STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
(Pembelajaran Istima’
dan Pembelajaran Kalam)
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Diajukan untuk mata kuliah
Dosen
Pengampu:
Sulthon Ma’ud, S.ag. M.pd.I
Penyusun
Kelompok
5 PGMI 4D :
Ibnu
Al Alim
(D07216016)
Nina Rohmatul
Fauziyah (D97216069)
Ryan Eka
Rahmawati (D97216077)
PRODI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2018
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan saya rahmatnya serta
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pembelajaran
Bahasa Arab ini dengan sebaik-baiknya.
Saya
ucapkan terimakasih kepada Bapak. Sulthon Ma’ud, S.ag. M.pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran Bahasa Arab yang senantiasa membimbing saya
dalam menebar benih kebaikan dan semoga semua ini menjadi ilmu yang bermanfaat
untuk kedepannya. Aamiin.
Untuk
kritik dan saran akan selalu saya terima sebagai dasar pondasi untuk membangun
kepribadian yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga bermanfaat.
Akhir
kata, Syukron Katsiron.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Surabaya
, 09 Maret 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH ............................................................ 1
B.
RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1
C. TUJUAN
....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB............................... 3
B.
KRITERIA PEMILIHAN STRATEGI
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB ........................................................ 5
C.
STRATEGI PEMBELAJARAN ISTIMA’ .................................................. 7
D.
SRATEGI PEMBELAJARAN KALAM .................................................. 13
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPLAN ............................................................................................. 18
B. SARAN ....................................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pada dasarnya pembelajaran merupakan
upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar, sehingga mereka
dapat memperoleh tujuan dari pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah
diharapkan dan direncanakan. Anak didik memiliki berbagai macam karakter yang
berbeda-beda disetiap individunya, sehingga pembelajaran yang sudah dibuat
memperhatikan perbedaan indivual disetiap anak, dan pembelajaran yang sudah
direncanakan oleh guru atau pendidik lainnya dapat merubah kondisi anak dari
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.
Jika dihubungkan kedalam pembelajaran
bahasa Arab hal ini menjadi masalah yang cukup rumit karena termasuk kedalam
golongan bahasa asing. Kerumitan ini terjadi karena penerapan strategi
pembelajaran yang kurang tepat dan kurang efektif dalam materi bahasa Arab.
Pembelajaran dapat dikatakan efektif
apabila pembelajaran tersebut dapat bermanfaat dan memiliki tujuan bagi peserta
didik agar tercipta suasana yang menyenangkan dan memaksimalkan hasil belajar
mengajar. Pembelajaran tersebut akan efektif apabila pembelajaran tersebut
dapat dirasakan oleh peserta didik apabila memiliki banyak variasi dan sangat
memperngaruhi konsidi belajar pada saat itu. Sehingga peserta didik dapat mudah
dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Apa
pengertian dari Strategi Pembelajaran Bahsa Arab?
2. Strategi
apa yang dignakan dalam melakukan kegiatan pembelajaran istima’?
3. Strategi
apa yang digunakan dalam melakukan kegiatan pembelajaran kalam?
C.
TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat
mengetahui apa pengertian dari Strategi Pembelajaran Bahasa Arab.
2. Dapat
mengetahui startegi apa yang digunakan pada pembelajaran istima’.
3. Dapat
mengetahui strategi apa yang digunakan pada pembelajaran kalam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Strategi
Pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk sampai mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus (yang diinginkan).[1]
Berikut ciri-ciri
strategi pembelajaran:
1.
Wawasan Waktu.
Yaitu waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang diperlukan untuk
mengamati dampaknya.
2. Dampak.
Walaupun hasil akhir
dengan mengikuti strategi tertentu tidak langsung terlihat untuk jangka waktu
lama, dampak akhir akan sangat berarti
3. Pemusatan
upaya, sebuah strategi yang efektif bisanya mengharuskan pemusatan kegiatan,
upaya, atau perhatian terhadap rentang sasaran yang sempit.
4. Pola
keputusan, kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu
harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling
menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang konsisten.
5. Peresapan,
sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari proses
alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu, adanya
konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua
tingkatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan
memperkuat strategi.
