BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjadi guru kita harus
memahami definisi dari pembelajaran karna dari beberapa ahli
pembelajaran sendiri memiliki arti yang sangat luas, pembelajaran tidak dapat
didefinisikan hanya sebagai
sebuah proses pemindahan pengetahuan dari seorang guru terhadap peserta didik.
Akan tetapi pembelajaran harus dipelajari secara lebih luas dan lebih menyeluruh. Pembelajaran merupakan
suatu sistem dimana siswa di ajak
berproses agar mendapatkan suatu ilmu yang sesuai dengan apa yang direncanakan
agar terlaksana dan bisa dievaluasi secara sistematis agar peserta didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efesien. Dalam pembelajaran ips seorang guru juga harus mengetahui
pengertian ips untuk sekolah dasar itu apa karna pengertian ips antara sekolah
dasar , smp, dan Sma itu berbeda .
Selain
memehami pengertian dari pembelajaran dasar ips seorang guru juga harus
mengetahui prinsip-prinsip disiplin ilmu
supaya guru tersebut
mampu mengajarkan dan menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut.
Sehingga seorang guru mampu membimbing murid tersebut menguasi dan memahami dan
bisa disiplin ilmu sesuai pronsip prinsip dan supaya bisa sesuai dengan tujuan
yang diharapkan agama, masyarakat,dan negara.
Dalam
pembelajaran ips dasar sudah sewajarnya
guru memahami prinsip-prinsip Dasar dalam melakukan pembelajaran ips. Prinsip
prinsip ini merupakan satu kesatuan guna mencapai tujuan pemebelajaran ips bagi
seluruh peserta didik prinsip dasar pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Integradet
(terpadu )
2. Interaksi
3. Kesinambungan
dan perubahan
4. Kooperatif
5. Kontekstual
6. Problem
solving
7. Inkuiri
8. Ketrampilan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian ips?
2. Apa
pengertian dasar pembelajaran ips?
3. Bagaimana
pembelajaran ips disekolah dasar?
4. Apa
prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran?
5. Apa prinsip prinsip dasar pembelajaran ips di MI?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui
pengertian dari ips
2. Mengetahui
pengertian dasar pembelajaran ips
3. Mengetahui
pembelajaran ips disekolah dasar
4. Mengetahui
prinsip prinsip belajar dalam proses pembelajaran
5. Mengetahui
prinsip-prinsip dasar pembelajaran ips di MI
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan
sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah atau nama program
studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” atau
bisa disebut suatu mata pelajaran yang yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial
yang terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah/ madarasah. Namun pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri
mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS di sekolah Dasar (SD) dengan IPS
untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk sekolah menengah atas (SMA).
Pengertian IPS di sekolah tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada
yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan
(paduan) dari sejumlah mata pelajaran.[1]
Ilmu pengetahuan sosial atau disingkat dengan
IPS merupakan mata pelajaran wajib pada struktur kurikulum 2013 pada
jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP).
Bahkan, pada kurikulum 2006 atau yang disebut dengan kuruikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), ips wajib dipelajari oleh peserta didik yang isi kajiannya
dikembangkan dan ditetapkan oleh pemerintahan pusat(Departemen pendidikan dan
kebudayaan). Pusat kurikulum (2007;14)
menyatakan bahwa ips merupakan mata pelajaran yanag yang bersumber dari
kehidupan sodial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep –konsep
ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Berbagai perubahan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat harus bisa ditangkap oleh lembaga
pendidikan oleh lembaga pendidikan yang kemudian menjadi sumber bahan materi
pelajaran. IPS secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perpaduan dari
berbagai konsep atau materi ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan
program pendidikan dan pembelajaran disekolah/madrasah secara konseptual. [2]
Berikut
pengertian IPS menurut Edgar B. Wesley, mendefinisikan social Studies are the social sciences simplified for paedagogieal
purposes in school. The social studies consies of geography, history, ekonomic,
sosiology, civics and various combination of these subject. Artinya IPS
adalah beberapa ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan
disekolah. IPS terbangun dari berbagai
bidang ilmu sosial yang terdiri dari biografi, sejarah, ekonomi, sosiologi,
kependudukan dan paduan berbagai bidang keilmuan tersebut.
