-metode yang mengkaji/ membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang keunggulannya, kelemahannya, lebih tepat/ serasi untuk penyajian pelajaran apa, bagaimana, penerapannya dan sebagainya.
Maksud Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah: cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa arab. Agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan.
Namun, perlu ditegaskan, pemakaian istilah Metodologi Pembelajaran lebih memberikan arti dan kesan, belajar dan mengajar tidak hanya teoritis tapi juga operasional dan dengan alasan ini pula penulis merasa lebih aman menggunakan istilah Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. 7
6 Abd Wahab R dan Mamlu’. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. 2011. Malang: UIN Maliki Press. Hal 25-32
7 Ahmad Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora, 2009. (hlm. 72)
[Date] 10
D. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab MI
Metode pengajaran bahasa sangat banyak jumlahnya. Telah terjadi perdebatan yang cukup panjang di kalangan para pakar di bidang ini. sebagian mereka menggunggulkan suatu metode dengan mengungkapkan kelebihan-kelebihannyam dan pada saat yang sama mereka mengungkap kelemahan-kelemahan metode lain.8
Metode pengajaran bahasa asing pada pokoknya ada empat: 1) metode Qawa’id Tarjamah. 2)metode langsung 3)metode Sam’iyyah Syafawiyah (dengan ucapan)9 4) Thariqatu Al-Qira’ah (metode membaca). Di bawah ini akan diungkapkan penjelasan secara singkat mengenai metode-metode tersebut.
1. Metode Qawa’id wa al-Terjemah (tata bahasa dan menerjemah)
Metode ini mempunyai beberapa nama. Sebagian menyebutkan klasik. Dan sebagian lain menyebutnya /Taqlidiyyah. Gambaran-gambaran penting menegenai metode ini adalah sebagai berikut:
Metode ini sangat memperhatikan keterampilan membaca, menulis, dan terjemah. Sedangkan kemampuan berbicara, kurang diperhatikan.
Metode ini menggunakan bahasa ibu sebagai media utama dalam pengajaran bahasa yang dimaksud. Dengan perkataan lain bahwa metode ini menggunakan terjemah sebagai cara utama dalam pengajarannya.
Metode ini sangat memperhatikan aturan-aturan ilmu Nahwu sebagai media untuk mengajarkan bahasa asing sehingga ketepatan bacaan sangat diperhatikan.10
Dari keterangan di atas dapat dirangkum bahwa metode al-Qawaid wa al-Tarjamah mempunayi kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihannya adalah:
a. Dapat digunakan dikelas-kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
8 Yayan Nurbayan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Zein Albayin.2008. (hal 9)
9 Ibid hal 9
10 Ibid hal 10
[Date] 11
b. Guru yang kurang bahkan tidak fasih berbahasa Arab dapat mengajar.
c. Cocok bagi semua tingkat kemampuan siswa (mustawa, mubtadi’, mutawasith, mutaqadim)
d. Siswa sangat menguasai kemapuan membacabahsa Arab.
Sedangkan kekurangan metode ini adalah:
a. Para siswa hanya kuat dalam kemampuan membaca dan penguasaan tata bahasa, tetapi lemah dalam kemampuan mendengar, berbicara dan menulis.
b. Qawaid yangdipelajari dengan hafalan seringkali kurang memberi pemahaman terhadap qawaid tersebut.
c. Dibutuhkan gurur yang terlatih dalam penerjemahan.
d. Bahasa cenderung bahasa klasik. Sehingga tidak cocok di pakai pada zaman modern.
e. Metode ini lebih mengajarkan tentang bahasa dari pada mengajarkan berbahasa.11
2. Metode Sam’iyyah Syafawiyah (Audio lingual)
Ciri-ciri Metode Sam’iyyah Syafawiyah:
a. Metode ini seperangkat simbol-simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan komunikasi diantara mereka. Maka tujuan pokok pengajaran bahasa arab adalah memberi bekal kemampuan bagi selian penutur arab agar mampu berkomunikasi aktif dengan penutur arab dengan berbagai keterampilam dalam berbagai situasi.
b. Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli pemerolehan bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar dahulu kemudian menirukan pembicaraan orang-orang sekitar dan mengucapkan kata-kata , membaca dan terakhir menulisnya. Jadi
11 Bisri Mustofa dan Abdul Hamid. Metode &startegi Pembelajaran Bahasa arab. 2012. Malang:Uin Maliki Press Hal 31
urutan empat keterampilam bahasa menurut metode ini adalah dimulai dari istima’, kalam , qira’ah, dan menulis.12
c. Dalam percakapan berlangsung seputar kebiasaan hidup yang melingkupi manusia seperti tentang makan, menyampaikan ucapan selamat, berpergian dan sebagainya.