Strategi dapat juga diartikan sebagai
suatu susunan atau kaidah-kaidah lainnya mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan tenaga dan waktu serta kemudahan secara optimal. Didalam sebuah
strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang menjamin
sisiwa mencapai tujuan. Strategi pengajaran lebih luas daripada metode atau
teknik pengajaran. Peranan strategi pengajaran lebih penting apabila guru
mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan,
serta minat. [2]
Bahasa dapat dikatakan juga sebagai alat
komunikasi. Dibuktikannya sejak manusia lahir sesungguhnya sudah berusaha untuk
dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Dan dari sana bahasa tercipa tanpa
harus musyawarah terlebih dahulu. Karena setiap masyarakat melahirkan bahasa
untuk berkomunikasi antar sesama mereka, maka lahirlah bahasa-bahasa yang
beraneka ragam sesuai dengan taraf masyarakat, dimana bahasa itu lahir.
Namun demikian para ahli bahasa
mengelompokan bahasa-bahasa di dunia menjadi beberapa rumpun. Bahasa Arab
termasuk dalam rumpun bahasa semit yang menjadi salah satu rumpun dari bahasa
semit-semit atau dalam istilah lain homo semetic atau dalam bahasa Arab
Al-Hamiyal Al-Samiyah. Bahasa Arab adalah kalimat yang disampaikan oleh orang
Arab untuk maksud-maksud mereka. Abdul Alim Ibrahim mengatakan bahwa bahasa
Arab adalah bahasanya orang-orang Arab dan bahasanya orang-orang Islam.[3]
Al-lughah al-arabiyyah hiya al-kalimat
allati yuabbiru biha al-arab an aghradlihim. (Bahasa Arab adalah kata-kata yang
dipergunakan orang Arab untuk mengungkapkan segala tujuan atau maksud mereka).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa pengajaran bahasa Arab adalah proses penyajian dan menyampaian ilmu
pengetahuan oleh guru bahasa Arab atau orang yang memahami bahasa arab yang
disampaikan kepada murid dengan tujuan agar murid memahami serta menguasai
bahasa Arab serta dapat mengembangkannya. Pengajaran bahasa Arab diarahkan
kepada pencapaian tujuan, secara umum tujuan pengajaran bahasa Arab di Indonesia
adalah agar siswa mampu menggunakan bahasa tersebut secara aktif maupun pasif.[4]
B.
KRITERIA
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Sebelum
memilih strategi yang sesuai dalam penerapannya kedalam pembelajaran bahasa
arab, termuat beberapa hal penting dalam pemilihan strategi pembelajaran yang harus
dipilih dan diperhatikan khususnya oleh pengajar dalam proses belajar mengajar
dikelas sehingga dapat tercapai tujuan dalam program pembelajaran tersebut.
Adapun
dalam penilihan strategi pembelajaran bahasa arabsecara umum dapat berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
1.
Tujuan Belajar
Pemilihan strategi yang
pertama yang harus dipilih adalah harus sesuai dengan tujuan belajar yang akan
dicapai oleh peserta didik. Tujuan belajar ini merupakan titik tolak penentuan
strategi yang akan digunakan.
2.
Materi
materi didalam suatu
pembelajaran sangat penting, karena materi juga dapat dikatakan sebagai
cerminan dari suatu sudut
pandang yang tajam
dan inovatif mengenai pengajaran
serta mendemontrasi aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan, dapat juga
dikatakan sebagai sajian dari suatu sumber pokok yang isinya sangat kaya dengan
masalah, mudah dibaca dan bervariasi sesuai dengan minat dari kebutuhan peserta
didik, sumber yang tersusun rapi
dan bermanfaat, menyajikan
metode- metode dan sarana-sarana
pembelajaran untuk memotivasi peserta didik, menjadi penunjang
bagi latihan-latihan dan tugas-tugas
praktis keenam, menyajikan
bahan evaluasi dan remedial.
3.
Peserta Didik
Peserta didik dapat
dikatakan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Dalam menentukan strategi
pembelajaran yang efektif harus bisa mengetahui karakteristik dari peserta
didik sehingga dapat mengembangkan karakter yang lebih baik.
4.
Kondisi
Pendidikan
Kondisi ini dapat
dimaksutkan juga sebagai ke efektifan guru dalam kemampuan untuk memanfaatkan
strategi yang dipilih yang seharusnya strategi tersebut sesuai dengan
krpibadian guru.