Sebagaimana
Wesley, John jarolimpk mengemukakan definisinya tentang IPS sebagai berikut, the social studies as a part of elementary
school curriculum draws subject – mattercon tent from the social sains,
history, sosiology, policica sains, social psikologi, phylosophy,antropology,
and economic. The social studies have been defined as those portion of the
social sains selected for instructional purpose. Artinya IPS sebagai bagian
dari kurikulum sekolah dasar menyajikan muatan-muatan mata pelajaran yang
berasal dari ilmu – ilmu sosial, sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi
sosial, filsafat, antropologi, dan ekonomi. IPS telah didefinisikan sebagai
sajian ilmu – ilmu sosial yang diseleksi untuk tujuan pendidikan.
Secara
kebahasaan Ilmu Pengetahuan Sosial berasal dari bahasa inggris , social studies yang bearti beberapa studi kajian-kajian atau
berbagai telaah tentang masyarakat. IPS adalah paduan beberapa bidang ilmu yang
mempelajari masyarakat dari berbagai segi atau ragam sudut pandang keilmuan.
Mata pelajaran IPS memang menyajikan kajian tentang masyarakat yang sebenarnya
melibatkan berbagai bidang keilmuan. Dari sini kita dapat dikemukakan bahwa IPS
Merupakan :
a. Studi
tentang manusia ; sebagaimana ilmu-ilmu sosial pada umunya secara keilmuan,
manusia merupakan obyek IPS
b. Studi
ilmu sosial yang tidak menekankan kajian pada aspek keilmuan yang teoritis,
tetapi aspek praktisnya.
c. Paduan
berbagai macam ilmu pengetahuan sosial yang diseleksi untuk tujuan pendidikan
dan bobot permasalahannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan peserta didik.[3]
B. Pengertian Dasar Pembelajaran IPS
Pembelajaran merupakan suatu istilah
yang memiliki pengertian yang sanagt luas dalam dunia pendidikan. Pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau sebagai suatu proses
membelajarkan peserta didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara
sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efesien.
Pembelajaran
dipandang sebagai suatu sistem yang berarti pembelajaran adalah sebuah komponen
yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
strategi dan model pembelajaran, media pembelajaran atau alat peraga, pengorganisasian kelas,
evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran.
Menurut Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru) material (buku, papan
tulis, kapur, dan alat belajar) fasilitas dan proses yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses tindakan belajar pada dasarnya
adalah bersifat internal, namun proses itu dipengaruhi faktor-faktor eksternal.
Misalnya, perhatian peserta didik dalam pembelajaran
dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari luar.
Dalam pembelajaran pendidik harus benar-benar mempu
menarik perhatian peserta didik untuk mencurahkan seluruh energinyasehingga
dapat melakukan aktivitas belajar secara
optimal dan memperoleh hasil belajar seperti apa yang diharapkan.
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang (events) yang mempengaruhi
peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan
berinteraksi dengan lingkunganya.(Briggs,1992)
Pembelajaran
adalah upaya untuk membelajarkan peserta
didik istilah pembelajaran lebih tepat
digunakan karena dia menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa
seseorang. Disamping itu, ungkapan pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam
untuk menggungkapkan tujuan pendekatan pembelajaran dalam upaya membelajarkan
peserta didik .[4]
Sedangkan IPS adalah suatu bahan kajian terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan dari
konsep-konsep ketrampilan-ketrampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001: 9). Fakih Samlawi & Bunyamin Maftuh
(1999: 1) menyatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep
dasar dari berbagai ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta
kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran di tingkat
sekolah dasar.Istilah IPS di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu
sosial,humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan.Materi
IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilm sosial karena
yanglebih dipentingkan adalah dimensi psikologis serta karakteristik kemampuan
berpikir peserta didik yang bersifat holistic[5]
Menurut Resnik dalam Martorrela (1991). Pembelajaran
IPS adalah alih informasi pengetahuan dan keterampilan yang membantu peserta
didik menempatkan diri dalam situasi yang membuatnya mampu melakukan
konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan mampu
mengekpresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu
melaksanakannya.
