strategi, metode, dan media pembelajaran PKn


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Salah satu tugas pendidik adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap pendidik untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap pendidik ditintit untuk memiliki kompetensi mengajar. Pendidik akan memiliki kompetensi mengajar jika, pendidik paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis mengenai berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar di samping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai pendidik, maka makalah ini disajikan tentang berbagai strategi, metode, media atau alat dalam proses belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama pendidik, yaitu mengajar.
Sesuai dengan karakteristik peserta didik SD sederajat, metode ceramah akan menyebabkan peserta didik bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, pendidik diharapkan mampu menguasai metode-metode yang cocok untuk pembelajaran PKN agar peserta didik lebih tertarik terhadap pelajaran tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian dari strategi pembelajaran?
2.      Apa pengertian dari metode pembelajaran?
3.      Apa pengertian dari media pembelajaran?
4.      Apa pengertian dari sumber belajar?
5.      Apa pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan?
6.      Apa  tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan?
7.      Bagaimana strategi dalam pembelajaran PKN di SD/MI?
8.      Bagaimana metode dalam pembelajaran PKN di SD/MI?
9.      Bagaimana media dalam pembelajaran PKN di SD/MI?
10.  Bagaimana sumber  belajar dalam pembelajaran PKN di SD/MI?

C.    TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari metode pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui pengertian dari media pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui pengertian dari sumber belajar.
5.      Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan.
6.      Untuk mengetahui tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan.
7.      Untuk mengetahui strategi dalam pembelajaran PKN di SD/MI.
8.      Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran PKN di SD/MI.
9.      Untuk mengetahui media dalam pembelajaran PKN di SD/MI.
10.  Untuk mengetahui sumber  belajar dalam pembelajaran PKN di SD/MI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, stratetgi merupakan sebuah pperencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai suatu keuntungan. Demikian juga strategi didefinisikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Abin Syamsuddin Makmun, 2000; 220).
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey (1994; 34) menyebutkan strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Kemudian Reigeluth (1978b) (dalam Barbara Seels dan Rita C. Richey, 1994; 34) mengatakan teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar, seperti belajarinduktif, serta komponen dari proses belajar/mengajar, seperti motivasi dan elaborasi.
Berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi sebagai acuan dalam memposisikan proses kegiatan melalui langkah-langkah yang tepat, terpola, terencana sehingga terciptanya standar pembelajaran yang bermutu dan tercapai tujuan pembelajran yang dikehendaki.
Berdasarkan penjabaran dari strategi secara umum, maka dapat didefinisikan bahwa strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk selsksi dan mengatur kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran (Seels and Richey, 1994; 34). [1]

B.     Pengertian Metode Pembelajaran
Secara literal metode berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu: metha dan hodos. Metha berarti melalui dan hodos berarti jalan. Metode berarti jalan yang dilalui (Noor Syam, 1986: 24). Runes dalam Noor Syam secara teknis menerangkan bahwa metode adalah; (1) suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan; (2) suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu metode tertentu; (3) suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur (Noor Syam, 1986: 24).
Di dalam bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah thariqoh, yang berarti jalan, langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan (Al-Aziz, 119 H: 196). Apabila pengertian metode ini dihubungkan dengan proses pembelajaran, maka strategi tersebut harus diwujudkan dalam proses pembelajaran. Strategi tersebut dilakuakn dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian peserta didik agar dapat menerima materi pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Sementara itu, al-Syaibany (1979; 553) menjelaskan bahwa metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka menjelaskan mata pelajaran yang diajarkannys, ciri-ciri perkambangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.
Berdasarkan dari bebrapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan, dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.[2]



C.    Pengertian Media Pembelajaran
 Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh seta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Secara singkat, media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan disain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaan.[3]

D.    Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sumber daya (resources) yang meliputi materi pelajaran, manusia, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar, tidak hanya manusia, tetapi juga alam dan lingkungan yang didisain dan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi pembelajaran.[4]

E.     Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuandan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan negaravserta Pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.[5]
Menurut Azyumardi Azra (2005), pendidikan kewarganegaraan adalah Pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, Lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga negara serta proses demokrasi. Adapun menurut Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis. Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu Pendidikan yang dialogial.[6] 