5.
Waktu
Waktu yang dimaksut
adalah suatu strategi pembelajaran hendaknya harus sesuai waktu yang ada. Maka
waktu tersebut harus dapat dimanfaatkan seefektif mungkin sehingga kompetensi
dasar pada peserta didik dapat tercapai.
6.
Pemanfaatan
sarana dan prasarana
Disini guru harus mampu
memanfaatkan sarana yang ada dilingkungan sekitar. Sikap kreatif dan inofativ
setidaknya sudah tertanam pada kepribadian seorang pendidik.
7.
Biaya
Biaya juga sebagai
faktor yang arus diperhatikan sebagai penunjang keberhasilan dari strategi yang
diipilih oleh pendidik.
Adapun pemilihan lainnya dalam
menentukan Strategi pembelajaran terdapat beberapa kriteria lainnya secara
khusus, yakni sebagai berikut:
1.
Berorientasi
pada strategi pembelajaran.
Tipe perilaku
apa yang diharapkan dapat dicapai
oleh peserta didik misalnya
peserta didik mampu
berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, maka strategi yang paling dekat dan sesuai adalah
diantaranya khibrat mutsirah, strategi ini untuk memotivasi siswa
mengungkapkan pengalaman yang
pernah dialami atau strategi tamtsiliyah
adalah mengekspresikan dialek bahasa
Arab fusha dengan
fasih sesuai dengan
makhraj dan mengeksplorasi
kemampuan mereka bermain peran.
2. Pilih
teknik pembelajaran sesuai keterampilan
berbahasa untuk bahasa arab keterampilan
yang harus dimiliki adalah
istima’, kalam, qira’ah dan kitabah
yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik.
3. Gunakan media
pembelajaran sebanyak mungkin
memberi rangsangan pada indera peserta didik. Misalnya menggunakan
laboratorium bahasa untuk
pembelajaran istima’ agar
dapat mendengar lansung penutur asli
berbicara dan dapat mencoba mengulang dengan menggunakan
headphone[5].
C.
STRATEGI
PEMBELAJARAN ISTIMA’
Istima’
atau biasa kita sebut sebagai kegiatan menyimak merupakan salah satu
keterampilan bahasa. Istima’
mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah sarana
pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam
tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufradat , bentuk-bentuk jumlah dan tarrakib. Dan dengan istima’ pula kita bisa menguasai
keterampilan-keterampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.
Dalam pembelajarannya istima’ menggunakan
langah-langkah yang dijelaskan sebagai berikut.
Adapun
langkah-langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran istima’ adalah sebagai berikut.
1. Harus
menjelaskan kepada siswa. Dengan pendek kata, guru diharapkan bisa
meminimalisir kesulitan kesulitan siswa dalam memahami teks istima’ dengan cara yang mudah diterima.
2. Siswa
mendiskusikan materi yang telah dibacakan dan diakhiri dengan menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang dimaksud.
3. Menyuruh
siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah diterima dan menyampaikan
ringkasan tersebut secara lisan di hadapan teman-teman di kelas.
4. Mengevaluasi
pencapaian siswa dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam
serta dekat dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga bisa dipakai untuk
mengukur tingkat kemajuan siswa.
Beberapa
petunjuk umum dalam pembelajaran istima’ yang harus diperhatikan oleh seorang
guru, yaitu sebagaimana berikut.
1.
Contoh.
Hendaknya guru menjadi
contoh sosok yang baik istima’nya.
2. Perencanaan
pelajaran. Hendaknya guru membuat perencanaan pembelajaran istima’ dengan baik.
3. Penyajian
pelajaran. Hendaknya guru menyajikan pelajaran dengan baik, misalnya dalam
situasi yang menyenangkan atau dengan menggunakan alat pengeras suara, radio,
tape atau alat lainnya.
4. Variatif
dalam berkomunikasi . Artinya, tidak hanya terbatas antara guru dengan siswa
saja, bisa jadi antar siswa.
5. Kejelasan
keterampilan istima’ yang hendak
dicapai.
6. Memperhatikan
kondisisiswa. Guru membedakan siswa yang sama sekali belum pernah berbahasa
Arab dengan siswa yang sudah pernah, walaupun hanya dengan membaca tapi belum
pernah berkomunikasi langsung dengan orang yang berbicara Arab
7. Ucapannya
jelas.