Martoella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran
Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer
konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS peserta didik diharapkan
memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih
sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya.
Dari beberapa uraian diatas dapat kita ketahui bahwa
pembelajaran ips adalah suatu sistem pendidikan yang terdiri dari berbagai
faktor yang menyusun. Antara lain peserta, pendidik, media belajar, fasilitas
belajar, dan juga sumber belajar yang bertujuan membuat peserta didik menguasai
dan memahami berbagai integrasi berbagai disiplin ilmu social. Seperti ekonomi,
sejarah, sosial,geografi, dan lain-lain.selain ilmu sosial juga ilmu humaniora,
sains dan bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan.
Sehingga pembelajaran IPS di MI lebih mengutamakan
mendidik peserta didik menjadi seseorang yang mampu menempatkan diri dalam
situasi yang membuatnya mampu melakukan konstruksi-konstruksi pemikirannya
dalam situasi wajar, alami, dan mampu mengekpresikan dirinya secara tepat apa
yang mereka rasakan dan mampu melaksanakannya sesuai tingkat dan lingkungan
dimana peserta didik tersebut berada.[6]
- Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar
Hamid Hasan, dkk (2009:1) menyatakan bahwa, sebaiknya
pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa
yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan
bagi kehidupan di masyarakat. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan
metode pembelajaran. Oleh karena itu rancangan pembelajaran guru hendaknya
diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa
agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa,
sehingga mereka mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai bekal dalam
memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat di lingkungannya.
Menurut Ilmu (Soemantri, 2004) Ilmu Pengetahuan Sosial
diajarkan di sekolah dasar, dimaksudkan agar siswa menjadi manusia dan warga
negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat,
dan agama. Dengan demikian pembelajaran IPS di sekolah dasar pada dasarnya
dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan
keterampilan siswa agar menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti
yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.[7]
Menurut kagan 2004) menyebutkan “rancangan
pembelajaran guru, hendaknya diarahkan dan di fokuskan sesuai dengan kondisi
perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukannya benar-benar
berguna dan bermanfaat bagi siswa”.dengan demikian pembelajaran Pendidikan IPS
semestinya diarahkan pada upaya pengembangan iklim yang kondusif bagi siswa
untuk belajar sekaligus melatih pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya
selama pembelajaran. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.[8]
- Prinsip-Prinsip Belajar Dalam Proses Pembelajaran
Berikut ini
adalah beberapa prinsip-prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran.
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Perhatian dan
motivasi merupakan dua aktivitas yang
memiliki keterkaian yang sangat erat untuk menumbuhkan perhatian diperlukan
adanya motivasi sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada
umumnya menigkat jika anak memiiki motivasi yang kuat untuk belajar.
Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seorang agar
memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat, motivasi
sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam
bentuk aktivitas nyata utuk mencapai tujun tertentu, motivasi terikat erat
dengan kebutuhan, semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ia capai
,maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat
terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk bisa terapai dengan sekuat
tenaga hanya dengan motivasilah anak
didik bisa tergerak hatinya untuk bisa belajar dengan teman-teman lainnya.
2. Prinsip keaktifan
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan
penting dan mendasar yang harus dipahami disadari dan dikembangkan oleh setiap
guru di dalam proses pembelajaran dalam setiap bentuk kegiatan belajar.
Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal
intelektual,emosional dan fisik jika dibutuhkan.
Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir
setiap guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah makhluk yang aktif .
ndividu merupakan manusia mausia belajar yang selalu ingin tahu, Daya keaktifan
yang dimiliki anak secara kodrat itu akan dapat berkembang kearah positif bila
mana lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan
itu. Keadaan ini menyebabkan setiap guru perlu menggali potensi-potensi keberagaman
siswa melalui keaktifan yang mereka aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan
aktifitas mereka kearah tujuan positif atau tujuan pembelajaran. Hal ini pula
yang mendasari pemikiran bahwa kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan dan
mendorong seluas luasnya keaktifan. Ketidak tepatan pemilihan pendekatan
pembelajaran sangat memungkinkan keaktifan siswa menjadi tidak tumbuh subur bahkan
mungkin justru menjadi kehilangan keaktifan menurut teori belajar kogitif belajar.[9]
3.