F.     Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan pembelajaran Pkn di sekolah dasar adalah untuk membentuk watak atau karateristik warga negara yang baik. Menurut Mulyasa (2007), tujuan mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menjadi siswa agar:
1.      Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2.      Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.
3.      Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup Bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini karena jika siswa sudah memiliki nilai norma yang baik, maka tujuan untuk mencapai warga negara yang baik akan mudah terwujudkan.
Pentingnya pendidikan kewarganegaraan diajarkan di sekolah dasar ialah sebagai pemberian pemahaman dan kesadaran jiwa setiap anak didik dalam mengisi kemerdekaan, dimana kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh dengan perjuangan keras dan penuh pengorbanan harus pat diambil dari berkelangsungan hidup  berbangsa dan bernegara perlu memiliki apresisasi yang memadai terhadap makna perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan.[7]
G.    Straregi Pembelajaran PKN MI
Strategi pembelajaran adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh pengajar. Strategi pembelajaran merupakan bagian dari sistem pembelajaran yang menjelaskan komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur yang digunakan bersama bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik.[8]
1.      Strategi reading guide (membaca buku ajar)
Strategi ini diterapkan jika waktu yang tersedia untuk membahas suatu materi sangat terbatas. Para peserta didik untuk membaca materi yang akan dibahas dengan memberikan dan membuat kisi-kisi panduan.
2.      Information search (mencari informasi)
Strategi ini dapat diterapkan pada materi yang padat, monoton dan membosankan. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, tabloid, dan sebagainya.
3.      Poster comment (mengomentari poster dan gambar)
Strategi ini bertujuan untuk memberikan stimulus dan meningkatkan kreatifitas serta mendorong penghayatan peserta didik terhadap suatu permasalahan. Dalam strategi ini peserta didik didorong untuk bisa  mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang suatu poster atau gambar.[9]