8. Irama
dan intonasi ketika berhenti. Guru membedakan antara bagaimana menyampaikan
materi denga ketika dalam situasi sesungguhnya,
9. Mengembangkan
kemampuan memperhatikan.
10. Mengulang-ulang
(tidak membatasi pengulangan)
11. Menyenangkan.
Guru berusaha mengkondisikan siswa mengikuti pelajaran istima’ dengan senang.
Berikut
ini akan dikemukakan beberapa contoh teknik dan strategi pembelajaran serta
kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh guru untuk latihan dalam
pembelajaran keterampilan istima’ :
a. Guru memilih percakapan yang sesuai dengan
tingkat kebahasan dan jenjang siswa serta yang bisa menarik perhatian mereka
dan menyenangkan mereka kemudian dibacakan atau diceriatakn kepada mereka,
setelah siswa selesai mendengarkan dengan baik kemudian diajukan beberapa
pertanyaan yang memuat inti cerita atau pikiran pokoknya.
b. Guru menyampaikan cerita yang cocok dan mudah
bagi siswa, setelah itu secara bergantian mereka diminta menceritakan ulang
dengan berbahasa siswa tanpa memperketat penggunaan bahasa yang benar.
c. Guru melatih seorang siswa untuk mendengarkan
cerita pendek di luar kelas, bisa dengan memberi tugas siswa untuk mendengarkan
cerita dari kaset kemudian melatih dia untuk menceritakan ulang, setelah itu
diminta untuk menyampaikan cerita itu kepada teman-temannya di dalam kelas.
Setelah itu guru melangsungkan kegiatan pembelajaran yang berisi cerita yang
didengar, seperti dengan mendiskusikan sebagian kejadian-kejadian yang terdapat
dalam cerita, atau menjawab beberapa pertanyaan.
d. Bisa juga guru memberi beberapa perintah
dengan satu kali ucapan tanpa diulang lagi di dalam kelas, kemudian meminta
sebagian siswa untuk mengulangi perintah yang telah disampaikan guru secara
lisan, sedang siswa yang lain diminta untuk mengerjakannya.
Contoh
:
e. Guru juga bisa mengajar istima’ dengan bermain peran (roll playing). Contoh, dengan
mengadakan penampilan dua siswa yang satu berperan sebagai tamu yang ingin
berbicara dengan salah satu temannya di dalam kelas, sedang yang lain
memerankan seorang guru. Kemudian tamu itu menjelaskan perihal temannya yang
dicari dengan mengutamakan ciri-cirinya. Ketika salah satu orang siswa ada yang
bisa menebak siswa yang dicari sebelum guru tahu maka dia mengambil perannya di
dalam permainan ini
f. Guru menyampaikan pesan penting kepada para
siswa, dengan cara membisikkan kepada satu siswa untuk disampaikan kepada teman
sampingnya dan begitu seterusnya sampai siswa di urutan terakhir, kemudian guru
mengulangi dengan suara keras. Cara ini untuk melatih siswa mendengar dan sekaligus
menyampaikan apa yang di dengar kepada orang lain di dekatnya.
Contoh : guru
mengucapkan kata-kata atau kalimat berikut ini.
g. Guru membacakan salah satu tema bacaan pendek
dan mudah, setelah itu guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar isi bacaan
yang harus dijawab oleh siswa secara lisan tanpa membetulkan jika jawaban
salah. Kemudian guru mengulangi bacaannya tentang tema awal agar siswa
mengingat kembali jawaban mereka dan bisa mengoreksinya sendiri.
h. Guru menyampaiakn satu kata atau dua kata yang
tidak cocok dalam sebuah kalimat atau dalam beberapa kalimat, kemudian
dilanjutkan dengan bertanya kepada sisa tentang komentar atau pendapat mereka
mengenai materi yang telah mereka dengar.
i. Guru bisa memberi latihan istima’ dengan
memperbanyak pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang menuntut jawaban panjang.
j. Guru bisa denga menampilkan perakapan tentang
situasi tertentu, hikayat, anekdot, lagu-lagu, musik dan lain-lainnya, yang
bisa menumbuhkan keterampilan istima’.