Retansi dan Transfer
Retansi adalah kemampuan untuk mengingat materi (seperti:
konsep-konsep, teorema-teorema) yang telah dipelajari. Seperti ingatan retensi
sangat menentukan hasil yang diperoleh siswa dalam proses belajarnya. Retansi
seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana proses belajar itu
terjadi dengan cara latihan yang terbagi-bagi.
Transfer Belajar
berasal dari bahasa inggris “transfer of learning” dan berarti : pemindahan
atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke
bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan
sekolah. Pemindahan atau pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil
belajar yang diperoleh, digunakan di suatau bidang atau situasi diluar lingkup
bidang studi dimana hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar
bidang studi geografi, digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi.[10]
E.
Prinsip Prinsip Dasar Pembelajaran IPS Di MI
Prinsip adalah suatu pernyataan yang fundamendal atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok sebagai
suatu pedoman untuk berfikir atau bertindak sebuah prinsip merupakan roh dari
sebuah perkembangan ataupun perubahan,
dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek
atau subyek tertentu.
Sehingga sebagai pendidik kita harus mengetahui
pedoman-pedoman dasar yang menuntun atau menunjukkan kita kepada tujuan sebuah
pembelajaran. Begitu pula pembelajaran IPS di MI, sebagai sebuah system yang
memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran IPS di MI juga memiliki
pedoman dasar yang harus dipahami oleh pendidik agar peserta didik yang menerima
pembelajaran tersebut mampu memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut dibuat.
Prinsip-prinsipataupedomandasarpembelajaran
IPS di MIadalah:
a.
Intregrated (terpadu)
Integrated ini mirip dengan istilah integrasi atau keterpaduan, dalam KBBI
integrasi adalah pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat dalam
konteks integrasi adalah satu kesatuan antara disiplin ilmu sosial yang saling terkait, dengan demikian dalam penyampaian materi
pembelajaran IPS dilaksanakan dengan memadukan antar Disiplin ilmu yang
terkait.
Sehingga pembelajaran IPS dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait,
misalnya kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan
kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin geografi.
b. Interaksi
Interaksi dalam KBBI berarti hubungan dan dalam konteks, ini adalah
hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Timbulnya interaksi disebabkan oleh
dorongan saling membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari , baik
itu kepuasaningin diperhatikan dan ingin mendapat kasih sayang.
Interaksi merupakan kegiatan yang menjadi kodrat seumur hidup dari manusia
sebagai makhluk sosial. Sejak lahir manusia sudah memiliki naluri untuk
berinteraksi dengan makhluk hidup lainya.dengan bertambahnya umur dan juga
bertambah luasnya pergaulan maka interaksi yang terjadi semakin luas. Sehingga
dalam konteks ini pembelajara IPS menjadi dasar yang mendidik peserta didik
agar memiliki pengetahuan tentang bentuk interaksi secara umum dan juga medidik
peserta didik agar mampu dan terbiasa berinteraksi dengan sesama makhluk hidup
lain.
Karena manusia sebagai makhluk sosial ingin hidup
berkelompok dan konsekuensinya saling membutuhkan, saling bekerjasama dalam
melakukan pekerjaan, saling kerjasama dalam pemecahan masalah sosial dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup bersama. Lebih dari itu dalam bekerja sama dituntut
untuk saling berkompromi atas keinginan pribadi demi kepentingan kelompok.
Sehingga dalam pembelajaran IPS pendidk diharapkan mampu menanamkan sifat dasar
ini melalui pembelajaran yang ada. Misalnya: kegiatan ekonomi penduduk dalam
hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis geografis yang tercakup
dalam disiplin geografi.
c. Kesinambungan dan perubahan
Dalam kehidupan bermasyarakat manusia akan selalu terikat dengan adat dan
tradisi yang sudah ada dan diwariskan dari generasi sebelumya, pewarisan ini
akan berlangsung dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Sebagai contoh
kesinambungan kehidupan itu terjadi karena lembaga perkawinan.