Kelebihan pada metode ini:
a. Memberikan banyak latihan praktik dalam aspek keterampilan menyimak dan berbicara.
b. Para siswa menguasai pelafalan dengan baik.
c. Para siswa terampil dalam membuat pola-pola kalimat seperti yang dilatihkan.
Kekurangan pada metode ini:
a. Butuh guru yang terampil dan cekatan.
b. Pengulangan seringkali membosankan.
3. Metode Thariqatu Al-Qira’ah (metode membaca)
Ciri-cirinya:
a. Biasanya metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang keterampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kaliamt sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat sehingga siswa mampu menyusun kalimat.
b. Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudia mereka membacanya dalam teks. Guru bertugas mengembangkan sebagian keterampilam membaca dalam hati bagi siswanya.
c. Setelah itu siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan keras) yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.13
Kelebihan dari metode ini:
a. Para siswa mempunyai kemampuan memahami teks bacaan dengan baik.
b. Para siswa mampu menguasi mufradat dengan baik.
12 Ibid hal 47
13 Ibid hal 50
c. Para siswa memahami dengan baik tentang penggunaan nahwu dan sharaf.
Kekurangan metode ini:
a. Meskipun para siswa kuat dalam membaca, tetapi bukan membaca nyaring, mereka lemah dalam pelafalan.
b. Para siswa lemah dalam keterampilan menyimak dan berbicara.
c. Para siswa juga lemah dalam kemampuan ta’bir tahrir (menulis karangan).
4. Al-thariqatu al-Nafsiyah (Psychological method)
Metode ini memiliki hubungan yang kuat dengan al-Thariqah al-Mubasyirah. Siswa dilatih untuk memikirkan pelajaran dengan kekuatan khayali. Ciri-ciri metode ini adalah:
a. Menggunakan benda atau gamabr untuk membuat khayalan kemudiandihubungkan dengan kata-kata.
b. Mengumpulkan mufradat (kosakata) dalam daftar kalimat-kaliamat pendek yang ada hubungannya dengan tema pelajaran sehingga menjadi satu unit pelajaran.
c. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran digunakan bahasa siswa atau bahasa ibu.
d. Qawaaid diajarkan terlebih dahulu kemudian belajar membaca.
5. Thariqatu Al-Qira’ah ( Reading Method)
Metode ini dinamakan Thariqah Al-Qira’ah karena guru melatih siswa-siswanya untuk membaca bahasa yang dipelajari (bahasa arab). Materi pelajaran terdiri dari bacaan yang terbagi menajdi beberapa bagian. Dalam setiap bagian disebtukan daftar mufradat atau kosakata sulit kemudian dijelaskan arti dengan bantuan gamabar ataupun terjemah, setelah siswa memahaminya kemudian mulai mereka belajar membaca bisa dalam bentuk cerita atau hikayat untuk pendalaman dalam penggunaan mufradat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi bahasa Arab adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka. Syaikh Musthafa al Ghulayaini mengemukakan14 : اللغة العربية : هي الكلمات التي يعبر بها العرب عن أغراضهم
(Bahasa Arab adalah kata-kata yang dipergunakan orang Arab untuk mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka). Dari kedua pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah proses interaksi antara peserta didik dan guru dalam proses belajar bahasa arab dengan tujuan memudahkan peserta didik memahami bahasa Arab beserta ruang lingkupnya.
Terdapat macam prinsip pada pembelajaran bahasa arab, yaitu: Prinsip Prioritas, Prinsip Korektisitas,Prinsip Bertahap, Prinsip Kerinduan Belajar.
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab adalah: cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa arab. Agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Wahab R dan Mamlu’. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. 2011. Malang: UIN Maliki Press.
Ahmad Izzan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora, 2009.
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid. Metode &startegi Pembelajaran Bahasa arab. 2012. Malang:Uin Maliki Press Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa Media, 2012) Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012 ) Musthafa al Ghulayaini, Jami’ Al Durus Al arabiyyah, ( Mesir: Al Syuruq Al Dauliyyah, 2008 ) Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Press, 2008 ) Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:DIVA Press, 2012)
Komentar
Posting Komentar