H.    Metode Pembelajaran PKN di SD/MI
Sebelum menentukan metode pembelajaran yang hendak diterapkan, seorang pengajar harus merencanakan strategi pembelajaran terlebih dahulu. Secara harfiah, metode berarti cara (Pupuh, 2007). Dalam pemakaian yang umum, metode berarti suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, keterampilan lain yang juga harus dimiliki seorang pengajar adalah keterampilan untuk memilih metode pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya.[10]
Beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn MI, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Pembelajaran terpadu dapat didefinisikan dengan menyatukan dan mengutuhkan pemahaman atau wawasan siswa terhadap sejumlah materi tanpa terkotak-kotak dengan label atau nama disiplin ilmu tertentu.
2.      Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Kegiatan belajar melalui pemecahan masalah bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan peserta didikdalam mengidentifikasi, mengembangkan kemampuan berpikir alternatif, dan kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang tersedia. Kemmpuan-kemampuan ini adalah kemampuan yang melibatkan proses berpikir tinggi.
Pengajaran melalui pemecahan masalah terdiri atas lima langkah (Hamid Hasan: 1996), yaitu sebagai berikut.
a.       Identifikasi masalah
b.      Pegembangan alternatif
c.       Pengumpulan data untuk menguji alternatif
d.      Pengujian alternatif
e.       Pengambilan keputusan
Inti dari suatu masalah adalah keputusan terbaik yang tersedia untuk menyelesaikan masalah yang ada. Oleh karena itu, dalam pemecahan masalah, kemampuan mengidentifikasi masalah, serta dimensi masalah adalah langkah pertama yang sangat penting. Kegagalan dalam menentukan masalah dan menguraikan dimensi masalah akan berakibatkan kegagalan dalam upaya mencari penyelesainnya.
3.      Studi Kasus
Studi kasus dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tinggi, karena memberikan berbagai tantangan untuk berpikir. Tantangan yang dikemukakan mengenai suatu kasus, dapat mengundang peserta didik untuk memanfaatkan pengetahuan, pengalaman dalam menghadapi bebagai masalah baru bagi dirinya.
Pengajaran PKn dengan studi kasus menghendaki partisipasi aktif peserta didik dalam proses berpikir. Menghadapi kasus, setiap peserta didik dapat diminta mengemukakan buah pikirnya. Buah pikir itu bukanlah sesuatu yang sudah ada dan siap pakai. Akan tetapi, harus dibentuk pada waktu itu berdasarkan apa yang sudah dimilikinya, sehingga secara mental peserta didik aktif terlibat dalam kegiatan belajar di ruang kelas. Kasus dapat memberikan tantangan bagi peserta didik untuk mengumpulkan berbagai inforrmasi baru yang perlu dalam mencari jawaban. Untuk mengumpulkan informasi/data yang diperlukan dapat di luar buku pelajaran, buku rujukan di perpustakaan sekolah dan lain sebagainya.
Dalam pengajaran dengan kasus, dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini (Hamid Hasan: 1996).
a.       Menentukan pokok/sub pokok bahasan
b.      Mengembangkan bahan pelajaran
c.       Mengembangkasn kasus
d.      Merencanakan proses
e.       Melaksanakan penilaian 
4.      Cooperative Learning,
Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam dalam pengajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson, et al; 1994, Hamid Hasan: 1996). Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif antarar anggota kelompok (Slavin; 1983, Stahl; 1994).
5.      VCT-Games PPKN
VCT-Games adalah label dari suatu pendekatan atau dari strategi belajar mengajar untuk pendidikan nilai-moral atau pendidikan efektif. Model VCT (Value Clarificitation Technique) telah berkembang di negara-negara barat.
Bila model VCT-Games digunakan sebagai metode dalam pembelajara PPKN, diharapkan akan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku yang berdasarkan tuntunan moral-nilai Pancasila, sebab Pancasila bukan semata-mata untuk dimengerti, melainkan untuk dihayati dan diamalkan. Aplikasinya dimulai dengan adanya stimulus yang berisi konflik nilai-moral yang membingungkan , yang dapat melabilkan keseimbangan dalam proses kognitif siswa. Kemudian siswa terlibat dalam menyelidiki problema, mendiskusikan problema dalam kelompok kecil/kelas dengan mendapat pola tuntunan dari guru dan akhirnya siswa memutuskan pandangan-pandangannya.  
6.      Metode Ceramah
Menurut Gage dan Berliner seperti dikutip oleh Moedjiyono & Moh. Dimyati menggunakan metode ceramah tergantung kepada kualitas personalia guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru (Moedjjiyono & Moh. Dimyati, 1992: 67).
Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa kecenderungan guru menganggap metode ceramah sebagai metode pembelajan yang paling mudah. Anggapan demikian sebenarnya kurang tepat. Keberhasilan metode ceramah tergantung harapan siswa. Jika siswa menyukai, maka penggunaan metode ceramah akan berfaedah, sebaliknya jika siswa tidak menyukai maka penggunaan metode ceramah akan menemui kegagalan (Ivor K. Davies, 1986: 234-235).
Dengan demikian metode ceramah haruslah dipahami sebagai metode yang tidak mudah, karena jumlah pendengar (siswa) banyak, menyajikan penemuan baru, membangkitkan semangat dan merancang imajinasi, bukanlah pekerjaan mudah. Padahal sering kali metode ceramah yang guru lakukan sebetulnya menarik, berbalik menjadi penyajian yang menjemukan. Empat langkah pemakaian metode ceramah meliputi:
a.       Tahap persiapan ceramah
b.      Tahap awal ceramah
c.       Tahap pengembangan ceramah
d.      Tahap akhir ceramah

I.       Media Pembelajaran PKN MI
Beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Media Realita
Media realita adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realita tidak harus dihadirkan di dalamkelas, namun bisa juga bisa dengan mengajak siswa melihat langsung (observasi) ke lokasinya.
2.      Model
Model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan represntasi atau pengganti dari media yang sesungguhnya.
3.      Gambar (foto)
Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar dan foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terkait oleh keterbatasan bahasa.
4.      Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal, atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif.
5.      Media Proyensi Transparansi OHP
Berbeda dengan media-media visual terdahulu yang tidak memerlukan alat penyaji, transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Media ini terdiri perangkat keras dan perangkat lunak.
6.      Media Audio
Media audio adalah media yang dapat menampilkan bunyi atau suara. Media audiao yang sering digunakan di sekolah-sekolah  di antaranya adalah kaset atau rekaman.
7.      Media Video
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Misalnya, film. Media jenis ini sudah banyak diunakan untuk keperluan pembelajaran.[11]
8.      Media yang Dikembangkan Guru
Selain media-media yang memang sudah tersedia, pembelajaran juga bisa dilakukan dengan menggunakan media yang dikembangkan oleh guru yang bersangkutan. Pengembangan media juga dapat disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan serta kondisi peserta didiknya.