Inilah
beberapa contoh pembelajaran istima’ yang bisa diterapkan di kelas yang
tentunya dalam prakteknya guru harus memilih strategi yang cocok dengan
karakteristik dan tingkat kemampuan siswa. Karena tidak semua strategi bisa
diterapkan untuk semua situasi dan kondisi proses pembelajaran.[6]
Dan
yang terpenting, hendaknya guru mengkondisikan siswa untuk bisa senatiasa
konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Istima’ al-ma’lumat aw
al-akhbar. Peserta didik dapat melatih pendengaran lewat kebiasaan mendengar
berbagai berita dan informasi yang disajikan lewat media elektronik. Dari
sajian latihan pendengaran model ini, maka peserta didik terbiasa memahami gaya
bahasa yang digunakan dan model komunikasi yang dilakukan oleh native speaker.
Strategi ini tujuannya adalah agar peserta konsentrasinya akan terfokus untuk
tetap utuh dalam waktu yang cukup lama.[7]
Contoh permainan :
1. Roll
Playing.
Guru juga bisa mengajar
istima’ dengan bermain peran (roll playing). Contoh, dengan mengadakan
penampilan dua siswa yang satu berperan sebagai tamu yang ingin berbicara
dengan salah satu temannya di dalam kelas, sedang yang lain memerankan seorang
guru. Kemudian tamu itu menjelaskan perihal temannya yang dicarai dengan
mengutamakan ciri-cirinya. Ketika salah satu orang siswa ada yang bisa menebak
siswa yang dicari sebelum guru tahu maka dia mengambil perannya di dalam
permainan ini.
2. Berbisik.
Guru menyampaikan pesan
penting kepada para siswa, dengan cara membisikkan kepada satu siswa untuk
disampaikan kepada teman sampingnya dan begitu seterusnya sampai siswa di
urutan terakhir, kemudian guru mengulangi dengan suara keras. Cara ini untuk
melatih siswa mendengar dan sekaligus menyampaikan apa yang di dengar kepada
orang lain di dekatnya.
3. Pertanyaan
kecil.
Guru membacakan salah
satu tema bacaan pendek dan mudah, setelah itu guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan seputar isi bacaan yang harus dijawab oleh siswa secara
lisan tanpa membetulkan jika jawaban salah. Kemudian guru mengulangi bacaannya
tentang tema awal agar siswa mengingat kembali jawaban mereka dan bisa
mengoreksinya sendiri.
4. Berbagi
Komentar.
Guru menyampaikan satu
kata atau dua kata yang tidak cocok dalam sebuah kalimat atau dalam beberapa
kalimat, kemudian dilanjutkan dengan bertanya kepada sisa tentang komentar atau
pendapat mereka mengenai materi yang telah mereka dengar.
5. Questioning.
Guru bisa memberi
latihan istima’ dengan memperbanyak pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang
menuntut jawaban panjang.
6. Guru
bisa dengan menampilkan percakapan tentang situasi tertentu, hikayat, anekdot,
lagu-lagu, musik dan lain-lainnya, yang bisa menumbuhkan keterampilan istima’.
Inilah
beberapa contoh pembelajaran istima’ yang bisa diterapkan di kelas yang
tentunya dalam prakteknya guru harus memilih strategi yang cocock dengn
karakteristik dan tingkat kemampuan siswa. Karena tidak semua strategi bisa
diterapkan untuk semua situasi dan kondisi proses pembelajran. Dan yang
terpenting, hendaknya guru mengkondisikan siswa untuk bisa senatiasa
konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
D.
STRATEGI
PEMBELAJARAN KALAM
Kemampuan
untuk menyusun kata-kata yang baik dan jelas mempunyai dampak yang besar dalam
kehidupan manusia. Baik untuk mengungkapkan pikiran-pikirannya atau memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
Berbicara dengan bahasa asing merupakan keterampilan dasar yang
menajdi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bisacara
adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Adapun langkah-langkah
yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran kalam adalah sebagai
berikut.
1.
Bagi pembelajar mubtadi’ (pemula).
a. Guru
mulai melatih berbicara dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa.
b. Pada
saat bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat
dan mengungkapkan pikiran.
c. Guru
mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh siswa sehingga berakhir
membentuk sebuah tema yang sempurna.
d. Guru
bisa menyuruh siswa menajwa latihan-latihan syafawiyah, menghafal percakapan
atau menajwab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang telah siswa
baca.