Seperti halnya uraian diatas pembelajaran IPS juga harus bersinambung
karena pada dasarnya materi dan pemahaman peserta didik harus
sambung-menyambung, sehingga peserta didik lebih mudah dan cepat memahami
materi yan disampaikan. Sebagai contoh materi sejarah ketika tidak
berkesinambungan akan membuat peseta didik kebingungan memahami alur dan
hubungan sebab akibat peristiwa sejarah tertentu. Selain harus bersinambungan
pembelajaran ips juga harus mengikuti perubahan. Hal ini karena manusia sebagai
obyek utama pembelajaran IPS terus mengalami perubahan sesuai dengan
berjalannya waktu serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak ada
individu,kelompok atau masyarakat tidak akan berhenti berproses, misalnya
apabila kebudayaan suatu masyarakat berubah, baik besar maupun kecil maka
masyarakat yang mempunyai kebudayaan tersebut juga akan mengalami perubahan
sesuai dengan perubahan yang terjadi, perubahan sosial ini bisa terjadi karena
politik, ekonomi, ataupun kemajuan teknologi dengan skla yang berbeda-beda beda
tiap masyarakat di daerah satu dengan daerah lainya. Sehingga dalam mengerjakan
IPS pendidik harus mengikuti dan melacak perubahan-perubahan yang terjadi
sehingga para peserta didik mampu mengambil nilai-nilai yang terkandung.
d.
Kooperatif
Kooperatif dalam KBBI berarti bekerjasama atau membantu dalam pembelajaran
kita mengenal cooperatif learning yaitu system pembelajaran yang memberi
kesempatan pada peserta didik untuk saling berinteraksi dan bekerjasama dengan
peserta didik lain. dalam cooperatif learning ada struktur dorongan atau
tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan memungkinkan peserta didik
untuk berinteraksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat efektif diantara
anggota kelompok.
Dalam pembelajaran ips siswa dilatih memahami hubungan sosial secara
langsung dalam proses pembelajaran, dan pendidik dapat menggunkan
system/straregi cooperatif learning sebagai salah satu pembelajaran langsung
dalam proses pembelajaran.
Menurut sanjaya (2007) cooperative learning memili empat prinsip dasar
sebagai berikut::
1.
Prinsip ketergantungan positif
Kerja kelompok adalah kerja tim yaitu keberhasilan dari tugas kelompok
tersebut tergantung pada keberhasilan semua individu dan kelompok tersebut. Dan
keberhasilan tim tersebut tergantung sejauh mana anggota kelompok tersbut
memahami dan tanggung jawabnya terhadap tugas yang diberikan kepadanya.oleh
karena itu setiap anggota tergantung dengan anggota lainnya dan dari
ketergantungan ini keberhasilan kelompok ditentukan. Inilah yang disebut
ketergantungan positif
2.
Tanggung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok tergantung dari keberhasilan setiap individu.
Sehingga setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab terhadap
kewajiban yang diberikan kepadanya, Implikasinya dalam evaluasi guru harus
memberikan penilaian terhadap individu tidak hanya terhadap kelompok.
3.
Interaksi tatp muka
Implementasi cooperative learningmemberi ruang
kepada setiap individu dalam kelompok untuk saling memberikan informasi dan
membelajarkan seluas-luasnya dengan anggota lainya dalam kelompok. Interaksi
tatap muka akan memberi pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok
untuk bekerjasama, mengahargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan setiap
anggota dan mengisi kekurangan masing-masig anggota.
4.
Partisipasi dan komunikasi
Tujuan utama cooperative learning adalah melatih
setiap peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dengan baik,
dengan cooperative learning diharapkan siswa mampu mengembangkan
kemampuan dasar dalam berkomunikasi seperti mengemukakan pendapat, bertanya,
menjawab, menyatakan setuju,dan menyyanggah pernyataan temannya dengan sopan
dan tidak memojokkan teman.
5.