J.      Sumber Pembelajaran PKN SD/MI
Sumber-sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran PKN di SD/MI sangatlah beragam, untuk memberikan gambaran yang lebih rinci selanjutnya diuraikan pengertian dari setiap jenis serta contoh-contoh sumber belajar, sebagai berikut:
1.      Pesan (message) adalah informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Salah satu contohnya yakni, pada mata pelajaran PKN.
2.      Orang-Manusia (People) adalah manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyampai pesan. Contohnya: Guru, Teman, dan lain-lain.
3.      Media Sofware (Materials) yaitu sesuatu yang menyimpan pesan untuk ditransmisikan dengan menggunakan peralatan, kadang-kadang oleh dirinya sendiri (selfdisplaying). Contoh: Transparasi, slide, film, tape record, bahan pengajaran, buku, jurnal, dan lain-lain.
4.      Peralatan Hardware (divide) yaitu sesuatu yang disebut juga hardware yang menstrasmisikan pesan yang tersimpan dalam material (Media). Contoh: OHP, Proyektor, Slide, Video tipe recorder, dan lain-lain.
5.      Teknik-metode (technique) ialah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan (material), peralatan, lingkungan, dan orang yang menstransmisikan pesan. Contoh: pengajaran demngan menggunakan computer, pengajaran terprogram, dan lain-lain.
6.      Lingkungan (setting) yaitu lingkungan sekitar dimana pesan itu diterima. Contoh: lingkungan fisik berupa gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, studio. Sedangkan, lingkungan non fisik berupa penerangan, sirkulasi udara, dan lain-lain.[12]

BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
1.      Pengertian dari strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk selsksi dan mengatur kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan dalam satuan pelajaran.
2.      Pengertian dari metode pembelajaran adalah seperangkat cara, jalan, dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.
3.      Pengertian dari media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan disain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaan.
4.      Pengertian dari sumber belajar adalah segala sumber daya (resources) yang meliputi materi pelajaran, manusia, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
5.      Pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu Pendidikan yang dialogial.
6.      Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan di antaranya adalah mendorong siswa agar dapat berfikir secara kritis, rasional, kreatif, serta mampu berpartisipasi dalam segala kegiatan secara aktif dan bertanggung jawab.
7.      Strategi yang digunakan dalam pembelajaran PKN di SD/MI antara lain strategi membaca buku ajar, mencari informasi, dan mengomentari poster dan gambar.
8.      Metode yang digunakan dalam pembelajaran PKN di SD/MI antara lain pembelajaran terpadu, pemecahan masalah, studi kasus, dan lain sebagainya.
9.      Banyak media yang digunakan dalam pembelajaran PKN di SD/MI salah satunya, yakni media yang dibuat oleh guru.
10.  Banyak sumber  belajar dalam pembelajaran PKN di SD/MI, salah satunya yakni buku ajar.

B.     SARAN
1.      Pembaca
Sebagai seorang pendidik, kita perlu merencanakan strategi, metode, media, serta sumber belajar yang nantinya akan kita gunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan belajar secara optimal.
2.      Penulis
Dengan disusunnya makalah ini, penulis lebih mengatahui tentang materi yang terdapat pada makalah dari berbagai sumber, serta dapat belajar mengenai penulisan makalah yang baik.


[1] Martinis Yamin, 2013, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: Referensi (GP Press Group), hal. 1-3.

[2] Janawi, 2013,  Metodologi dan pendekatan pembelajaran, Yogyakarta: Penerbit Ombak, hal. 66-70.
[3] Musfiqon, Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012), hal. 28.
[4] Ibid, hal. 130.
[5] Ahmad susanto. 2013.  Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, hal. 225.
[6] Ibid, hal. 226.
[7] Ibid, hal. 231-232.
[8] Sihabudin, Strategi Pembelajaran, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2014), hal. 26.
[10] Sihabudin, op.cit hal. 26.
[11] Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 191-197.
[12] Musfiqon, op.cit. hal 130.

Komentar