2. Bagi
pembelajar mutawasith (lanjutan).
a. Belajar
dengan bermian peran.
b. Berdiskusi
tentng tema tertentu.
c. Bercerita
tentang pertistiwa yang terjadi pada siswa.
d. Bercerita
tentang informasi yang telah didengar dari televisi, radio, atau lainnya.
3. Bagi
pembelajar mutaqaddim (tingkat atas).
a. Guru
memilih tema untuk berlatih kalam.
b. Tema
yang dipilih hendaknya menarik dan berhubungan dengan kehidupan sisiwa.
c. Tema
harus jelas dan terbatas.
d. Mempersilahkan
siswa memilih dua tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang
dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.[8]
Secara
umum langkah-langkah yang mendasar yang biasa digunakan guru dalam pembelajaran
kalam adalah sebagai berikut:
1.
Guru mulai
melatih bicara dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
siswa.
2.
Pada saat yang
bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan
mengungkapkan pikiran.
3.
Guru mengurutkan
pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh siswa sehingga berakhir membentuk
sebuah tema yang sempurna.
4.
Guru bisa
menyuruh siswa menghafalkan percakapan atau menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan isi teks yang telah dibaca siswa.[9]
Di
bawah ini contoh teknik dan strategi pembelajaran keterampilan kalam yang bisa
dipraktikkan oleh guru:
1. Guru
memulai pelajaran dengan mengucapkan beberapa nama benda yang ada di dalam
kelas dan meminta para siswa untuk menirukannya, kemudian guru bisa melanjutkan
dengan mengaitkan nama-nama tadi dengan situasi kelas, seperti mengucapkan kata
Kemudian dikaitkan
dengan kata lain seperti :
Semua kata-kata di atas
berkaitan dengan segala hal yang terdapat di sekitar kelas, kata-kata ini
diajarkan di sela-sela aktifitas sederhana mencari buku, kapur tulis, kemudian
membicarakan tentang tempat yang disana terdapat kotak, almari, rak buku dan
lain-lain sebagaimana.
2. Jika
sudah mungkin untuk dikembangkan maka guru bisa melanjutkan dengan cerita yang
menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, atau menampilkan cerita
bergambar yang mengandung alur percakapan.
3. Begitu
seterusnya dan latihan kalam terus
berkembang dengan berbagai situasi dengan mengaitkan nama-nama benda dengan
peristiwa-peristiwa secara langsung, oleh sebab itu bisa juga dengan
menggunakan gambar, lukisan, peta yang ada di dinding kelas kemudian guru merancang
pertanyaan-pertanyaan dan meminta siswa menjawabnya, atau meminta siswa
menjelaskan hal-hal itu atau menceritakkannya, atau siswa diminta untuk memilh
gambar atau lukisan dan disuruh menceritakannya atau menjelasknnya, seperti
bercerita tentang pohon besar yang terdapat dalam gambar, atau keruwetan
kendaraan, atau anak yang menyebrang jalan atau menceritakan tempat-tempat
seperti tentang termibal, stasiun kereta api, waung, aptek, rumah sakit, kebun
binatang, pantai dan lain sebagainya.
Contoh penggunaan al-as’ilah wa al-ajwibah (tanya – jawab
) dalam pembelajaran kalam sebagai berikut:
1. Al-as’ilah
wa al-ajwibah juga bisa diambil dari materi qiraah. Guru memilih materi qiraah
yang sederhanadan sudah dipelajari untuk dijadikan tema percakapan. Setelah itu
guru membacakan teks atau guru membagikan cerita pendekdi depan siswa,
menjelaskan kata-kata sulit, serta guru mengulang bacannya sekiranya siswa
paham isi cerita kemudian guru
mengajukan beberapa pertanyaan seputarr isi cerita seghingga terjadi tanya
jawab antara guru dengan siswa.[10]
2. Tanya
– jawab.
Tanya-jawab
dimulai dari guru bertaya dan siswa menjawab, kemudain sekelompok siswa dan
dijawab oleh sekelompok siswa lain, dilanjutkan dengan jawaban siswa yang lain.
Hingga semua siswa pernah bertanya dan menjawab.