Kontekstual
Salah satu prinsip dasar pembelajaran IPS adalah kontekstual yaitu dalam
proses pembelajaran peserta didik diarahkan untuk belajar tidak hanya dari
materi yang bersumber dari buku akan tetapi dari materi yang bersifat ada
disekitar peserta didik baik lingkup keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan
lain.
Dengan belajar dari segi lingkungan dan kehidupan disekitar peserta didik
diharapkan mereka mampu menjadi peserta didik yang mandiri. Mendorong mereka
belajar dari sesama teman yang mempunyai latar belakang dan keadaan yang
berbeda dan juga memahami lingkungan yang berbeda. Sehingga peserta didik dapat
lebih memahami keadaan sosial disekitar mereka secara pasti (autentik). Karena
dalam pembelajaran kontekstual ditekankan menggunakan penilain autentik (authentic
assesment) untuk memahami dan memahami dan memperoleh hasil yang maksimal
maka pembelajaran kontekstual menekankan pada tujuh pilar kontekstual yaitu:
a.
Kontruktivisme
Maksudnya peserta didik diberi kesempatan untuk membangun sendiri
pengetahuannya bukan hanya menerima dari guru saja.
b.
Inkuiri
Inkuiri adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui pengalamannya sendiri.
c.
Bertanya
Bertanya adalah belajar dengan kegiatan produktif, menggali informasi,
menghasilkan pengetahuan.
d.
Masyarakat Belajar
Masyarakat
belajar adalah kerjasama, maju bersama, dan saling membantu
e.
Pemodelan
Pemodelan
maksudnya adalah pembelajaran yang mencoba hal-hal yang kreatif.
f.
Refleksi
Refleksi merupakan pembelajaran yang komprehensif,
evaluasi dirisecara internal dan eksternal. Penilaian
autentik, penilaian proses dan hasil tes
dan non tes, multi aspek.
6.
Problem solving
Dalam pembelajaran ips di MI anak-anak juga di didik supaya mampu
mengetahui, memahami, mencari, solusi dalam masalah sosial yang terjadi pada
diri anak-anak beserta lingkungan sekitarnya, karena dalam pembelajaran
berbasis masalah para anak-anak dilibatkan meneliti informasi yang spesifik
untuk sampai pada kesimpulan yang belum ditetapkan sebelumnya.
Dalam pendekatan berbasis problem anak-anak diminta untuk menarik
pengetahuan dari suatu wilayah yang disiplin ilmu tertentu, menggunakan
pengetahuannya sendiri secara cepat, menerapkan segala pegetahuannya dalam
tantangan, dan bereaksi secara cepat jika ada problem yang muncul, mencapai
solusi yang dipertimbangkan berdasarkan kepada alasan yang dibenarkan.[11]
7.
Inkuiri
Inkuiri merupakan suatu pendekatan yang menuntut proses peserta didik untuk
mencari dan menemukan sendiri sesuatu baru sebagai hasil belajar. Pendekatan
inkuiri adalah suatu perluasan yang proses-proses yang digunakan dalam cara
yang lebih dewasa.
Salah satu prinsip prinsip dalam pembelajaran IPS di MI ini bertujuan
merangsang kemampuan bertanya, menyelidiki, meneliti, untuk mengembangkan
berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Dalam
konteks ini pendidik diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran IPS sebagai
proses pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan bertanya, menyelidiki,
meneliti, untuk mengembangkan berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan
berfikir peserta didik bertitik tolak pada persoalan-persoalan yang dirangsangh
melalui bertanya, menyelidiki, meneliti, untuk mengembangkan berfikir kritis
dan mengembangkan kemampuan berfikirnya.
Model ini mengajarkan peserta didik untuk bekerja di dalam kelompoknya
untuk menginvetigasi topi-topik yang kompleks.maksudnya bahwa kemampuan untuk
mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok adalah penting baik
dalam lingkungan kelas maupun luar kelas.
8. Ketrampilan sosial
Pendekatan keterampilan sosial adalah proses menumbuhkan keterampilan yang
berkaitan dengan suatu proses tertentu yang perlu dilatihkan. Menanamkan
prilaku tertentu biasanya perludilatih
dan dibiasakan sehingga nanti akan muncul prilaku yang diharapkan dalam
bermasyarakat. Proses Keterampilan bisa dimulai dari mencari informasi sampai
nanti bisa mengonfirmasikan. Sumber-sumber yang bisa menumbuhkan proses
keterampilan dalam proses pembelajaran antara lain: globe, peta, gambar atau
foto, grafik, diagram dll.
Kesadaran terhadap manfaat yang akan
diberikan anak-anak melalui proses dan hasil akhir kegiatan mereka akan
memberikan kita kemampuan untuk mengartikulasikan manfaat-manfaat ini dan
untuk menggunakan display sekolah dan rapat staf sekolah untuk
mempromosikan contoh-contoh kualitas pembelajaran anak-anak.
Dalam konteks pembelajaran ips keterampilan yang harus diketahui dan
dikuasai oleh peserta didik adalah
keterampilan [12]
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan sosial
(IPS) merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah atau nama program studi
di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” atau bisa
disebut suatu mata pelajaran yang yang bersumber dari ilmu-ilmu sosial yang
terpilih dan dipadukan untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran di
sekolah/ madarasah.Pembelajaran IPS adalahsuatusistempendidikan yang
terdiridariberbagaifaktor yang menyusun. Antara lain peserta didik, pendidik,
media belajar, fasilitas belajar, dan juga sember belajar
bertujuanmembuatpesertadidikmenguasaidanmemahamiberbagaiintregasiberbagaidisiplinilmu
social. Seperti ekonomi, sejarah, sosial, geografi dan lain-lain.
Ilmu Pengetahuan Sosial
diajarkan di sekolah dasar, dimaksudkan agar siswa menjadi manusia dan warga
negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat,
dan agama. Dengan demikian pembelajaran IPS di sekolah dasar pada dasarnya
dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan
keterampilan siswa agar menjadi manusia dan warga negara yang baik. Prinsip -
prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran diantaranya :
Prinsip perhatian dan motivasi, Prinsip keaktifan, Retansi dan Transfer. prinsip-prinsip pedoman
dasar pmbelajaran IPS di MIadalah: Intregrated
(terpadu), Interaksi, Kesinambungan dan perubahan, Kooperatif.
B. SARAN
Pada
dasarnya pembelajaran IPS sangatlah penting bagi peserta didik SD atau MI
karena sangat bermanfaat bagi karakter siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
sikap, nilai moral dan keterampilan agar menjadi warga negara yang baik.
[1]http://azissandobatu.blogspot.co.id/2015/09/pembelajaran-ips-di-sekolah.htmldiakses
pada tanggal 28 februari 2018
[2]
Wahid murni. Metodelogi pembelajaran ips. 2017. yogyakarta:Ar-ruzz Media, hal.
16
[3]
Ali Mustafa dan Irfan Tamwifi.Materi dan Pembelajaran IPS atau PKN Madrasah
Ibtidaiyah(MI) .2009.Surabaya:LPTK IAIN Sunan Ampel Surabaya.hal 5
[4]
Muhaimin, paradigma pendidikan islam, 2001, malang, PT Remaja Rosda Karya, hal.
164
[5]Tim penyusun jurusan pendidikan
pengetahuan sosial FPIPS UPI,
pendalaman materi dan Metodologi pembelajaran
ilmu pengetahuan sosial SD/MI. 2010, Hal.2
[6]Idad
Suhada, Pendidikan IPS di SD/MI, Bandung: Solo Press, 2010, hlm. 64
[7]
Dr.Ahmad Susanto. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolsh
Dasar.Jakarta.Prenada Media Grup.2014.hlm.21
diakses tanggal 28 februari 2018 jam 15:06
[9]http://kumpulanreferansi.blogspot.co.id/2017/11/prinsip-prinsip-dasar-pembelajaran-ips.html
diakses pada tanggal 28 februari 2018
Diakses pada tanggal 1 maret 2018
[11]
Idad suhada, Pendidikan IPS di SD atau MI, Bandung:Solo Press: 2010.hlm.64
[12]
Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja RisdaKarya:1990.hlm.169
Komentar
Posting Komentar