Setelah
memperoleh kemampuan untuk mengucapkan dan memahami kalimat maka bisa
dilanjutkan dengan latihan model tanya-jawab berurutan. Dimulai dari seseorang
siswa bertanya dan teman sampingnya menjawab, dilanjutkan dia yang bertanya dan
djawab oleh teman sampingnya lagi, begitu seterusnya siswa urutan terakhir.
Strategi ini mendorong siswa berlomba-lomba untuk menunjukkan dialah yang
paling banyak dan bisa menyusun, menyampaikan, dan berbicara dengan kalimat
yang telah dibuatnya.
Penggunaan
tanya jawab juga bisa dimulaiguru bertanya dan dijawab oleh seorang siswa,
kemudian guru meminta siswa yang lain mengulangi jawaban terlebih dahulu jika
terjadi kesalahan jawaban dari siswa. Guru mengkondidiksn siswa, kemudian
membagi siswa ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sedang kelompok kedua yang menjawabnya, suatu ketika
ganti kelompok dua mengajukan pertanyaan dan kelompok pertama memberikan
jawaban. Diakhir latihan guru meminta sebagian siswa untuk menyampiakan ringkasan isi dari tanya jawab yang telah
berlangsung.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Strategi Pembelajaran secara umum dapat
diartikan sebagai upaya yang dapat
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk sampai mencapai tujuan
tertentu. Sebelum guru menentukan strategi apa yang akan diterapkan didalam
proses belajar mengajar, guru/pendidik harus mengetahui beberapa point penting yang
harus menjadi landasan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.
Materi
umum dan menjadi materi terpenting dalam pembelajaran bahasa arab adalah salah
satunya berkenaan dengan materi istima’ dan kalam. Kedua materi ini sangat
penting dan memiliki tujuan agar peserta didik dapat lebih mudah dalam
menguasai tatanan dalam berbahasa inggris.
Beberapa
diantaranya sudah termuat beberapa strategi yang efektif dalam penyampaian
materi kalam dan istima’ agar siswa dapat merasakan inovasi baru dalam belajar.
B. SARAN
Sebagai
seorang pendidik yang berkualitas dan inovatif, sebelum memberikan pembelajaran
kepada peserta didik, hendaknya telah siap dalam merancang berbagai macam
startegi yang sesuai untuk diberikan kepada peserta didik dalam merai tujuan
yang sudah direncanakan. Hal itu sangat berguna bagi kualitas dan perubahan
sikap lebih baik yang dimiliki disetiap individunya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan orang yang
mendengarkannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan, maka dari itu penulis akan menerima kritikan-kritikan atau
saran-saran para pembaca maupun pendengar demi kesempurnaan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anshor,
Ahmad Muhtadi. 2009. Pengajaran Bahasa
Arab Media dan Metodenya. Yogyakarta.
Bisri,
Mustoofa, Abdul Hamid. Metode dan
Strategi Pembelajran Bahasa Arab. Malang: UIN Maliki Press.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Mu’in,
Abd HS. 2015. Analisis Kontrasif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Pekalongan: CV
Duta Media.
Muna, Wa. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta:
Teras.
Nasional,
Departemen Pendidikan. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. cet. ke-1.
Yusraini.
2012. “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab dan Implikasinya Terhadap Efektivitas
Pembelajaran Bahasa Arab” Media Akademika.
[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (cet.
ke-1; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008 ), h. 1340.
[2] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011 ), h.
18-19.
[3] Abd Mu’in HS, Analisis Kontrasif Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia, (Pekalongan: CV Duta Media, 2015), h.18-19.
[4] Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metodenya,
(Yogyakarta: 2009), h.6-7.
[5] Yusraini, “Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab dan Implikasinya Terhadap Efektivitas Pembelajaran Bahasa Arab”
Media Akademika, No. 3, 2012, h. 392-395.
[6] Bisri Mustoofa, Abdul Hamid,
Metode dan Strategi Pembelajran Bahasa Arab, (Malang: UIN Maliki Press), h.
83-88.
[7] Yusraini, op. Cit., h. 396-397.
[8] Mustoofa Bisri, Abdul Hamid, op.
cit., h. 88-99.
[9] Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta:Teras,2011), h.
120.
[10] Yusraini, Op. Cit.,h. 397.
Komentar
Posting Komentar